Jumat, 21 Juli 2017

Ngentot Ibu-ibu STW Penuh Nafsu Selamat membaca!

Ngentot Ibu-ibu STW Penuh Nafsu Selamat membaca! Saya hingga ke tempat tinggal sekitaran jam 6. 30, saya ketemu isteri, Nuniek, di teras serta minta dia bikinin kopi. Saya cepat-cepat masuk kamar mandi yang ada dikamar utamaku, katakan sama dia jika kebelet pipis, walau sebenarnya saya ingin ngecek jika ada beberapa sisa lipstick atau apa yang lain dari Bu Henny atau Bu Yanti barusan (sempat ketahuan sekali ada sisa lipstick di bajuku serta kami ribut sekitaran 1 minggu). Saya mandi air panas dari shower sekitaran 10 menit. Tubuhku jadi fresh kembali. Saya lupa tidak bawa handuk jadi keluar dari kamar mandi telanjang. Tengah saya mencari handuk, isteriku masuk kamar selalu bilang”Bugil, nich ye. Sini, saya cariin handuk”. Dia ambillah handuk, dikasihkan ke saya, namun tangannya pernah memegang kontolku sembari ngomong”Yang beginian saja koq banyak yang nyari”. 




Deg, saya kaget dalam hati. Apa dia paham sekali lagi saya menyeleweng? Apa dia paham hari ini saya masuk motel sama cewek? Apa Bu Yanti telah telepon dia? Saya masih tetap diam serta takut ketahuan, saat isteriku bilang”Kopinya telah Mas, mumpung masih tetap panas diminum, ada lumpia sama cake juga tuch”. “Iya, iya”, kataku. Saya gunakan celana pendek (CD juga) serta kaos oBLong serta ke ruangan keluarga minum kopi serta nikmati makanan ringan, sembari baca koran sesaat isteriku temani, juga Diah, rekan isteriku. Sekitaran jam 7. 30 saya masuk kamar, katakan ingin tidur dahulu. Saya benar-benar cape, habis sepanjang hari ngerjain dua perempuan semasing 2 x sekali lagi. Saya terlelap. 


Saya terbangun saat rasakan ada tangan halus menggerayangi kontolku, saya buka mata eh isteriku duduk diranjang serta cepat sekali mencopot celana pendekku sekalian CD ku dia segera sedot kontolku dia kulum dia jilat-jilat kepala kontolku biji pelerku. Ini benar-benar surprise karna telah lama sekali dia tidak sempat ngoral saya. Namun saya juga cemas bebrapa janganlah dia ingin buat ngaceng kontolku selalu memotongnya, karna saya ingat kalimat dia saat ngambilin handuk tadi”Yang beginian saja koq banyak yang nyari”. Saya jadi siaga, namun itu tidak berlangsung, jadi setelah sekitaran 5 menit isteriku ngoral kontolku, segera dia buka semuanya bajunya, kaosku juga dibukain serta dia jongkok di atas kontolku, nafsu sekali dia, dia pegang serta masukin ke vaginanya, dia main atas menghadapku sekitaran 7 menit, ganti tempat membelakangiku tanpa ada mencabut kontolku (sama seperti Bu Yanti barusan siang), dia menurun-naikkan pantatnya kencang sekali, penuh gairah yang tidak biasa-biasanya. Karna rahasia keluarga, saya tidak ceritain detilnya, yang pasti setelah sekitaran 20 menit saya masih tetap dapat keluarin pejuh walau hanya sebagian tetes. 


Setelah usai, isteriku dengan lembut sekali bersihkan kontolku, dia sendiri lalu ke kamar mandi, selalu tiduran di atas dadaku, dia elus-elus dadaku, dikecupnya bibirku. Saya begitu heran dengan perlakuannya yang telah lama sekali tidak dia beri padaku. Pada akhirnya dia bilang”Mas, saya ingin narasi serta minta suatu hal ke Mas. Namun begitu rahasia, Mas”. “Ada apa, Niek? Jika dapat, ya mengapa tidak? ”. Dengan nada lembut pada akhirnya isteriku buka rahasia, jika dia memohon saya memberi kehangatan buat Ibu Diah. Bu Diah, rekan isteriku, umurnya 42 th, miliki anak 1 serta suaminya sekali lagi pekerjaan belajar di luar negeri telah 1 th tinggal 1 th sekali lagi. Dahulu Diah di ajak suaminya ke LN tidak ingin, dia pilih ambillah MM bagian IT (Information Technology) di satu kampus di Jakarta, dengan izin cuti panjang dari perusahaannya di Solo. 


Sepanjang di Jakarta, dia banyak tinggal dirumah kami, walau seringkali bolak balik Jakarta-Solo menengok anaknya yang diasuh orangtua Bu Diah. Saya tahu dia rajin sekali belajar serta mencari data dari banyak lembaga, juga terhubung internet untuk memperoleh data ataupun pengetahuan IT yang modern dari kampus di Jepang, Amrik juga Inggris. Dia sangat rajin senam, fitness ataupun BL, sekian kali saya rekanin dia jogging di Senayan. Dia senantiasa anggun dengan BLazer serta mobil kecil yang dibawanya dari Solo, walau di rumah senantiasa enjoy dengan baju longgar. Memanglah bodynya aduhai sekali, ditambah kulitnya yang mulus kencang. Payudaranya terlihat kencang, pinggulnya bagus serta pantat bulat padat. Namun saya tidak sempat mikirin Bu Diah yang aneh-aneh. Saat saya terlihat bengong dengarkan keinginan isteriku, isteriku katakan jika Bu Diah sendiri yang memohonnya, beberapa kali sudah dengan pertimbangan2 mendalam. 


Bu Diah sampai kini coba menahan keinginan sexualnya lewat beberapa aktivitas belajar, senam, fitness, BL, namun hasrat bersanggama tidak dapat di hilangkan. Bu Diah masturbasi, namun tidak senang juga. Saat suaminya belum juga ke LN mereka paling sedikit satu hari sekali ML. Bu Diah juga miliki rekan deket sepanjang belajar di Jakarta, dia fikir apa ingin ngajak mereka ML. Namun pada akhirnya Bu Diah pilih saya, karna dipandang dapat melindungi rahasia, demikian pula isteriku, tanpa ada Bu Diah serta suami dan keluarganya kehilangan nama baik di orang-orang. Isteriku sendiri katakan jika tidak keberatan. “Itulah Mas, ceritanya. Jika Mas ingin, malam hari ini saya atur acara sama Ibu Diah. Namun selalu jelas barusan saya kerjain Mas, soalnya saya ingin duluan sebelumnya Bu Diah kerjain miliki Mas ini”, kata isteriku sembari tersenyum nakal sembari memegang kontolku. Saya masih tetap diam saja, tidak yakin sama keinginan yang tidak masuk akal ini, tidur sama Ibu Diah yang sekalipun nonsense menurutku. Petang Hari Dengan Ibu Diah 




Kami makan bertiga, saya duduk diujung meja dengan isteri disamping kananku serta Ibu Diah disamping kiriku. Panorama umum keseharian. Namun kesempatan ini, bukanlah sekali lagi umum. Saya makan cukup banyak. Setelah makan, Ibu Diah ingin kupasin mangga, namun isteriku bilang”Nggak usah Bu, agar saya saja. Ibu rekanin Mas aja”. Kami di meja makan sekitaran 30 menit. Terkecuali narasi bohong jika saya cape sekali terkena macet dijalan serta banyak kerjaan mesti ke Cikarang ngecek inventory di sana, saya banyak diam, namun fikiranku mulai ngebayangin Ibu Diah yang memanglah cantik, anggun, berwibawa serta sexy, saya bayangin pergerakan2nya jika fitness, jika senam enteng saat pantatnya nungging, saat jogging buah dadanya goyang-goyang. Ibu Diah sukai dansa, dia dapat juga tari Jawa. Tidak merasa lutut kaki kiriku melekat ke kaki kanan Bu Diah di bawah meja serta ini mulai menyebabkan sensasi sexual yang menggairahkan. Setelah usai makan, isteriku bilang”Ibu keatas dahulu ya, siapin VCD, kita karaoke bareng-bareng. Saya ingin benahin ini dulu”, kata isteriku yang cepat bersihkan meja dan lain-lain karna pembantu kami hanya kerja siang hari saja, jadi kami hanya bertiga jika malam hari. Isteriku memanglah sangat baik, dia juga siapin vitamin h. n serta i. (tidak bisa sebut merk kan?) agar saya perkasa, dia tersenyum saat nyuruh saya minum, mungkin saja dalam hati dia bilang”Nih agar kuat, barusan kan hanya ngecret aja”. 

Kami bertiga berkaraoke ria di kamar keluarga diatas. Suasana santai yang diciptakan isteriku, lagu-lagu yang kami nyanyikan bersama, benar-benar memberikan kelegaan, keriangan dan kedekatan hatiku dengan Bu Diah. Rasa cape-cape hilang semuanya. Aku duduk ditengah diapit Nuniek dan Ibu Diah di sofa besar yang empuk, kadang-kadang berdiri waktu nyanyi, sekali-sekali makan cake dan minum coca cola yang disediakan isteriku. Ada sekitar 1 jam acara karaokean ini, terus isteriku ngusulin kita melantai aja, dia pilih lagu-lagu berirama walts seperti Tenneese Waltz, The Last Waltz dan sejenisnya. Isteriku mula-mula ajak aku dansa, dia seakan demonstasikan didepan Ibu Diah gimana pasangan suami-isteri dansa sambil berpelukan erat, pipi menempel, tangan meraba pantat dansa yang pelan merangsang.Sesudah 3 lagu, kemudian dia suruh aku gantian sama Ibu Diah sambil berbisik”Sekarang Mas sama Bu Diah ya. Aku ikhlas sekali, Mas”.


Aku enggak perlu lagi menjawabnya, karena aku memang sudah ingin mendekap Ibu Diah. Aku dekatin Diah, aku ajak dia dengan senyum yang Bu Diah balas dengan senyum manis sekali, aku rangkul kemudian langkah kakiku dan Bu Diah mengikuti waltz demi waltz yang enggak terputus, karena udah disetel sama isteriku. Awalnya aku belum rapat memeluk Bu Diah, mungkin aku ragu dan dia juga malu-malu, tapi aku mulai merasakan kehangatan tubuh indah ini, body tinggi dengan porsi atletis, lekuk-liku yang artistik sekali, Hemm, Bu Diah memakai parfum yang merangsang seperti yang dipakai Bu Yanti tadi. Aku yang Cuma pakai celanda pendek dan kaos, juga Bu Diah dengan short ketat dan kaos pendek tanpa beha berpelukan erat dan semakin erat, kepalanya bersandar di bahuku, payudaranya menempel ketat di dadaku, pantatnya yang besar keras aku rapatkan sambil terus aku elus-elus, barangnya yang cembung menempel dikontolku yang keduanya hanya dibatasi celana. detak jantungku bertambah kuat, nafas menderu panas.


Aku lihat isteriku udah enggak ada lagi, dia sangat baik memberikan kesempatan kami mereguk kehangatan. Sambil kaki masih mengayun enggak karuan lagi mengikuti irama lagu, aku copot kaosku dan aku juga mencopot kaos ketat Bu Diah. Bukan main Semua cewek hari ini kalah sama Bu Diah, susu Bu Henny kalah besar, payudara Bu Yanti kalah kenyal, juga isteriku tentu saja. Aku masih meneruskan ayunan kaki, tapi bibir ini mulai mencium buah dada Bu Diah hingga dia mengerang, aku kulum pentilnya yang masih kecil (mungkin dulu dia enggak nyusuin anaknya) warnanya kemerahan. Aku enggak tahu lagi apa musik masih mengalun apa enggak, tangan ini mulai meremas buah dada yang indah sekali itu mengelus perutnya yang kecil meraba dan menekan pantatnya yang besar keras aku tempelkan kontolku kencang sekali keshort ketatnya yang membentuk cembung karena vaginanya Di atas ada kamar yang cukup besar, aku ayunkan Bu Diah dengan langkah pelan kedalam sambil berpelukan erat, aku hidupkan AC dan aku melantai atau lebih tepat mengadu badan didepan kaca besar.


Aku nikmati tubuh indah melalui kaca, aku rasakan kehangatan nafas Bu Diah, aku hirup wangi tubuhnya wangi wanita yang minta dipuaskan syahwatnya. Bu Diah kelihatan malu waktu melihat dirinya di kaca, dia alihkan pandangan ketempat lain. Aku sengaja lama-lamain kemesraan ini, sekaligus memulihkan kondisiku alias mengembalikan keperkasaan kontolku setelah minum vitamin dan obat kuat dari isteriku tadi. Ibu Diah pasrah tapi enggak mau pro-aktif, mungkin masih malu, dia biarkan aku berbuat apa saja menggerayangi lekuk-liku tubuhnya dan kemudian melucuti short dan sekaligus CD nya kaki yang indah, paha yang berisi. Aku renggangkan pelukan dan pandang tubuh indah Bu Diah, dia malu.“Mas, jangan dilihat gitu ach”, sambil dia merebahkan badannya ke aku.Aku peluk dia, aku cium dan aku balikkan kearah kaca.“Mas, malu ah Mas”, kata Bu Diah waktu melihat tubuhnya telanjang bulat di kaca.Tapi aku perkuat rangkulanku sambil meremas buah dadanya, aku cium lehernya dan tanganku yang lain meraba-raba pusat kewanitaannya yang berambut tipis tanganku kuat memegang pahanya aku buka selangkangannya, aku telusuri vaginanya yang kenyal aku elus belahannya.“Mas. udah Mas.”, kata Bu Diah dan memang aku merasakan cairan hangat keluar dari vaginanya.“Aku keluar Mas”.


Dia mulai gemetar, lalu aku angkat dia ke ranjang besar. aku rebahkan dan lagi aku raba-raba vaginanya. aku elus itilnya. aku lihat merah sekali. Bu Diah cepat-cepat menutupinya, tapi aku angkat lagi tangannya karena aku mau menikmati pemandangan ‘apem Solo belah tengah’ yang gurih ini. Aku sengaja enggak mau ngoral dia, aku sentuhkan jariku pelan-pelan ke itilnya. Bibir kemaluan Bu Diah semakin basah. Aku enggak tahan lagi, aku lepas celana pendek dan CDku aku naik ke atas dan aku arahkan kontolku yang ngaceng keras itu kelubang kemaluan Bu Diah aku tekan sekali dua kali belum masuk, akhirnya tangan Diah membantu mengarahkan ke lubang kemaluannya yang sempit sekali, dan akhirnya BLees kepala kontolku menembus kemaluan Bu Diah yang rapet, sesak rasanya. Aku maklum vagina Bu Diah udah setahun enggak kemasukan kontol jadi kaget tapi senang sekali apalagi tadi aku bilang kepala kontolku memang besar meski panjang kontolku biasa-biasa aja. Aku sadar siapa yang aku setubuhi, maka aku beraksi gentleman cara halus aku pakai aku tusuk pelan tapi mantap ada mungkin 5 menit ketika Bu Diah berbisik”Mas cape ya? Biar aku yang kerja”.


Bu Diah ambil alih kendali senggama, dia goyangkan pantatnya enggak terlalu cepat, tapi dia kerja dengan tenaga dalamnya otot-otot vaginanya mencengkeram erat kontolku memiji-mijit batang kemaluanku, aku betul-betul keenakan, jarang sekali perempuan bisa empot-empot ayam seperti Bu Diah. Isteriku pernah coba, tapi enggak lagi sesudah punya anak, beberapa cewek bisa empot-empot ayam, yang terlama dan terkuat aku ingat Mbak Rita cewek Kuningan yang aku pernah aku entotin tiga kali. Aku enggak perlu keluar banyak energi menyetubuhi Bu Diah, aku naik turunkan kontolku pelan-pelan dan dalam-dalam di lubang senggama Bu Diah, sementara empot-empot vaginanya terus mengurut-urut batang kontolku sedangkan mulutku menyedot buah dada putih besar bagai hidangan yang harus dinikmati, tangan Bu Diah memelukku erat, tangan kananku meremas bokong dia dan angan kiriku menahan berat badanku. shhssh, sshh. desis Bu Diah terus menerus ada sekitar 10 menit, lalu Bu Diah mengerang”Maas, aku keluar lagi Maas.”.


Aku cium keningnya, bukannya Bu Diah melemah tapi dia pindahkan kedua tanganku dikiri kanan mepet buah dadanya dan tangan dia dua-duanya memegang sandaran ranjang Bu Diah keluarkan tenaga dalam lebih hebat lagi pantat memutar teratur sekali lebih keras dan, empot-empot-empot-empot vagina Bu Diah lebih sering dan lebih kencang memijat-mijat kontolku.“Maas. aduuh.”, Bu Diah orgasme lagi, tapi pantatnya terus berputar dan empot-empotnya enggak berhenti berhenti.Kontolku dengan kuat aku gosokkan kekiri-kanan bibir vaginanya, aku senggol-senggolkan ke itil Bu Dian sementara aku senang sekali pandangin wajah Bu Diah yang merem melek, mulut terbuka agak lebar aku jawab haus gairah Bu Dian dengan tusukan-tusukanku kejantananku, aku penuhin dahaga syahwati Bu Diah dengan sodokan-sodokan kemaluanku yang kuat, aku bikin Bu Diah menggelinjang mengerang penuh nikmat birahi.“Aah. aah. aahh.”, erangan erotis Bu Diah yang semakin keras sampai akhirnya aku tumpahkan air maniku dalam-dalam ke vagina Bu Diah.“Mas. Maas. Maas.”, jerit kecil Bu Diah sambil kakinya mancal-mancal dan dia tarik aku, dia gigit leherku.


Airmaniku ternyata cepat direproduksi, cairan kelaki-lakianku banyak masuk ke vagina Bu Diah, pejuh kental hangatku memenuhi hasrat terpendam kewanitaan Bu Diah, dia puas Agak lama aku masih benamkan kontolku di vagina Bu Diah, aku enggak mau lepaskan keajaiban bersenggama dengan Bu Diah, begitu juga Diah masih menjepitkan vaginanya kekontolku dengan merapatkan pahanya. Kami berdua diam, tersenyum penuh makna, kemudian Diah meneteskan air mata. Aku hapus airmata itu dan aku berbaring disampingnya, aku belai dia.Lama juga Bu Diah diam menenangkan diri sebelum dia bangkit, mengecup bibirku dan bilang”Mas tiduran aja, ya”.Dia masuk ke kamar mandi yang juga ada di lantai atas, dia bersihkan diri sekitar 5 menit dan ke ranjang lagi, membersihkan kontolku dengan handuk kecil yang sudah dibasahin, mesra sekali dia perlakuan atau pelayanan dia, sesudah selesai, dia merangkul aku, aku sun keningnya, kami berbaring berpelukan.“Mas, Mas Hikam betul jaga rahasia ya. Aku cuman percaya sama Mas Hikam dan Mbak Nuniek”.“OK, sayang. You can trust me”, kataku sambil mempererat dekapanku.


Kami berdua telanjang berpelukan, buah dadanya menempel dadaku, kaki kiriku ditindih kaki kanannya, kaki kananku menindih kaki kirinya. pikiranku melayang-layang penuh kepuasan, janganlah kenikmatan ini berlalu “Ibu Diah, wanita sempurna luar dalam, cantik, pinter, gesit, pakar di ranjang”, akhirnya aku tertidur.


BayaWanita STWwww.ceritadewasa.comwww.ceritasex.com

Related Posts

Ngentot Ibu-ibu STW Penuh Nafsu Selamat membaca!
4/ 5
Oleh