Senin, 26 Juni 2017

PERTEMUAN DENGAN TANTE KESEPIAN BIKIN AKU KETAGIHAN

PERTEMUAN DENGAN TANTE KESEPIAN BIKIN AKU KETAGIHAN Perjumpaan namaku Rendi. Dalam narasi keduaku sesudah narasi kak Linda, saya ingin sharing kembali pengalamanku. Bila belum juga membaca, saya ingin mengenalkan jati diriku. Saya tinggal dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm serta berat tubuhku 52 kg. Saya sekarang ini kuliah disalah satu kampus terkenal di Jateng. Sekarang ini saya ingin segera narasi pengalamanku waktu saya masih tetap duduk kelas 1 SMP namun saya masih tetap ingat benar ceritanya. 

PERTEMUAN DENGAN TANTE KESEPIAN BIKIN AKU KETAGIHAN

Waktu saya lulus di SD saya memperoleh nilai yang begitu memuaskan. Seperti janji ayahku bila nilaiku baik saya juga akan di kirim diluar kota yang pendidikannya tambah baik. Di sana saya dititipkan di rumah pamanku, om Hari. Dia orang yang begitu kaya raya. Tempat tinggalnya begitu megah namun terdapat disebuah desa tepi kota. Tempat tinggalnya ada dua lantai serta diperlengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya begitu repot, dia memiliki istri yang begitu cantik namanya Tante Reni, berwajah serupa dengan Amara. Dia memiliki anak yang masih tetap kecil. Tante Reni rajin menjaga badannya, walapun dia telah memiliki satu anak badannya tetaplah padat diisi didukung dengan payudara yang begitu montok kurang lebih 34B. Hal tersebut yang membuatku tertarik juga akan keindahan dan anugrah dari seseorang wanita. 


Sesampainya di rumah Om Hari. Saya masuk pintu tempat tinggal yang besar. Di sana saya diterima oleh Om Hari serta istrinya. Om Hari menjabat tanganku sedang Tante menciumku. Saya agak sungkan dengan perlakuan sesuai sama itu. Pembantu di sana diminta membawakan tasku serta mengantarkan hingga di kamarku. Saya memperoleh kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku di rumah. Kemudian saya berkeliling-keliling tempat tinggal lihat kolam renang dan pernah lihat kamar mandi yang tidak terbayang olehku. Di sana ada tempat bersihkan tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, serta dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan membuat 1/4 lingkaran (sorry saya tidak tahu namanya). Tempat itu tetap dalam satu ruang tanpa ada penyekat. 


Sore hari, saya duduk di pinggir kolam. Om Hari datang menghampiriku dia katakan ingin pergi keluar kota. Dia juga minta maaf tidak dapat temaniku. Kami juga mengantarkan hingga pagar tempat tinggal. Kemudian saya kembali duduk nikmati situasi kolam renang. Tiba tiba dari belakang keluar sosok yang begitu menarik. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku. 


“Ren kamu sukai tidak ama tempat tinggal ini”“Suka banget Tante, sepertinya saya betah banget dengan tempat tinggal ini setiap sore dapat renang”“Kamu sukai renang, yuk kita renang bareng, cocok saat ini hawa begitu panas” 


Wahhh kebetulan saya dapat renang ama Tante yang bahenol. Saat berjumpa pertama kalinya saya hanya dapat memikirkan bentuk badannya saat renang dengan balutan swimsuit. Namun saat dia berdiri. Dia buka piyamanya. Kontan saya tersedak saat dia cuma menggunakan Bikini yang begitu sexy dengan warna yang coklat muda. Jenis bawahannya G-String. 


“Huhuukkk… Aduh Tante saya sangka Tante ingin telanjang”“Enak saja bila kamu, Om katakan kamu sukai bercanda”“Tante tidak malu diliatin ama satpam Tante, Tante pakai bikini seperti ini”“Ihh ini telah umum Tante pakai bikini terkadang ada orang kampung ngintip Tante”“Benar Tante… Namun sayang saya lupa bawa celana renang”“Ah… Tidak apa apa pakai saja dahulu celana dalam kamu. Kelak saya suruh bi’ Imah suruh beli untuk kamu, yuk nyebur…” selekasnya Tante menyeburkan dianya. Dengan malu malu saya buka bajuku namun belum juga buka celana. Saya malu ama Tante. Lantas dia naik dari kolam. Dia memdekatiku 


“Ayo cepet… Malu ya ama Tante tidak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama juga dengan kakak perempuan kamu. ” 


Saat dia mendekatiku tampak terang putingnya menonjol keluar. Maklum tidak ada bikini pakai busa. Saya melirik sisi payudaranya. Dia cuma tersenyum.


Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante.


Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.


“Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih”


Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.


“Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya payudara Tante.


“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”


Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Crot crot…


Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.


“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”


Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali.


“Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”“Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”“Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu.”


Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake cd model g-string.


“Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.“Sudah nggak malu ya…, anu Ren aku mau minta tolong”“Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri”Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.“Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”


Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba.


“Mau nggak…?“Mau Tante.”


Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku


“Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”


Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.


“Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng”


Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.


“Ren berhenti sebentar”


Akupun berhenti lalu dia mencopot cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.


“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.”


Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.


“Ren terus remas… Uhuhh remes yang kuat”“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina.


Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya.


“Ren pijatanmu enak banget… Terus…”


Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.


“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”“Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi”


Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.


“Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.


Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.


“Sudah ganti sana cd ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih amatir” dia menggodaku.


Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.

Related Posts

PERTEMUAN DENGAN TANTE KESEPIAN BIKIN AKU KETAGIHAN
4/ 5
Oleh