tante juga mau digituin geliii doong sayaang Yeni ditugaskan jadi pimpinan unit satu bank BUMD di satu kabupaten. karenanya jadi ia mesti berpisah dengan suaminya yang bekerja jadi dosen serta entrepreneur di kota. Yeni menyewa satu kamar paviliun yang ditempati oleh seseorang wanita tua yang anak- anaknya pada ke kota semuanya. Pada hari pertama ia bertugas, banyak kesan yang bisa di terimanya dari beberapa bawahannya di kantor. Yeni pulang pergi ke kantor senantiasa menumpang bendi (delman) yang dipunyai oleh tetangganya yang bernama Udin, kebetulan Udin sudah kenal baik dengan Mak Minah yang memiliki tempat tinggal yang dihuni Yeni. Udin seseorang duda yang berusia lebih kurang 45 th., cerai serta tidak mempunyai anak. Jarak tempat tinggal Udin serta Yeni memanglah jauh sebab di desa itu pada tempat tinggal dibatasi oleh kebun kelapa. Karna terus-terusan mengantar jemput Yeni,
jadi dengan makin lama ada perasaan sukai Udin pada Yeni tetapi semua hasrat itu di buang jauh-jauh oleh Udin karna ia paham Yeni sudah memiliki suami serta tiap-tiap minggu suami Yeni senantiasa datang, tingkah suami istri itu senantiasa buat Udin tidak enak hati, tetapi ia mesti pasrah bagaimanapun jadi suami istri layaklah mereka berkumpul serta bermesraan untuk isi waktu kebersamaan. Udin sehari-hari senantiasa lihat sosok keelokan badan Yeni namun bagaimana langkahnya menaklukannya, tengah birahinya senantiasa minta dituntaskan waktu dengan Yeni di atas bendinya. Lalu timbullah fikiran licik Udin dengan memohon pertolongan seseorang dukun, ia berkemauan supaya Yeni ingin dengannya. Atas pertolongan dukun itu, Udin terasa senang serta awalilah ia coba pelet pemberian dukunnya. Siang waktu Yeni menumpang bendi, Udin lihat paha Yeni yang putih mulus itu, peristiwa itu buat birahi Udin naik serta kejantanannya berdiri waktu itu ia kenakan celana katun yang longgar hingga kejantanannya yang menonjol tampak oleh Yeni, Udin malu serta berupaya buang muka, tengah Yeni terasa tidak enak hati serta menutupkan pahanya, berwajah bersemu merah ia rasakan kalau batang kemaluan Udin itu memanglah besar serta panjang tidak seperti punya suaminya. Ia paham tentu bila bercinta dengan Udin akan memberi anak baginya dan kenikmatan yang jauh berlainan waktu bercinta dengan suaminya, memanglah waktu belakangan ini frekuensi jalinan sex dengan suaminya agak menyusut serta suaminya cepat usai, sudah 2 th. menikah belumlah ada sinyal tanda ia hamil ini makin buat ia uring-uringan serta kenikmatan yang dia berharap dari suaminya tidak bisa Yeni nikmati. Tengah bila ia lihat sosok Udin tidak sepadan dengannya karna status sosial serta intelektualnya jauh di bawah suaminya ditambah face-nya yg tidak masuk katagorinya di lebih sekali lagi kehidupan Udin yang bergelimang dengan kuda terkadang membuatnya jijik, tetapi semuanya dibiarkannya karna Yeni perlu pertolongan Udin mengantar jemput, ditambah Udin memanglah baik terhadapnya. Bila diliat sosok Yeni, ia seseorang wanita karir berumur 27 th. serta ia sudah bekerja di bank itu lebih kurang 4 th., ia menikah dengan Beni, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih serta mempunyai dada 34B hingga buat beberapa lelaki menginginkan dekat dengannya serta menjamah payudaranya yang montok serta seksi. Dengan bekal pelet yang didapatkan gurunya, Udin mendatangi tempat tinggal Yeni. Malam itu gerimis serta Udin mengetuk pintu tempat tinggal Yeni. Kebetulan yang membukakan pintu yaitu Yeni yang waktu itu tengah membaca majalah. “Eee.. Bang Udin tumben ada apa Bang? ” bertanya Yeni. “Ooo.. saya menginginkan nonton acara bola sebab saya tidak miliki tv apa bisa Bu Yeni? ” jawab Udin. “Ooo.. bisa.. masuklah.. Bang.. segera saja ke ruangan tengah, tv disitu.. ” Yeni menjelaskan sembari ia tutup pintu. Di luar hujan mulai lebat. “Sebentar ya Bang? ” Yeni ke belakang, membikinkan minum untuk Udin. Udin duduk diruangan itu sembari lihat tv. Tidak berapakah lama Yeni keluar membawa nampan diisi satu gelas air serta makanan kecil, l jongkok ia mempersilakan Udin minum. Waktu itu Udin pernah tampak belahan dada Yeni yang mulus hingga Udin berdesir dadanya karna kemulusan kulit dada Yeni. Sembari minum Udin bertanya, “Mak Minah mana Bu, kok sepi saja? ” “Ooo Mak Minah telah tidur, ” jawab Yeni. “Bagaimana beritanya Bang? ” Yeni buka perbincangan. “Baik-baik saja, ” jawab Udin sembari melafalkan mantera peletnya. Sembari melihat Udin berkali-kali coba manteranya, waktu itu Yeni tengah asik membaca majalah. Terasa manteranya sudah tentang tujuan, Udin berupaya mengajak Yeni bicara mengenai rumah tangga Yeni serta suaminya, diselingi ngomong jorok untuk buat Yeni terangsang. Bu, telah berapakah lama Ibu kawin serta mengapa belum juga hamil? ” bertanya Udin. “Lho malu saya Bang, soalnya suami saya repot serta saya juga repot bekerja bagaimana kami ingin terkait serta suami saya senantiasa egois dalam bercinta. ” jawab Yeni menerangkan. “Oh demikian? bagaimana bila suami ibu tidak sering datang serta ibu perlu keintiman? ” bertanya Udin. “Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu waktu rahasia kamar ingin saya omongin ama Abang? ” jawab Yeni. “Bu Yeni, saya tau Ibu tentu kesepian serta perlu kehangatan lebih-lebih waktu hujan serta dingin sekarang ini apa Ibu tidak mau cobanya? ” Udin berkata dengan suara terangsang. “Haa.. dengan siapa? ” jawab Yeni, “Sedang Beni suamiku di kota, ” imbuhnya. “Dengan saya.. ” jawab Udin. “Haa hilang ingatan! waktu saya selingkuh? ” Yeni menjelaskan sembari mengeser duduknya. Udin terasa percaya Yeni tidak menampik bila ia memegang tangannya. “Jangan lah Bang, kelak diliat Mak Minah. ” Yeni mengeser duduknya. “Oooh.. Mak Minah telah tidur namun..? ” jawab Udin memegang tangan Yeni serta coba memeluk badan mulus itu. Sembari coba melepas diri dari Udin Yeni beranjak ke kamar, ia memanglah berupaya menampik tetapi dampak dari pelet Udin barusan sudah mengundang birahinya. Ia biarlah Udin turut ke kamarnya. Waktu ada di kamar, Yeni cuma duduk di pingir ranjangnya serta Udin berupaya menghidupkan nafsu Yeni dengan meraba dada serta menciumi bibir Yeni dengan rakus seperti ia sudah lama tidak rasakan kehangatan badan wanita. Udin berupaya meremas dada Yeni serta buka blous tidur itu dengan terburu-buru, ia tidak sabar menginginkan menyelesaikan birahinya sampai kini. Sesaat mulutnya tidak puas- puasnya selalu menjelajahi leher tahap Yeni turun ke dada yang masih tetap tertutupi BH pink itu. Sesaat Yeni cuma pasrah pada perbuatan Udin, ia cuma nikmati waktu birahinya menginginkan dituntaskan. Lalu tangan Udin buka tali pengikat BH itu dari belakang serta terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yang putingnya sudah memerah karna remasan tangan Udin. Dengan mulutnya, Udin menjilat serta mengigit puting susu itu sesaat tangan Udin berupaya buka CD Yeni serta mengorek isi goa terlarang itu. Udinpun sudah telanjang bulat lantas ia memohon Yeni untuk mengulum batang kemaluannya, Yeni menampik karna batang kejantanan Udin panjang, besar serta baunya buat Yeni jijik. Dengan paksa Udin memasukan batang kejantanannya ke mulut Yeni dengan sangat terpaksa batang kejantanan itu masuk serta Yeni menjilatnya sembari memainkan lidah di ujung meriam Udin. Udinpun tidak ketinggal dengan langkahnya ia memainkan lidahnya di liang kewanitaan Yeni, lebih- lebih waktu ia temukan daging kecil di belahan liang kewanitaan itu serta dijilatinya dengan tekun hingga akhirnaya sesudah berualng-ulang Yeni klimaks serta menyemburkan air maninya ke mulut Udin. Waktu kurang lebih 20 menit
Udinpun memuncratkan maninya ke mulut Yeni dan sempat tertelan oleh Yeni. Kemudian Udin mengganti posisi berhadap-hadapan, Yeni ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Yeni dengan menekuk tungkai Yeni ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Yeni kedua kalinya Udinpun meremas payudara Yeni dan mengorek isi liang kewanitaan Yeni yang telah memerah itu, lalu Yeni kembali dapat dinaikkan nafsunya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi. Bagi Udin inilah saat-saat yang di tunggu- tunggunya, paha ya ng telah terbuka itu ia masukkan batang kejantanannya dengan hati-hati takut akan menyakiti liang kewanitaan Yeni yang kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya batang kejantanannya dapat masuk dengan pelan dan ini sempat membuat Yeni kesakitan. “Ouu.. jangan keras- keras Bang, ntar berdarah,” kata Yeni. “Sebentar ya.. Yen sedikit lagi,” kata Udin sambil mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam liang kewanitaan sempit itu. Dengan kesakitan Yeni hanya membiarkan aksi Udin itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Udin supaya Yeni tidak kesakitan. “Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Yeni dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Udin menyemburkan air kenikmatannya dalam liang kewanitaan Yeni sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Yeni hingga pagi. Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan membuat Yeni serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tidak kuat dan energinya terkuras oleh Udin malam itu. Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Yeni telah berada dibawah pengaruh pelet Udin dan saat suaminya datang Yeni pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tidak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Udin yang memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya. Yenipun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Yeni memasang jadwal dengan suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Udin tahu benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dengan Yeni sedang dengan suaminya Yeni hanya sekali 20 hari dan tidak rutin. Akhirnya anak Yeni lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Yeni pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tidak ada kemiripan anaknya denagn Beni yang ada hanya mirip Udin. Sejak Yeni berada di kota, secara sembunyi- sembunyi Udin menyempatkan diri untuk berkencan dengan Yeni karena Yeni sudah tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Udin.
^.^ Looking for sexy local singles ? TRY FREE
Akhir pekan ini aku uring-uringan banget, abis Beby pacarku 3 bulan terakhir ini, kayanya ada gejala menjauhi aku… beberapa kali kupergoki jalan sama Teddy anak arsitek itu… en beberapa kali kutelpon selalu maminya bilang kaga’ ada, malah tante Ira mami si Beby bilang,
“Udah, kalo mau main dateng aja…ntar juga pulang, tungguin aja Bon…” kata tante Ira lembut.
Nggak tau Jack… malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira… biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku…
“Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…” sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja…
“Bonny… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre… beberapa kali kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF… tentu saja waktu nggak ada tante Ira. Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu… busyyyeett.. tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal kelihatan bayangannya kalo doi pake… agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.
“Kamu kenapa siih… kaya orang kedinginan…” tegurnya melihatku yang salah tingkah.
“Iya tante ACnya dingin banget…” jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin sekali.
“Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon…? lumayan buat anget-anget…” Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant. body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
“Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh…” kata tante Ira sebelum kita toast…. kuteguk setengah gelas sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya sampagne itu tandas… kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu… sampai beberapa kali.
“Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Ira.
“Iya tante apalagi deket tante… jadi hangat…” Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
“Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…? kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…” kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.
“aduuhhh… kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak… jadi bikin korsleting…” jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar… uuiihhh… buah dada tante irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku… entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.
“kamu nakal Bonny… harus diajar sopan…” desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku.
“Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?” celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow… alamak… berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu…
“Mmmm… mantap sekali Bonn… tante suka yang macam begini…” sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
“Iiiihh… keras banget Bon… gede lagi… tante jadi ngeri dehh… mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.
“Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.
“Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya.
Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek… segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.
“Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….” tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.
“Eiiihhh…! yaaa… Bonny… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu… Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku…
“Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn… sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan… Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang…
“Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!! ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol…
“Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan… bocah ganteng…” bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme…
“Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
“Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra… matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Ira menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi… serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
“Boonny… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya… tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini…” bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku… batang kemaluanku
dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa… bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.
“Si bontotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante Ira.
“Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku
“Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean…” sahut tante Ira sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira… ketika batang kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar… kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Ira… pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih… besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari… gerakan pinggul tante Ira makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack… kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
“Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!” kembali volume suara tante Ira meninggi… dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah pinggulku… sekali, dua kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku…
“Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo… my God..! Booonnny..! tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira menegang… bibirnya gemetar… giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku… Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh…
“Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.
“Terus..kan.. jangan hhh…berhenti…hh..hh Bon… ganti..an tante di..di bawahh… gilaa lemesss bangeth..hh..hhh” bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku… kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet…
“Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan suara lirih tapi nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira…
“Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku setengah-setengah… akupun meningkatkan speed dan power
“Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat… lagi Boon…” walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
“Aaaihh..! gilaa… hhhooo… sss… ayyyoo Booonn… lebih dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat tak beraturan
“Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan letoooyyy… keras… keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak peduli lagi… kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar… kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis…
“Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.
“Sss…oooohhh.. iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis tante Ira ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..
“Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun… tolong dong ambilin air es di bawah…” suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga… tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku… tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan. Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh… kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah dapur di balik dinding ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah dapur… kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan… dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu… edaann..! gimana nggak edan..? kalian tahu broer… Sumirah… pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri… tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet dari mana pula si Sum ini… Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih… aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan… ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak… iih.. kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku cabut lagi kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati… Si Sum terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku… akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
“Eeehh… terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja… atau mau gue bantuin…” kataku sambil cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok… mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
“Mas Bonny, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil rok bawahannya.
“Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?” selakku sambil kuikuti langkahnya…
“Kalo mau bantu… ya nggak disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur… Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku…
“Mas Boonny… gangguin orang aja siih…” Sum merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol… karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.
“Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang sanggama si Sum.
“Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah dapet lho…”
“Ntar gue gantiin 5 kali lipet… langsung gue masukin aja ya..?”
“Saya takut sama nyonya lho mas..”
“Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan gue masukin ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
“Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat…
“Gue tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras…
“Sssshhhh…. mas Bonny… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….” rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
“Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi…. Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku… sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… giliran aku sekarang yang nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya… seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku… lagi-lagi aku diharuskan sabar… apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi…
“Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.
“Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.
“Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil… tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku
“Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama… barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku… kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme.
“Oooowwwhhhh..mas…mas…massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub…
“Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.
“Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali orgasme.
“Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.
“Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Bonny kaya badak… kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.
“Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum… dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku.
“Iiih… mas Bonny ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
“Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.
“Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk.
“Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku.
“Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Bonny ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh… babunyapun dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit.
“Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu punya kontol-kontolan beli dimana lu…?”
“Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng… lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…”
“Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?”
“Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira…Tepat jam 24.00 gue balik ke ruangan Home Theatre… kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue bawa dari bawah… duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi hot-hotnya… di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby… setelah kena gue bo’ongin…gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i…
“Beb… nonton VCD aja yuuk… gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
“Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?” Sahut Beby sengit.
“Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu… gue rasa lu juga suka…”
“Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan gue….? ayyooo deh sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam… yang akhirnya bikin gue horny berat berkepanjangan… udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa meranjangkan Beby… bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok…
“Oooh my God… lu tau aja Bon film kesukaan gue…” bisik Beby yang duduk di sebelah gue.. setelah seperempat jam film terputar…
“Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang…” sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.
“Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?” tanya gue lembut.
“Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu..” jawab Beby dengan suara mendesah, gue menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata gue… gue tangkap isyarat itu… gue peluk tubuh Beby dengan lembut…” Gue akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan gue segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit dengan liar… gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,
tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan gemas pada otot punggung gue… gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby…
“Oooohhh… Boonnyy…” desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
“Sayaangg…” sahut gue pendek
“Lu bandel…” katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh… dan gue juga ngelakuin hal yang sama…. mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan… Gila bener gue ga’ sabar friend… gue sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri….gue mainin lidah gue disitu.
“Ooooww.. my god… Bonnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya menggerinjal keras. posisi tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue, saling berhadapan… Tubuh indah Beby hanya terbalut CD mini berwarna hitam… ooo… friend tangan gue kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Beby yang sangat montok dan kenyal bak karet… gue yakin ekspresi wajah Beby menunjukkan rasa kenikmatan… dan gue juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue… dada bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan… tangan gue mulai merayap ke balik CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh gue… gue temuin lubang anusnya… sejenak gue elus-elus dan bergerak lagi sedikit gue ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat… jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan Beby… sampai gue temuin belahan bibir vaginanya… ternyata udah basah licin…jari gue bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
“Booonnny.!! terusin…!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini…” suara Beby bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar… mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi… tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas…
“Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah gue, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah gue menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras… jari tengah gue menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin… Beby mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku
“Booonnyy… gue pingin punya lu… iiihhh… keras banget… gede nggak Bonn…?” sambil ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi 69, kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.
“Gilaaaa… baru kali ini gue temuin musuh seseram ini… gue suka Bonnn…. gue nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi” kata Beby dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya…
“sssh.. sss ampuun Boonn…! ooowww gue nggak tahan… hh hh.. gue pengen… orgasme dengan si bongsor ini…” seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya… sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat… matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..
“Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya… Dengan gaya yang sangat cool gue berlutut diantara pangkal pahanya… gue remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit kesal.
“Bonny lu nakal banget siiih…” protesnya
“Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya… bikin gue tambah terangsang..” sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang sangat natural
Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby… dan langsung gue ayun masuk, tubuh Beby menggerinjal.
“Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap gue.
“Pelan-pelan sayaang… gue makin nggak sabar… ayo lagi..” desisnya penuh penasaran.. Gue ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Beby tambah semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya…
“Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! Boonny tahann…” dengan ekspresi yang sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba… dan gue berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya…
“Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!” kembali gue bergerak dan berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Beby.
“Siapa takuut..?” bisik Beby… setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan… tiba-tiba gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di liang sanggama Beby… ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan liang cinta di pusat selangkangan beby…
“Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh gue..” bisik Beby sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga gue…dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..keluar dan masuk… Beby mendesah dengan mata setengah terpejam.
“Nikmat Beby sayang..?”
“Bukan main… otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu..”desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan pinggulku…disambut rintihan manja Beby dan jepitan itupun makin nikmat gue rasakan.
“Bonny…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang cinta gue…” mendengar respon Beby dansa gue tambah ekspresif…
“Yaaahh..! Booonny… lu galak bangeeettt… gue sukaa sayaang… yaaa… terus.. Boonnn..!”suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Beby mulai bekerja… selanjutnya gerakan
tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun… sementara tubuh sintal di bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya… dari yang rasanya kontol gue kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya kontol gue dilipet-lipet didalam liang sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener… wajahnya kadang beringas menatap gue penuh dendam… kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue… bahkan desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.
“Lu… oohh… hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Bonn… hh..uuhh…” rengek Beby menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung…
“Gue nikmatin keliaran lu sayaang…” gue perlambat ayunan pinggul gua…
“Gue yakin… lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan gaya yang lain Bonn…” desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan gue… Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan.
“C’moon honey, hajar gue dari belakang…” mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya, gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
“Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… gueee..! saaaammmpeeee laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya… tanpa berhenti gue hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga…
“Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan…
“Gue isep aja ya sayy… gue nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa boleh buat… malem itu peju gue berhamburan di wajah Beby….itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran… ya uddeh.. gue cabut aja.
setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue… Sambil siul-siul kecil gue turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan… seinget gue Beby gue telanjangin di ruang Home Theatre… sayup-sayup gue denger… busyet ga’ salah orang lagi ML… langsung gue ngendap-endap mencari sumber suara… untung tempat gue bediri agak gelap…naaahh… ketemu lu… whaaattt??? nyokapnya Beby… lagi disetubuhin laki-laki yang gue kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini…
“Aaaahh… Deeenn… tunggguu dooonngg..!” keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan gue lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali… namun tanpa respon dari Tante Ira…
“Sooorry hh…hhh… sayaaanng Abang ngggak tahann…” kata Oom Deden dengan nafas ngos-ngosan…
“Sorry…? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet juga… udah abang coli aja di rumah…uuuuh..!!” Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata gue mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi …. alamak… tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya…. toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak…. kulihat oom Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci… kesempatan buat gue merat keluar rumah. Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus.
^.^ Looking for sexy local singles ? TRY FREE Ungkapan seksi:blog komik hot,cerita sex istri keenakan dientotin ayah mertua,diperbudak nyonya,kumpulan kisah mesum berjilbab,nyonya syeni,prt mesum,xxx polwan dientot atasan November 15, 2012·Category :Dewasa·tags : ArmanLisa, Cerita, Dewasa, Jarot·No Comments
ceritasexterbaru.com:
Sepasang manusia sedang bergumul bugil di atas ranjang. Keduanya berpelukan erat. Yang pria menindih si wanita. Kaki si wanita yang melingkar di sekeliling pinggul pasangannya seolah ikut membantu gerakan-gerakan si pria menyetubuhinya. Keduanya saling memagut dan mengulum mulut pasangannya. Menikmati setiap detik keintiman mereka.
Cuaca Jakarta di musim kemarau yang cerah dan panas seolah menjadi saksi persenggamaan mereka yang panas.
Si pria bernama Arman. Ia seorang marketing executive pada sebuah perusahaan nasional. Usianya baru 28 tahun. Wanita yang sedang digelutinya adalah istrinya yang baru dinikahinya tujuh bulan, Lisa. Ia adalah karyawati pada sebuah perusahaan jasa telekomunikasi di Jakarta. Usianya 25 tahun.
Arman sangat mencintai istrinya yang cantik rupawan itu. Kulitnya halus dan putih bersih. Nikmat sekali merasakan kelembutan tubuhnya saat ditindih dan disetubuhinya. Aroma tubuhnya begitu wangi alami. Suaranya pun merdu didengar. Apalagi saat mengeluarkan erangan nikmat di tempat tidur… Arman sangat menyukainya…
Sejak pacaran, orang sering mengatakan mereka pasangan yang serasi. Yang satu cantik, yang lain tampan. Keduanya berasal dari keluarga yang mapan dan berpendidikan tinggi. Masing-masing memiliki karir yang cerah.
Malam itu mereka tuntaskan dengan meraih puncak kenikmatan bersama-sama. Selesai bersetubuh, masih dalam keadaan bugil di balik selimut, mereka pun membahas rencana yang sudah mereka susun.
“Jadi Boss sudah mengizinkan Papah untuk cuti?” tanya Lisa membuka percakapan.
“Iya, Mah…” jawab Arman tersenyum. “Jadi minggu depan kita mudik ke Sumatera.”
Lebaran tahun itu Arman dan Lisa sepakat merayakannya di kampung halaman Arman di Bukittinggi. Arman ingin mengajak Lisa yang asli Jawa untuk melihat keindahan alam kampung halamannya itu.
“Hmmm… kalau begitu jadi ya petualangan pertama kita…?” senyum Lisa.
“Ha ha ha… sudah gak sabar ya..?” timpal suaminya. “Iya. Nanti kita akan melewati hutan juga… Banyak lah petualangan yang bisa kita lakukan…”
“Termasuk petualangan seks….?” goda Lisa sambil tersenyum nakal.
“Ha ha ha… Ya… ya… Tentu. Ide yang menarik…” jawab Arman bergairah. “Seperti… petualangan seks di hutan misalnya..?”
“Ha ha ha… kalau gitu Mamah jadi Jane… Papah jadi Tarzan…” gelak Lisa.
Keduanya pun tertawa terbahak-bahak. Sementara malam pun kian larut…
Di daerah sekitar jalan lintas Sumatera sering terjadi bencana kekeringan. Hal itu akan mengakibatkan para warga di sekitarnya kelaparan karena hasil pertanian dan kebun mereka gagal.
Setiap musim paceklik datang, di daerah itu sering terjadi perampokan terhadap mobil angkutan barang atau penumpang yang melintasinya. Untuk menghindari peristiwa itu, para sopir, baik truk, bus umum, dan mobil pribadi jika melewati daerah itu selalu beriringan secara konvoi. Daerah itu amat angker dan ganas. Belum lagi ditambah dengan kondisi jalan yang rusak parah.
Saat itu adalah penghujung musim kemarau. Cuaca mulai menampakkan perubahan ke arah musim hujan. Jalan yang rusak itu pun menjadi kotor dan becek hingga membuat lobang-lobang besar di badan jalan. Kesempatan itulah yang kadang digunakan oleh para perampok untuk menjarah mobil yang lewat saat berjalan perlahan.
Arman menyetir sendiri Nissan Terrano-nya. Ia tidak memakai jasa sopir. Selain ingin jalan santai juga supaya bisa menikmati keindahan alam hutan sepanjang perjalanan. Arman dan Lisa sama-sama memiliki hobi traveling ke tempat yang alami. Kesempatan mudik itulah yang mereka manfaatkan untuk sekalian menyalurkan hobinya.
Dalam melakukan perjalanan jauh itu mereka bergantian menyetir. Jika Arman capai maka Lisa yang menggantikan. Mereka hanya melakukan perjalanan dari pagi hingga sore. Pada malam hari mereka menginap pada hotel yang mereka temui. Perjalanan mudik itu amat santai dan dinikmati pasangan muda itu.
Pasangan ini memilih membawa mobil sendiri karena tidak ingin merepotkan para famili di kampungnya. Dengan membawa mobil sendiri, mereka pun dapat jalan-jalan sesuka hati mereka. Lagipula jika naik pesawat akan membuat mereka repot mengurus tiket dan terpaksa akan mengganggu waktu santai mereka.
Setelah menyeberang, mereka pun melanjutkan perjalanan ke Sumatera. Beberapa jam mereka berhenti untuk makan siang pada sebuah restoran di pinggir jalan lintas itu.
Sore harinya mereka memasuki wilayah yang terkenal angker tersebut. Arman berusaha mencari penginapan dan motel di sepanjang jalan yang penuh dengan hutan lebat. Di daerah itu memang jarang ada motel. Yang ada hanya rumah makan sederhana yang biasa dipakai oleh sopir truk untuk istirahat.
Beberapa kilometer kemudian mereka menemukan sebuah motel kecil. Mereka memang tidak ingin melanjutkan perjalanan malam. Tubuh mereka berdua sudah capai dan penuh keringat. Yang mereka inginkan adalah segera istirahat malam itu.
Motel yang mereka temui cukup sederhana. Mereka lalu masuk dan menemui petugas motel. Rupanya masih ada kamar yang tersedia. Sayangnya mereka cukup kecewa setelah mendapati tarif yang diajukan oleh si petugas cukup mahal. Dengan angkuhnya si petugas yang rupanya sekaligus pemilik motel kecil itu menolak tarifnya ditawar. Padahal sebenarnya ia memang telah menaikkannya di atas tarif normal karena melihat penampilan calon tamunya yang mencerminkan orang yang mapan ekonominya.
Bagi suami isteri itu memang tidak ada pilihan lain. Jika terus berjalan, maka hari telah larut. Lebih baik istirahat di motel itu meskipun sewanya mahal. Dengan terpaksa, Arman pun membayar tarif sewa yang diajukan. Mereka berdua lalu diantar menuju kamar yang diberikan si pemilik motel.
Begitu masuk, Lisa langsung merasa amat jijik melihat kondisi kamar itu. Kain spreinya saja amat jorok. Keempat dindingnya dipenuhi oleh coretan dan kata-kata kotor. Apalagi dinding itu banyak lobangnya yang di tutup dengan isolasi. Lisa sempat mengeluh pada Arman.
“Aduuh, Pah… Motel semacam ini koq mahal amat, siiih….?” gerutunya. “Mana budukan lagi….”
Arman cuma bisa menghela napas sambil merangkul istrinya.
“Yaah, Mah… Emang gak bisa kalo membandingkan motel ini dengan yang di Jakarta…” kata Arman menenangkan istrinya yang cukup sewot saat itu.
“Anggap aja ini bagian dari petualangan kita…” lanjutnya.
“Kamu pernah punya khayalan kita berbulan madu ke hutan dan bercinta seperti Tarzan dan Jane, kan…?” goda Arman. “Naah… anggap aja ini bagian dari perwujudan khayalan kita….”
Lisa hanya mencibir dan menonjok suaminya dengan manja. Mereka pun tertawa terbahak-bahak.
Setelah membersihkan badan dan berganti pakaian, mereka pun tidur di kasur yang tipis itu. Sebelumnya, Lisa melapisi kasur itu dengan bed cover yang kebetulan ia bawa di mobilnya karena sprei yang ada amat kotor dan bau.
Saat malam semakin larut, pasangan suami istri itu berusaha untuk tidur. Namun tak lama kemudian mereka terjaga oleh suara gaduh di sebelah kanan kamar mereka.
Samar-samar terdengar suara-suara erotis dari sepasang pria dan wanita yang sedang memadu birahi…. Sesekali terdengar pula kata-kata kotor yang diucapkan si pria saat melampiaskan nafsunya. Dari kata-kata yang dikeluarkannya, tampak sekali betapa kasar dan tak berpendidikannya laki-laki itu. Bunyi derit dipan dan dengus nafas dua manusia yang sedang bersetubuh itu terdengar begitu jelas di malam yang hening itu. Tak pelak, suara-suara itu membuat Arman dan Lisa terbangun.
Saat itu di kamar sebelah mereka rupanya ada seorang pria yang membawa seorang pelacur dan melakukan hubungan seks. Motel itu memang sebenarnya lebih banyak digunakan oleh para sopir maupun begal setempat untuk beristirahat dan melampiaskan nafsu syahwatnya bersama para pelacur. Terbukti bahwa tak lama kemudian, dari kamar sebelah kirinya pun terdengar suara-suara yang sama.
Lisa mulai menjadi kesal. Ia bahkan mengajak Arman keluar motel saja untuk melanjutkan perjalanan. Ia merasa bunyi-bunyi itu amat mengganggu istirahatnya.
Arman pun berusaha membujuk dan merayu istrinya. Akhirnya, Lisa pun menjadi lebih tenang. Sambil menyarankan Lisa untuk rileks, tangan Arman membelai bagian tubuh istrinya yang sensitif. Walaupun tak diutarakannya, sebenarnya Arman malah merasa terangsang mendengar suara-suara itu.
Karena belaian dan pilinan tangan Arman yang menggoda, Lisa pun ikut naik birahinya. Akhirnya mereka melakukan persebadanan pula seakan tidak mau kalah oleh pasangan-pasangan yang sedang beraktifitas di kamar-kamar sebelahnya.
Malam itu Lisa dihantarkan Arman hingga orgasme. Mereka lalu tertidur karena letih setelah pendakian itu. Lisa dan suaminya tertidur sambil telanjang. Lisa menghadap dinding sedangkan Arman memeluknya dari belakang.
Di luar pengetahuan suami istri itu, melalui sebuah lobang yang ada di dinding kamar mereka, ada sepasang mata yang mengintip aktifitas seksual mereka. Mata itu milik seorang dedengkot begal di daerah itu. Begal itu baru saja melakukan hubungan seks dengan seorang pelacur.
Mulanya ia iseng saja mengintip. Kebetulan selepas menyetubuhi pelacur yang dibawanya, ia mendengar dengus nafas pasangan suami istri itu saat melakukan hubungan seks. Ternyata apa yang dilihatnya benar-benar memikatnya dan menerbitkan air liurnya….
Dengan seksama si begal memperhatikan tubuh suami istri itu mendaki puncak kenikmatan. Ia pun amat terpana dan terpikat akan kecantikan Lisa saat bugil dengan suaminya. Seumur hidupnya belum pernah ia melihat langsung seorang wanita secantik itu. Ia hanya tahu kecantikan Lisa seperti kecantikan bintang-bintang sinetron yang ia saksikan lewat televisi.
Sosok telanjang Lisa amat menggodanya sehingga menimbulkan birahinya untuk menikmati tubuh perempuan itu. Lisa memang cantik. Wajahnya mirip artis sinetron. Persisnya, ia jadi teringat dengan aktris Berliana Febrianti. Bahkan Lisa lebih cantik dan sexy dibandingkan Berliana…Begal itu melihatnya dengan penuh kekaguman. Sesaat ia membandingkan sosok Lisa dengan pelacur yang baru saja ia gauli… Perbedaannya bak siang dan malam….
“Kok ngintip-ngintip kamar sebelah segala, Bang?” tanya si pelacur yang baru saja ditiduri begal itu tiba-tiba.
“Masih mau nambah..?” sambung perempuan setengah umur itu. “Ayo, Bang… kalau mau nambah lagi…”
“Aaah… jangan banyak cakap kau…” sergah si begal yang merasa terusik keasyikannya oleh ocehan pelacur itu.
“Ini uangmu… cepatlah kau keluar…” usir Begal itu. “Ayo… cepat..”
“Iiih… Abang, kok sewot begitu sih…?” timpal si pelacur kesal sambil cepat-cepat memberesi pakaiannya.
“Kalo yang di kamar sebelah itu pasangan suami isteri, Bang… Bener lho… Abang gak bisa tidur sama itu cewek, biar nunggu sampai kapan pun… Mendingan sama saya aja…” goda si pelacur sambil melangkah keluar kamar.
Si begal membanting pintu kamar. Lalu ia menyusun sebuah rencana untuk dapat menaklukkan Lisa. Birahinya saat itu untuk menggauli Lisa tinggi sekali namun ia kecewa karena ada suaminya yang tidur di samping Lisa saat itu.
“Mungkin tidak malam ini…. tapi aku harus bisa mendapatkan perempuan cantik itu….” gumam si begal sambil kembali mengamati tubuh telanjang Lisa yang saat itu sedang tidur bersama suaminya setelah selesai bersetubuh.
Diamatinya terus tubuh mulus ibu rumah tangga itu dengan penuh napsunya… Tak lama kemudian si begal pun melakukan masturbasi sambil membayangkan bersetubuh dengan Lisa… Saat mencapai orgasme, ia pun melenguh dengan kerasnya….
“Uuuuuuaaaaagggghhhh….. Hhhhhhhhh….. HHHuaaaah….”
Suaranya yang panjang dan keras memecah keheningan malam… Lisa pun sampai terbangun mendengarnya namun suaminya tetap tertidur pulas di sampingnya. Sejenak matanya menatap ke arah dinding kamar sebelah tempat suara itu berasal… Karena kamar tempat Lisa dan suaminya tidur terang benderang, si begal itu pun bisa menatap kedua mata Lisa yang bening dan indah… Tentu saja perempuan itu tak bisa melihat sebaliknya karena terhalang dinding…..
Ah, sudah semalam ini masih saja ada aktifitas di kamar sebelah, pikir Lisa.
Ia pun lalu membaringkan tubuhnya kembali… tanpa pernah terlintas sedikit pun kalau dalam waktu yang tak lama lagi ia akan sangat akrab dengan suara itu… dan juga pemiliknya…
Pagi harinya setelah mandi dan makan seperlunya mereka bersiap melanjutkan perjalanan. Pagi itu amat cerah. Arman pun menyetir dengan tenang dan santai. Sesekali ia menggoda Lisa yang saat itu memakai kacamata minus dan busana casual yang amat serasi dengan kulitnya.
Baru berjalan beberapa kilometer, Arman merasakan perutnya mules serasa ingin buang air besar. Keringat dinginnya muncul.
“Ada apa, Pah? Kamu sakit ya?” tanya Lisa.
“Auuh, aku ingin buang hajat nih… perutku sakiit,” jawab Arman meringis sambil menghentikan mobilnya.
Kemudian kemudi diambil alih istrinya. Lisa pun membawa mobil perlahan dengan harapan ia dapat menemukan sebuah rumah makan atau rumah penduduk di tengah perjalanan itu.
Tidak lama kemudian mereka melihat sebuah rumah yang terbuat dari kayu agak jauh dari pinggir jalan. Perasaan memang itulah satu-satunya rumah yang mereka temui sejak meninggalkan hotel tadi… Rumah itu berada agak ke dalam hutan. Lisa membelokkan mobilnya memasuki jalan tanah menuju rumah itu.
Sesampainya di sana, Lisa pun turun dan menemui seorang lelaki yang ada di depan rumah itu.
“Permisi, Pak… Boleh saya numpang ke kamar kecil?” pinta Lisa pada sang peghuni rumah.
“Wah, kami tak punya WC, Bu. Kalau mau buang air biasanya ke sungai di belakang rumah saja,” jawab si laki-laki.
Lisa lalu balik ke mobil dan minta suaminya turun. Ia mengatakan Arman bisa buang hajat di sungai belakang rumah karena rumah itu tidak punya WC. Tanpa pikir panjang, Arman mengikuti petunjuk istrinya dan berlari ke arah sungai itu.
Sementara menunggu suaminya, Lisa dipersilakan si laki-laki untuk duduk di teras rumahnya. Sambil tersenyum berterima kasih, wanita itu pun mendaratkan pantatnya ke sebuah kursi kayu sederhana sambil meluruskan kedua kakinya. Si penghuni rumah sendiri lalu meneruskan aktifitasnya. Sesekali ia tampak masuk ke hutan dan luput dari pandangan Lisa.
Sosok laki-laki itu memang membuat ngeri orang yang melihatnya. Usianya kira-kira 47 tahun. Tubuhnya kekar. Kulitnya hitam legam. Brewoknya yang tak tercukur dengan rapi menutupi raut wajahnya yang keras. Dari sela-sela kaos kumal yang dikenakannya, tampak codet-codet bekas sayatan benda tajam di sekujur tubuhnya. Sekilas tampak pula tato yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Penampilannya membuat Lisa bergidik. Dalam hati ia bersyukur laki-laki itu tak menemaninya duduk di situ.
Sebenarnya si pemilik rumah kayu adalah laki-laki yang mengintip Lisa dan suaminya bersebadan di motel tadi malam. Lisa sama sekali tidak mengetahuinya. Laki-laki itu tinggal seorang diri di rumah itu. Ia adalah seorang perampok yang sering menjarah harta para sopir yang melewati kawasan itu.
Tunggu punya tunggu, Arman belum juga balik dari buang hajat. Lisa mulai gelisah. Sudah hampir setengah jam ia menunggu, suaminya belum juga muncul. Ia pun bertanya pada si pemilik rumah.
“Jambannya jauh tidak, Pak?” tanya Lisa.
“Ah, dekat sini kok, Bu. Di belakang rumah saya ini,” jawab laki-laki itu.
Lisa merasa semakin gelisah dan menyusul mencari suaminya. Ditemukannya sungai yang dimaksud dan ditelusurinya sepanjang tepiannya. Apa daya suaminya maupun tanda-tandanya tidak juga ditemukan….
Akhirnya ia pun balik ke rumah itu dan minta tolong pada si laki-laki untuk mencarinya. Laki-laki itu lalu pergi mencari Arman agak lama. Lisa pun sebelumnya dipersilakan duduk di dalam rumahnya.
Beberapa jam kemudian laki-laki itu datang kembali sendirian. Ia mengabarkan Lisa bahwa ia tak berhasil menemukan suaminya. Lisa cemas dan panik.
Dengan putus asa, diajaknya pria itu untuk mencari lagi suaminya bersama-sama. Sambil menemani Lisa, pria itu memberikan berbagai kemungkinan.
“Mungkin saja suami Ibu terpeleset dan hanyut di sungai yang deras itu.”
“Tapi suami saya pandai berenang, Pak… Ia termasuk anggota arung jeram…” timpal Lisa.
“Ya, tapi nasib orang kan siapa tahu, Bu… Jangan remehkan kekuatan alam…” jelas lelaki itu. “Sudah banyak kasusnya warga sini yang jelas-jelas akrab dengan sungai ini terbawa hanyut…”
“Apalagi sungai ini memang angker, Bu… Ada penunggunya…”
Lisa diam saja sambil pikirannya menerawang membayangkan suaminya mendapatkan musibah.
“Kemungkinan lain…. bisa jadi suami Ibu ketemu binatang buas… Hutan ini masih banyak harimaunya, Bu…”
Lisa bergidik mendengar kemungkinan itu. Ia semakin sedih. Pikirannya bertambah kacau. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
Si pria akhirnya menjanjikan pada Lisa untuk melanjutkan pencarian esok pagi karena malam telah menjelang dan hujan mulai turun. Lisa masih shock akan kejadian itu. Ia amat khawatir akan keselamatan suaminya. Dengan terpaksa ia akhirnya menerima saran dari si pria itu untuk mencari lagi esok hari.
Padahal saat Arman buang hajat tadi pagi, si laki-laki penghuni rumah bolak-balik mengawasinya. Begitu Arman selesai, begal itu tanpa kesulitan yang berarti melumpuhkannya. Diikat dan dikurungnya Arman di dalam sebuah kerangkeng untuk menangkap harimau. Kerangkeng itu ia taruh di dalam hutan agak jauh dari rumahnya sambil ditutupi dedaunan. Dipastikan bahwa pria malang itu tidak akan bisa meloloskan diri tanpa pertolongan orang lain.
Laki-laki itu membuat jebakan untuk Arman karena tergiur untuk merampas istrinya. Arman sakit perut karena sarapan miliknya di motel memang telah dibubuhi ramuan pencahar isi perut. Tak sulit melakukan itu karena si pemilik motel adalah teman baik si begal.
Pada malam itu, selesai melakukan masturbasi sambil memandangi tubuh telanjang Lisa, si begal langsung menemui dan membangunkan pemilik motel. Diceritakannya niatnya yang bulat untuk mendapatkan Lisa. Melihat tekadnya yang kuat, si pemilik motel akhirnya setuju untuk membantu temannya. Imbalan yang diminta adalah jika si begal berhasil, ia harus membagi tubuh wanita itu kepadanya. Tak bisa dipungkiri, si pemilik motel pun tergiur pula oleh kecantikan dan keseksian tubuh Lisa. Si begal langsung menyetujuinya.
“Bereslah, kawan… Kita kan saudara… Sesama saudara patutlah kita saling berbagi…”
Si pemilik motel mengangguk-angguk senang.
“Setelah aku menuntaskan napsuku pada wanita itu, kau pun pastilah dapat bagian,” lanjutnya. “Kau kan tahu aku orang yang tahu membalas budi…”
Mereka lalu tertawa terkekeh-kekeh dengan tercapainya kesepakatan di antara mereka.
Setelah berdiskusi dan bertukar pikiran semalaman, mereka pun berhasil membuat rencana yang matang. Pembahasan ditutup dengan saling membagi tugas. Selanjutnya, seperti telah diketahui, sejauh ini semua berjalan sesuai rencana…
Malam itu Lisa sangat gelisah, yang ada di pikirannya hanya Arman suaminya. Matanya sembab karena sedih. Lalu si pria mendekatinya.
“Bu, sabar aja, nanti suami ibu juga pulang. Besok kita cari ya?” bujuk si pria.
Lalu si pria mengenalkan diri.
“O… ya, Bu… nama Ibu siapa?” sambil mengulurkan tangannya yang kasar penuh bulu itu.
“Lisa, Pak…” Lisa mengulurkan tangannya juga.
“Nama yang cantik sekali… Secantik orangnya…” puji pria itu spontan. Lisa pun tersipu…
Si pria lalu menyebutkan namanya.
“Jarot. Nama saya Jarot,” terang si pria sambil menggenggam tangan halus Lisa. Ia merasakan kehalusan jemari dan kehangatan tangan Lisa. Lalu ia lepaskan.
Dengan logat Komering yang kental, Jarot bertanya pada Lisa tentang tujuannya dan asalnya. Lisa pun menjawab seadanya.
Malam pun menjelang dan hujan turun dengan derasnya. Rupanya inilah pertama kalinya hujan turun setelah musim kemarau yang kering selama berbulan-bulan. Hujan pun turun tak tanggung-tanggung. Benar-benar lebat diiringi suara guntur yang bersahut-sahutan… Seakan menandai suatu peristiwa besar yang akan terjadi malam itu….
“Bu… Mobil Ibu dipindah saja ke belakang rumah. Biar nggak basah!” kata si pria.
Lisa lalu memindahkan mobilnya ke arah belakang rumah yang terlindung atap rumbia. Dengan aba-aba dari Jarot, Nissan-nya dapat dipindahkan ke tempat yang aman. Pakaian Jarot basah oleh hujan. Lisa pun sempat tersiram air hujan saat menuju mobilnya.
Jarot menyarankan Lisa untuk membawa pakaian ganti dari dalam mobil. Jika tidak diganti akan membuatnya sakit dan menyulitkan pencarian suaminya esok hari. Lisa menuruti kata-kata si pria karena memang ada benarnya juga.
Sesampainya di dalam rumah, Jarot mempersilakan Lisa untuk berganti pakaian di kamar depan. Lisa pun masuk kamar. Sambil memperhatikan, Jarot mengunci pintu rumah lalu menyembunyikannya kuncinya.
Ia memperhatikan langkah Lisa menuju kamar. Ia akan segera menyusul untuk melaksanakan niatnya.
Saat Lisa melepaskan kaos dan kacamata minusnya, pria brewok itu masuk dan menutup pintu lalu menguncinya. Tubuh Lisa saat itu masih terbalut bra dan celana dalam.
Lisa kaget bercampur marah.
“Ada apa, Pak? Saya kan masih ganti pakaian…?” katanya dengan nada meninggi.
“Tenang sajalah, Bu… Aku hanya ingin melihat keindahan tubuh Ibu dari dekat… Soalnya jarang sekali aku melihat wanita secantik Ibu… Aku hanya ingin lihat…” kata Jarot dengan berani.
“Pergi keluar, Pak… Jika tidak saya akan berteriak…” jawab Lisa sengit sambil menutup dengan kaosnya belahan payudaranya yang menonjol dari sela-sela bra.
“Ayolah… Bu.. Jangan marah begitu… Silakan berteriak sekerasnya… Tidak ada yang akan menolong Ibu di sini…” jawab Jarot sambil mendekat ke arah Lisa. “Marilah kita sama-sama berbagi kehangatan di kedinginan malam ini…”
Lisa mundur dan terus berusaha memberi pengertian pada Jarot. Keringat dinginnya muncul meskipun saat itu cuaca dingin dan hujan. Keringatnya keluar karena menyadari akan bahaya yang segera ia hadapi. Namun Jarot pun terus mendesak istri Arman itu ke arah ranjang kayu yang terletak di pojok kamar itu. Lisa terdesak di pinggir ranjang.
“Jangan… Pak.. Saya mohon!… Jangan sentuh saya….” Lisa memohon pada begal itu.
“Saya akan bertindak lembut…. jika Ibu tidak macam-macam dan menyulitkan saya!” jawab Jarot.
Segala permohonan Lisa tidak digubris pria itu. Jarot terus mendesak Lisa hingga berhasil ia rangkul.
Saat-saat yang menegangkan itu pun lalu berjalan sesuai rencana Jarot. Ia lalu meraih tangan Lisa dan membawa Lisa ke arah tubuhnya untuk dipeluknya. Lisa terpaksa menurut karena tak bisa melawan. Dalam pelukan begal brewok itu, Lisa menangis karena bencana yang ia alami.
Lalu Jarot meraih dagu Lisa dan mengulum bibirnya yang kecil mungil. Lisa berusaha mengatupkan bibirnya agar tidak bisa dikulum si begal brewok. Namun segala upayanya sia-sia.
Jarot mendekap tubuh Lisa begitu eratnya. Secara spontan, wanita itu pun berusaha melepaskan dirinya. Apa daya, rontaan tubuh Lisa di dalam pelukan begal itu malah menimbulkan kontak dan gesekan-gesekan dengan tubuh Jarot yang pada gilirannya malah semakin memberikan kenikmatan pada begal itu dan menaikkan birahinya.
Si pria brewok itu pun berhasil mengulum dan membelit lidah Lisa. Lisa pasrah dan berusaha melepaskan belitan lidah si brewok. Jarot berhasil menghisap air ludah Lisa dan ia pun juga melepaskan ludahnya yang bau ke dalam rongga mulut Lisa.
Lisa jijik dan terus berusaha melepaskan diri dari betotan tubuh si pria. Ia harus menahan bau tubuh si pria dan kasarnya tangan-tangan si pria yang terus berusaha memilin dan meremas payudaranya yang masih terbungkus bra itu. Namun apalah daya seorang wanita yang lemah di samping ia pun sudah lemah secara psikis karena suaminya menghilang ditambah beban mental menghadapi upaya perkosaan terhadap dirinya.
Lisa hanya bisa menangis sesenggukan. Ia tidak rela diperkosa dan dicemari rahimnya oleh laki-laki laknat itu. Ingin rasanya ia bunuh diri saat itu juga…. namun alam bawah sadarnya masih mengingatkannya untuk tidak melakukan hal tercela itu.
Masih dalam pelukan erat begal itu, akhirnya Lisa berhasil ditundukkan. Bra yang menutupi payudaranya ia buka paksa. Kedua bukit salju yang mulus itu pun tergantung indah di dada Lisa. Tangan-tangan kasar Jarot yang penuh bulu itu berhasil menjamahnya. Dengan mulutnya, ia jilati dan gigiti putingnya. Lisa terlonjak sakit dan geli. Alam bawah sadarnya mulai menapaki rangsangan yang dihantarkan mulut begal itu yang mulai menampakkan wujudnya.
Lalu Lisa dibaringkan Jarot di atas kasurnya yang lusuh itu. Sebelumnya ia telah berhasil melepaskan seluruh penutup dada Lisa dan mengacak-acak dada wanita itu yang dihiasi oleh kalung berlian dengan inisial “L”. Jarot seakan tidak ingin kehilangan momen menentukan itu. Ia pun berusaha melepaskan celana jeans yang dikenakan Lisa.
Celana jeans yang dikenakan Lisa pun berhasil dilepaskan Jarot. Ia amat takjub dan terpana melihat batang paha Lisa yang jenjang dan putih mulus tanpa cacat itu terhidang di depan matanya. Celana dalam berwarna putih yang dikenakan Lisa saat itu membuatnya tambah bernafsu.
Jarot menyeringai…. Ia mendapati celana yang dipakai Lisa telah basah di belahan kemaluannya. Basah itu bukan basah keringat… Ia tahu persis bibir kemaluan yang basah itu karena lendir yang keluar dari liang vagina Lisa karena adanya nafsu yang muncul dari tubuhnya.
Sejak itu, Jarot benar-benar yakin kalau rencananya akan berjalan mulus dan lancar… Begal itu semakin merasa percaya diri… Ia yakin tubuh Lisa tak akan bisa berbohong terhadap rangsangan-rangsangan yang diberikannya… Tinggal sekarang ia harus bisa menguasai mental dan pikiran wanita itu sepenuhnya… sehingga tercapailah niatnya untuk menikmati tubuh Lisa sepuasnya…
Lalu Jarot menciumi celana yang basah di tengah kemaluan Lisa. Ada bau amis yang ia baui. Ia pun lalu melepaskannya. Wow…. itulah yang keluar dari mulut si begal.
Liang kemaluan Lisa masih rapi dan bulu-bulunya pun tertata indah meskipun saat itu amat lembab. Kemaluan Lisa tampak rapat dan belum ada celah yang longgar. Tidak seperti kemaluan pelacur-pelacur yang sering ia gauli selama ini, pikir Jarot. Ditambah lagi aroma kemaluan Lisa terasa beda sekali dengan yang ia temui selama ini.
Lalu ia pun mendekatkan wajahnya dan menyapu liang itu dengan lidahnya yang panjang juga kasar. Lidah Jarot mencari klitoris yang ada di sela liang itu. Ia lalu menciumi kemaluan Lisa sama seperti ia menciumi bibir Lisa tadi. Tidak ada rasa jijik di kepala pria itu.
Lisa masih terus menangis namun kini tubuhnya telah terbuka seluruhnya dan gairah yang dari tadi ia tahan akhirnya meledak juga. Jarot mengetahui bahwa Lisa saat itu telah siap untuk dicampuri kemaluannya. Bagaimanapun upaya Lisa untuk menyembunyikan gairahnya tetap tidak membantunya.
Karena vagina dan klitorisnya secara intensif terus-menerus dijelajahi mulut dan lidah Jarot, Lisa akhirnya mengalami orgasme. Tubuhnya tak bisa menolak rangsangan-rangsangan fisik yang terus-menerus dilancarkan padanya. Kemaluannya mengeluarkan cairan yang cukup kental. Cairan itu lalu ditelan Jarot hingga tandas tak bersisa. Kemaluan Lisa pun akhirnya bersih oleh lidah begal itu.
Tubuh Lisa menjadi lemah tak bertenaga. Ia benar-benar letih akibat kejadian-kejadian yang baru saja ia alami. Peristiwa itu membuatnya kehilangan kontrol dan membuatnya cenderung menurut pasrah. Ia pun terkulai bugil di atas ranjang.
Jarot merasa yakin kalau Lisa kini telah pasrah dan menyerah padanya. Tanpa ragu, ia pun membuka celananya di depan istri Arman yang sedang terbaring lunglai. Segera, Lisa pun dapat melihat batang penis begal itu yang menggelayut seperti belalai gajah yang hitam…. Ia tak dapat menyembunyikan keterkejutannya melihat alat kelamin yang sedemikian besarnya…. Semakin bertambah lagi keterkejutannya saat menyadari penis Jarot ternyata… tak dikhitan… Kepala penisnya tampak tertutup seperti kado yang belum dibuka….
Jarot lalu menaiki ranjang kayu itu. Dengan kedua tangannya, dibukanya kedua kaki Lisa sehingga terbuka mengangkang. Begal itu menempati posisi di tengah, di antara kedua kaki Lisa. Lalu Jarot melucuti baju kaos kumal yang dikenakannya dan melemparkannya ke lantai. Kini Lisa bisa melihat dengan jelas tubuh Jarot yang kekar, liat dan legam terbakar matahari. Berbagai macam tato menghiasi sekujur tubuhnya…. mulai dari pinggang hingga pangkal lengannya….
Kini di atas ranjang dua tubuh telanjang berlainan jenis telah siap melakukan perkawinan… Yang wanita adalah seorang ibu rumah tangga muda yang terbaring tak berdaya setelah diculik… dengan tubuh yang langsing, kulit putih mulus dan wajah cantik rupawan… Sedangkan si pria di atasnya yang siap mengawininya adalah seorang begal brewok dengan tubuh hitam kekar penuh dengan bekas luka dan tato… Lisa sama sekali tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi dalam hidupnya….
Perlahan-lahan, Jarot lalu menaikkan kedua kaki Lisa yang masih mengangkang sehingga melingkari pinggulnya yang legam dan kekar. Lisa melihat kedua pahanya kini mengapit tato bergambar setan berwujud tengkorak yang menghiasi bagian perut Jarot.
Kemudian Jarot menggosok-gosokkan batang penisnya ke kemaluan Lisa… Lambat laun batang itu pun tumbuh semakin mengeras dan tegak…. Lisa pun kegelian merasakan kemaluan Jarot yang tumbuh menyentuhi kemaluannya. Setelah penis Jarot mengeras sepenuhnya dan siap dipakai, begal itu lalu mengarahkan kemaluannya yang panjang dan hitam Legam itu ke arah bibir kemaluan Lisa. Siap untuk dibenamkan ke dalamnya.
Bibir kemaluan Lisa masih rapat dan belum bisa menerima benda asing yang akan memasukinya saat itu. Lalu dengan jari tangannya Jarot membuka bibir itu dan menyelipkannya di tengahnya. Merasa batang penisnya telah siap lalu si begal pun mendorongnya hingga masuk ke dalam lubang kelamin ibu rumah tangga itu.
Saat penis Jarot masuk menyeruduk ke dalam kemaluan Lisa dengan kerasnya, spontan wanita itu pun terbelalak matanya dan ternganga lebar mulutnya. Seberkas jeritan tertahan di tenggorokannya. Sebentar kemudian, ia pun meringis…. kedua matanya terpejam menahan nyeri dan sakit pada rahimnya. Tak terasa air matanya pun menetes…
“Aduuuh…….. Paak…!! Ampuuun…” jeritnya halus mengiba belas kasihan kepada begal itu.
Jarot masih mendorong penisnya untuk masuk terus hingga dasar kemaluan Lisa. Lisa pun terus menangis dan air matanya menetes membasahi pipinya yang putih saat itu. Tubuhnya pun terguncang-guncang di bawah tubuh kekar Jarot.
Mengetahui tangisan Lisa saat menerima penisnya masuk, Jarot lalu memeluk Lisa dengan ketat dengan posisi tetap di atas tubuh putih Lisa. Ia peluk Lisa dan diciuminya bibir Lisa seakan tidak ingin terpisahkan. Jarot ingin bibir mereka juga menyatu sama seperti bagian bawah tubuh mereka yang telah dempet menyatu saat itu.
Rasa sakit dan perih di tubuh Lisa diungkapkannya dengan menekan bahu si begal yang kekar dengan kukunya yang runcing. Ia terus sesenggukan dan membenamkan kukunya di bahu bidang itu. Semua tindakan Lisa itu apalah artinya bagi pria yang terbiasa merampok itu. Jangankan kuku, golok pun telah ia rasakan.
Bahkan respons yang didapatnya saat menyetubuhi Lisa benar-benar membuatnya merasa nikmat. Ia tahu Lisa adalah istri orang… tapi menyetubuhinya sama seperti memperawani seorang gadis yang lugu dan belum berpengalaman….
Jarot tetap mendiamkan penisnya yang panjang dan besar itu di dalam kemaluan Lisa. Ia ingin mereguk kehangatan tubuh istri Arman itu dengan sempurna. Khususnya kehangatan yang berasal dari jepitan kewanitaan ibu rumah tangga itu. Apalagi dinding-dinding kemaluan Lisa terasa berdenyut-denyut… memijati penis Jarot yang keras…. Ia pun menikmati semua itu sambil terus mengulum bibir Lisa dan menjilati bagian belakang telinganya yang basah oleh keringat.
Rambut Lisa yang sebahu pun telah basah seolah turut menangisi keadaan Lisa saat itu. Dari tengkuk Lisa jilatannya terus berpindah kearah bahu yang putih bersih hingga menampakkan aliran merah darah dari urat-urat Lisa. Nafsu Jarot terus terpacu karena wangi tubuh Lisa yang juga masih tercium aroma Channel numero 5 yang telah bercampur dengan keringatnya saat itu.
Setelah puas di bahu, lalu ia turun ke arah payudara Lisa yang bernomer 34B itu. Di payudara Lisa mulut pria yang penuh oleh cambang dan kumis itu terus bermain-main dengan puting dan belahan susu itu. Jejak cupangan merah mulai banyak menghiasi kedua payudara yang putih dan mulus itu…
Ia telah membuat Lisa seakan lupa daratan. Lisa terus memejamkan matanya tidak ingin melihat kelakuan pria asing yang baru dikenalnya itu di atas tubuhnya.
Cengkeraman Lisa pada bahu Jarot akhirnya melemah. Ia telah orgasme untuk yang kedua kalinya. Hanya saja ia berusaha keras untuk tak menampakkannya karena malu…
Lalu si begal bergerak maju mundur dan terus menghujamkan kemaluannya ke dalam liang Lisa. Sedang kedua tangannya memegangi pinggang Lisa agar tetap di tempatnya. Lisa sebenarnya menikmati genjotan begal itu… Bagaimanapun ia belum berani menunjukkannya sehingga ia pun memejamkan kedua matanya. Sementara kedua tangannya tergeletak ke samping sambil meremas-remas seprei kumal yang sudah tak jelas warnanya itu.
Saat itu yang terdengar hanya dengus nafas dan erangan kedua makhluk yang sedang kawin itu.
Setelah beberapa lama perkawinan itu berlangsung… akhirnya si begal brewok itu pun melepaskan spermanya dengan gerakan begitu cepat dan hunjaman yang keras ke dalam kemaluan Lisa. Sambil melenguh-lenguh dengan suara berat, ia terus menekannya seolah ingin menuntaskan dendam birahi ke dalam tubuh Lisa dengan kasar. Spermanya keluar sangat banyak hingga tak tertampung oleh liang Lisa. Rembesannya keluar membasahi sprei kasur itu.
Di saat yang bersamaan, rupanya Lisa pun kembali mengalami orgasme… Kali ini tubuhnya menggelinjang hebat tak terkendali… Erangan panjang terlontar dari mulutnya… Dalam hati Lisa sedikit terkejut dan malu… Ia tak mengira akan sedemikian eksplisitnya orgasmenya nampak tanpa bisa disembunyikannya sama sekali… Ditambah lagi kenyataan bahwa mereka mengalami orgasme secara bersamaan…
Sementara Jarot yang mengetahuinya, segera mendekap tubuh wanita itu seerat-eratnya… Pinggulnya terus mendorong-dorong kemaluannya seakan ingin mendekam dan bersarang di kemaluan Lisa… Seakan ingin memompakan sisa-sisa sperma yang masih ada ke dalam rahim wanita itu… dan menandai Lisa sebagai milik pribadinya….
Lalu diciuminya seluruh wajah Lisa… dikulumnya dalam-dalam mulut wanita itu… seolah ingin menghargai apa yang telah mereka lalui bersama di ranjang itu… Lisa yang sudah kecapaian tak kuasa menolaknya… Baru kali ini ia mengalami perasaan sepenuhnya dimiliki dan dikuasai oleh seorang lelaki…
Sampai akhirnya gerakan kedua tubuh yang sama-sama telanjang itu pun mengendor…. Jarot masih menindihi tubuh Lisa yang telanjang. Selama beberapa menit mereka terpaku dalam posisi seperti itu… sampai penis Jarot yang telah lemas keluar dengan sendirinya dari kemaluan Lisa…
Setelah itu, karena capai si begal bergeser ke sebelah Lisa dan tertidur. Ada gurat kepuasan di wajahnya yang garang dan kejam. Ia telah berhasil menunaikan hasratnya yang ia dambakan pada Lisa. Ia pun tertidur pulas.
Sementara itu, Lisa yang telah pulih kembali pikiran dan akal sehatnya yang sebelumnya tertutup oleh hawa nafsu hanya bisa menangis… Ia merasa berdosa telah mengkhianati suaminya… Ia merasa dirinya kotor… tak ada bedanya seperti pelacur-pelacur yang ditemuinya di motel malam sebelumnya…
Masih dengan tetesan air mata di pipi, Lisa lalu bangun dari ranjang kayu itu dan mengenakan kembali seluruh pakaiannya yang berserakan di lantai kamar.
Sebenarnya ia ingin mandi membersihkan seluruh tubuhnya dari sperma dan keringat begal itu… Sayang rumah itu tak memiliki kamar mandi sendiri. Ia merasa telah amat kotor saat itu… Apa daya, kepada siapa ia bisa mengadu. Semuanya telah terjadi. Tak mungkin ia dapat membalik waktu…
Lisa pun berjalan ke arah pakaian Jarot berusaha mencari kunci kamar agar bisa keluar namun tidak ditemukannya.
Karena kecapaian setelah pergumulan laknat tadi ditambah masalah suaminya yang menghilang, Lisa pun akhirnya hanya bisa terduduk jongkok di sudut kamar. Ia pun terlelap. Namun saat ia baru saja terlelap, tiba-tiba si begal itu bangun dan menarik Lisa agar tidur di sampingnya di atas ranjang kayu itu.
Lisa terpaksa menurut karena ia tidak dapat lagi melawan. Lalu ia berbaring di samping si brewok yang masih bugil hingga malam menjelang.
Sesekali di atas ranjang saat mereka tidur berdampingan, tangan Jarot yang kasar meremas payudara Lisa yang telah tertutup bra dan kaos yang dikenakannya. Lisa pun selalu melepaskan tangan si begal yang gatal itu. Bagaimanapun intimnya hubungan yang telah mereka lalui bersama-sama pada malam itu, Lisa tetap merasa dirinya sebagai istri Arman yang sah… Begal itu tak lain sekedar memaksanya dan memperbudaknya untuk melayani nafsu birahinya…
Tak lama kemudian, mereka berdua pun tertidur saking lelahnya.
Tengah malam Lisa terjaga. Ia merasa mendengar suara orang yang memanggil-mangil namanya.
Ia pun duduk dan membangunkan begal brewok di sampingnya yang saat itu masih bertelanjang. Tubuh hitam dan penuh bulu itu lalu bangun.
“Ada apa Lisa”? tanya Jarot.
“Aku mendengar suara-suara orang di luar memanggil-manggil namaku,” jawab Lisa.
Mendengar perkataan Lisa saat itu, Jarot mengenakan celana pendeknya dan masih bertelanjang dada.
“Coba kulihat keluar,” katanya.
Lalu mereka keluar rumah. Hujan masih turun dengan derasnya. Suara yang didengar Lisa itupun tidak ada lagi.
“Nah, tidak ada bukan?” sahut begal itu.
“Rumah ini letaknya jauh dari perkampungan penduduk, Lisa… Di sekeliling sini masih hutan lebat…”
Mereka pun kembali ke dalam rumah Jarot yang memang tidak memiliki penerangan listrik. Lisa diam memperhatikan tingkah laku si pria.
“Waduh…” kata Jarot sambil memegangi perutnya. “Aku lapar sekali… Kau juga lapar, Lisa?”
Spontan Lisa mengangguk.
Memang pastilah perut mereka lapar karena kegiatan mereka yang sangat panas tadi di ranjang telah menghabiskan banyak energi. Lisa pun jelas sangat lapar karena makanan yang terakhir masuk ke dalam perutnya adalah sarapan pada pagi harinya.
“Di mobilku ada makanan, Pak… Perbekalan terakhir yang dibeli oleh suamiku sewaktu di Lampung,” terang Lisa.
“Aaa.. bagus lah itu… Kalau begitu ayo kita ambil,” sahut begal itu.
“O, ya. Satu hal lagi… Jangan panggil aku ‘Pak’… Panggil saja Jarot, ya? Semua wanita yang sudah kutiduri boleh memanggil namaku saja…”
Jarot kemudian mengambil makanan yang ada di mobil berdua dengan Lisa. Dirangkulnya pundak wanita itu seolah mereka sepasang kekasih…
Jarot melepaskan rangkulannya saat ia mengangkuti makanan dari mobil. Saat itu sempat terlintas di kepala Lisa untuk melarikan diri namun ia tidak mampu karena ia masih berpikir akan keselamatan suaminya.
Mereka pun balik ke dalam rumah Jarot dan makanan itu mereka habiskan tanpa sisa.
Karena waktu masih malam dan hujan turun dengan derasnya, mereka pun kembali ke kamar untuk tidur. Lisa merasa badannya masih pegal dan capai. Ia ingin beristirahat dan dapat tidur dengan nyenyak malam itu.
Sesampai di kamar, mereka naik ke ranjang kayu itu. Ternyata, di atas ranjang, kejahilan si begal mulai muncul lagi. Rupanya makanan yang diberikan Lisa tadi telah mampu membantunya memulihkan tenaganya kembali… Ia pun berusaha kembali merangsang Lisa untuk bersebadan lagi.
“Sudahlah, Jarot… Saya capek…” kata Lisa mencoba mencegah.
“Lisa, dingin-dingin begini aku tak bisa tidur,” jawab Jarot.
Tanpa banyak bicara lagi, si begal pun melepaskan celananya. Walaupun masih merasa agak rikuh karena belum terbiasa melihat lelaki telanjang selain suaminya, Lisa mencuri-curi pandang juga ke arah penis Jarot yang menggelantung di selangkangannya. Dalam hati sebenarnya ia kagum juga melihat belalai yang panjang itu. Masih terbayang jelas dalam ingatannya bagaimana monster itu memasuki tubuhnya dan membuatnya orgasme berkali-kali…
Setelah ia bugil, tanpa minta persetujuan Lisa, dilucutinya pula busana wanita itu sehingga mereka pun sama-sama telanjang kembali. Lisa tak mampu menolaknya lagi…
“Dingin…” desah Lisa sambil melipat kedua tangan menutupi dadanya… Hujan memang masih turun dengan lebatnya di luar sana. Bahkan semakin deras diiringi guntur yang meledak-ledak.
“Jangan khawatir, Lisa… Sebentar lagi juga panas…” kata begal itu tersenyum sambil menatap mata Lisa dengan penuh arti. Dibukanya lipatan tangan Lisa karena Jarot ingin menikmati dan merabai keindahan kedua payudara wanita itu. Lisa membiarkan saja begal itu memulai aksinya dan menikmati rangsangan yang diberikan padanya…
Jarot dalam waktu singkat telah berhasil membuat Lisa tidak berdaya menolak apa pun yang dimintanya. Seakan wanita itu telah berada sepenuhnya dalam kekuasaannya… Begitu pula ketika ia meminta pada istri Arman itu untuk mengisap penisnya dengan mulutnya.
“Apaa…?” tanya Lisa terkejut. Mulutnya menganga. Matanya menatap Jarot seakan tak percaya dengan permintaan begal itu terhadap dirinya. Bagaimana bisa ia meminta hal seperti itu kepada seorang wanita yang baru dikenalnya? Ya, begal itu memang baru saja menyetubuhinya… tapi meminta ia mengisap penisnya…? Lisa membayangkan pastilah begal itu menganggap dan memperlakukannya sama seperti ratusan pelacur yang pernah ditidurinya…
“Saya gak bisa… Maaf… Gak mungkin…” kata Lisa menggelengkan kepalanya sambil tertawa salah tingkah.
“Jangan khawatir, Lisa… Nanti akan kuajari,” kata Jarot menenangkan Lisa yang mukanya tampak kecut.
“Ayo… tak apa-apa… Aku benar-benar ingin kau melakukannya untukku…”
Lisa tampak ragu-ragu tapi ia pun tak berbicara lagi. Jarot mengerti kalau ia harus segera melakukannya. Yang diperlukan Lisa adalah bimbingan. Maka tanpa minta persetujuan Lisa lagi, ia pun mendekatkan pangkal pahanya ke wajah ibu rumah tangga yang sedang menunggu itu.
Lisa lalu diajari si brewok untuk melakukan seks oral. Wanita itu awalnya merasa canggung dan ragu. Bau pesing bekas air seni terasa jelas bercampur dengan aroma sperma dan keringat Jarot. Dirasakannya juga cairan vaginanya ada di sana, ikut bercampur menyelimuti batang yang keras itu… Semuanya itu terasa lengket di dalam mulutnya saat bercampur dengan air ludahnya.
Setelah membiasakan diri, akhirnya Lisa bisa juga melakukannya dengan panduan Jarot. Apalagi begal itu terus-menerus memujinya sambil membelai-belai kepalanya sehingga meningkatkan rasa percaya diri ibu rumah tangga itu…
Penis Jarot yang semula tertutup lapisan kering campuran dari air seni, air mani, keringat, dan cairan vagina Lisa sedikit demi sedikit mulai bersih dijilati istri Arman itu. Tinggal kini batang hitam yang mengeras dan tak dikhitan itu berkilauan disapu air liur Lisa…
Jarot merasa sangat puas dengan layanan Lisa… Sebagai imbalannya, wanita itu pun menerima semprotan sperma begal itu di mulutnya.
Spontan air mani Jarot yang kental itu pun tertelan olehnya. Walaupun menyadari bahwa itu adalah konsekuensi dari seks oral, Lisa tetap sempat terkejut saat menerima siraman sperma begal itu di dalam mulutnya… Bagaimanapun itu adalah pertama kalinya ia melakukan itu….
Untunglah Lisa cepat menguasai dirinya sehingga tidak sampai memuntahkan kembali air mani yang sudah terkumpul di dalam mulutnya… Sedikit demi sedikit ditelannya cairan kental itu supaya tidak tersedak… Jarot memperhatikan usaha Lisa sambil tersenyum puas…
Begal itu lalu membersihkan bibir Lisa yang belepotan sperma dengan kain sprei yang kumal.
Dari seks oral itu, untuk kedua kalinya malam itu Lisa dan si begal melakukan hubungan badan. Sebelumnya, terlebih dahulu Lisa membantu membangkitkan kembali penis Jarot dengan tangan dan mulutnya…
Kali ini permainan menjadi amat bergairah. Lisa sudah mulai terbiasa menerima sodokan penis Jarot di kemaluannya. Kali ini keduanya sudah seperti pasangan yang serasi… sudah seirama dan saling beradaptasi dalam persetubuhan itu… Lisa pun tak melakukan perlawanan sama sekali terhadap Jarot. Dibiarkannya begal itu membimbingnya mendaki puncak kenikmatan bersama…
Malam itu akhirnya kedua makhluk yang berlainan jenis dan status itu menyatu kembali dalam kesatuan ragawi. Bersatu padu dalam perkawinan yang panas dan bergairah… Tak ada lagi batas di antara mereka.
Lisa yang memang wanita baik-baik dan terpelajar serta masih berstatus sebagai istri orang, kadang masih berusaha membuat kesan ia tidak begitu menikmati persetubuhan itu. Namun yang sebenarnya terjadi, Lisa benar-benar menikmatinya. Kemaluannya pun menerima banyak lelehan air mani si perampok brewok tersebut.
Kenikmatan badani yang diterimanya dari Jarot sedikit demi sedikit membantu pikiran Lisa terbuka terhadap kemungkinan bahwa Arman suaminya telah tewas hanyut terbawa arus sungai atau dimakan binatang buas. Terlepas dari kenyataan yang tidak diketahui Lisa bahwa Arman sebenarnya masih hidup dan disekap oleh Jarot. Pikiran itu pula yang membuat Lisa pelan-pelan mulai merasa rileks menjalin hubungan intim bersama begal itu.
Bahkan Lisa mulai terbuka pula terhadap kemungkinan bahwa Jarot adalah takdirnya… Jodohnya yang berikutnya setelah ia terpisahkan dengan Arman… Ia seperti mendapatkan sosok lelaki sejati pada figur Jarot. Profil Jarot yang berperilaku buruk tapi perkasa membawa pesona tersendiri di matanya… Pemikiran-pemikiran itulah yang membantu Lisa secara sadar semakin membiarkan jiwa dan raganya bersatu dengan Jarot…. Apalagi bimbingan Jarot semakin memudahkannya…
Sementara Jarot sendiri tentu saja amat menikmati hubungan seks dengan Lisa… Ia sebelumnya tak pernah merasakan bagaimana berhubungan badan dengan wanita baik-baik dan terhormat. Tak pernah pula ia merasakan bersetubuh dengan wanita secantik dan seseksi Lisa… Bersebadan dengan Lisa ibarat mimpi yang menjadi kenyataan bagi Jarot… Ia merasakan perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan semua pelacur yang ia kenal selama ini. Ini membuatnya jadi ketagihan…
Yang diinginkannya saat ini adalah menikmati Lisa sepuas-puasnya. Setelah itu, siapa tahu ia pun bisa mendapatkan keturunan darinya yang bisa meneruskan statusnya sebagai begal penguasa daerah itu.
Selain itu, jika kepepet, dengan modal kecantikan dan keseksian gendaknya yang baru itu, Jarot bisa saja mengkaryakan Lisa sebagai pelacur. Pastilah banyak begal dan warga sekitar situ yang akan berbondong-bondong membayar berapa saja untuk bisa menikmati Lisa. Bagi Jarot, mendapatkan Lisa seperti mendapatkan harta karun atau modal yang demikian besar…
Bagaimanapun, Jarot memang tidak pernah sungkan untuk berbagi milik pribadinya dengan sesama kaumnya. Itulah salah satu yang membuatnya disegani di kalangan begal dan perampok di sana. Paling tidak, untuk waktu dekat ini, Jarot tetap ingat akan janjinya untuk membagi Lisa kepada si pemilik motel atas jasanya…
“Aah… nanti sajalah aku ceritakan semua rencanaku itu pada Lisa sedikit demi sedikit,” pikir Jarot sambil memandangi wajah Lisa yang sedang menahan gejolak orgasme akibat genjotannya mautnya. “Perempuan pasti akan menuruti apa yang dikatakan oleh lakinya… Terbukti semua keinginanku terhadap dirinya sejauh ini diturutinya dengan patuh… Padahal sampai kemarin, siapa yang sangka kalau seorang wanita terhormat seperti dia akan tunduk pada begal sepertiku…”
“Oouuuuuuh…” jerit Lisa menikmati orgasmenya yang bertubi-tubi dan memabukkan… Rintihan dan ekspresi wajahnya yang erotis membuyarkan semua angan yang berkecamuk di kepala Jarot.
“Lisaaaaa…… Hhhggggh….” lenguh Jarot melepaskan semua sperma yang ditahannya dari tadi ke dalam rahim istri Arman sebagai balasannya.
Kemudian hening. Hanya degupan jantung keduanya yang terasa bergejolak di dada mereka yang saling menempel.
Si begal dan gundik barunya menyatu bugil di atas ranjang. Keduanya berpelukan erat. Jarot di atas Lisa. Kaki Lisa yang mengapit pinggul Jarot menekan pantat begal itu supaya tetap di tempatnya. Mereka pun berciuman dengan syahdu. Menikmati setiap detik keintiman mereka.
Hujan pun seolah menjadi saksi berjodohnya Jarot dan Lisa dalam malam pertama perkawinan mereka yang dahsyat….Ungkapan seksi:3gp artis bollywood,cerita dewasa terbaru balada istri setia,cerita seks isteri gian seks ganas dan panjang,cerita sex dipontianak,ibu mumun istri gelapku,koleksi cerpen hubungan intim melayu,Kontol satpam,memijat istri pemalu
tante juga mau digituin geliii doong sayaang
4/
5
Oleh
Unknown