Minggu, 02 Juli 2017

Tempat Saya Ngentot Dengan Dua Pembantu Muda

Tempat Saya Ngentot Dengan Dua Pembantu Muda  Saya yaitu seseorang kepala keluarga yang bisa di katakan bahagia, karna saya memiliki seseorang anak yang lucu serta seseorang isteri yang setia, seksi serta cantik, lengkaplah kehidupanku karna saya didukung oleh pekerjaan yang cukup mapan. – Narasi Sex Bergambar – 


Anakku masih tetap kecil lebih kurang berumur 3 th., istriku juga seseorang pekerja yang ulet tetapi tidak sempat melupakan kewajibannya jadi isteri, dalam mengasuh anak, memasak serta pasti memanjakan saya, suaminya. Isteriku dibantu oleh 1 orang perawat (baby sitter) serta 1 orang pembantu wanita, keduanya masih tetap muda, si baby sitter berumur 24 th. serta bernama Nani seseorang janda ditinggal mati kecelakaan. – Himpunan Narasi Pembantu – 
Tempat Saya Ngentot Dengan Dua Pembantu Muda




Tingginya sekitaran 160 cm, tubuhnya berkulit putih bersih serta agak seksi, bila memakai rok suster agak ketat serta wajahnya manis, sedang si pembantu berumur sekitaran 20 th. bernama Srimiatun, dengan panggilan Sri, dia masih tetap gadis, tingginya lebih kurang 150 cm berkulit agak gelap berwajah, yah.. umum saja seperti orang desa umumnya. – Narasi Janda Muda – 





Narasi ini bermula dari saat isteriku ditugaskan oleh kantornya ke Belanda untuk ikuti satu pendidikan management (karna kantor pusat isteriku berada di sana) sepanjang lebih kurang 2 minggu. Awalannya isteriku agak keberatan karna mesti meninggalkan si kecil sepanjang itu, tetapi sesudah dukunganku pada akhirnya dia ikhlas meninggalkan anakku, dan dia terasa percaya karna Nani kuasai penuh hasrat anakku. – Narasi Selingkuh Ngentot – 


Hari pertama sesudah kepergian isteriku, saya pulang lebih awal karna saya mesti menukar isteriku untuk mengawasi si kecil. Ketika saya hingga dirumah, segera saya menuju kamar anakku, kutengok dia nyatanya tengah tidur berpelukan dengan Nani, karna saya senantiasa gemes dengan anakku, saya segera mencium anakku. Ketika saya mencium anakku, tanganku dengan tidak berniat menyenggol tubuh Nani, hingga dia bangun. 


“Oh.. Ayah, maaf Pak barusan saya bobo sama Donny karna dia minta dikeloni.. ” waktu itu wajahku begitu dekat dengan Nani, kuperhatikan bibirnya yang basah serta hembusan nafasnya begitu merasa. 


Ketika itu bangkit perasaan kelaki-lakianku, “Nan.. kamu cantik! ” itu ucapanku yang terlontar demikian saja. “Ah.. Ayah dapat saja.. ”Tanpa dikomando, saya segera merengkuh bahunya serta segera kuhisap bibirnya dengan ganas. 


“Mmmph.. Pak.. nanti Donny bangun.. ”“Ayo kita geser saja ke kamarku.. ” segera kutarik tangannya. “Pak janganlah gandeng begini, ada Sri lho! ” dia mengingatkanku. “Iya deh saya tunggulah ya di kamar.. ”Aku segera ke kamar, masuk ke kamar mandi, bebrapa bersihkan seadanya, buka pakaian serta celana dan melilitkan handuk. 


Selang beberapa saat Nani mengetok serta buka pintu. “Sini, dekat saya sini.. ” kupeluk Nani. Nani membalas pelukanku, saya begitu tidak sabar, kucium, kulumat bibirnya yang basah, “Pak.. telah lama.. Pak tidak ciuman.. ” suaranya gemetar menahan gejolak. “Nan.. buka bajumu, saya pingin tidur sama kamu.. ” pintaku. “Nani juga ingin kok Pak.. ” 

Tubuhnya begitu indah, dadanya yang kencang tidak terlalu besar, pantatnya ranum bulat, kulitnya bersinar berkeringat menahan nafsu, kemaluannya bersih dengan bulu lembut namun jarang. Aku tidak tahan, kurebahkan dia di tepian ranjangku, kujangkau pahanya, dan aku berlutut di depan kemaluannya, langsung kujulurkan lidahku, “Oooh.. agh..” erangannya membuatku semakin gila menghisap klitorisnya.


“Achh.. Pak.. terus Pak.. ahh..” dia mulai berteriak kecil, tangannya meraih kepalaku dan ditekannya terus ke lubang kenikmatannya. Pada saat itu juga dia berteriak sambil melingkarkan pahanya di pundakku, “Achh.. achh.. achh..” lidahku terus menjilat dan menusuk, walau air asin mengalir ke dalam tenggorokanku.


Saat yang tepat sekarang adalah mengeluarkan batang kemaluanku dari mulutnya. Aku mulai naik ke ranjang berusaha untuk menghadapkan kemaluanku ke bibirnya lalu kuoleskan ujung kemaluanku pada bibirnya yang basah. Pada saat itu pula Nani langsung meraih batang kemaluanku dan memasukkannya ke mulutnya. Oh, hangat sekali mulutnya, dia mulai mengulum kepala kemaluanku, dengan penuh semangat kuraih kepalanya untuk terus mengulum naik turun.


Sekitar 10 menit aku dikulum dengan berbagai gaya, saat aku akan mencapai klimaks, kulepas penisku dari mulutnya, dan kuarahkan pada vaginanya, “Achh.. Pak, besar sekali Pak.. sakit..” aku tidak perduli, kuakui memang walau dia janda namun vaginanya sempit, kupaksa terus dan, “Bless..” aku berhasil masuk, dengan kondisi sudah agak basah, agak mudah jadinya mengayun keluar masuk penisku.


Lima menit kami bersenggama secara konvensional, saat aku akan orgasme, dia berteriak lebih dahulu.“Pak.. achh.. achh.. ouhgghh.. uff..”Mulai terdengar kecipak ayunan penisku, selang 5 detik, aku semprotkan maniku ke dalam tubuhnya, “Ahh.. oohh..”


“Pak.. enak sekali Pak..” suaranya masih bergetar, langsung kupeluk dan kucium dahinya.“Sudah, kamu keluar sana nanti Donny bangun kamu nggak tau,” langsung dia masuk kamar mandi dan keluar dengan menggunakan bajunya.“Makasih.. Pak..”


Pada keesokan harinya, aku sengaja tidak masuk kerja untuk mencari kesempatan lagi, namun baru ingat ternyata Donny harus pergi ke Play Group tentu bersama Nani. Ketika aku keluar kamar, Nani sudah siap pergi bersama Donny. Yach, tinggal aku dengan perasaan menyesal tidak pergi ke kantor.


Selesai mandi aku ke meja makan, Sri mengantar kopi manisku, dengan tersenyum dia berkata, “Pak, ini kopi manisnya. Maaf Pak.. celana dalam Bapak kemarin terbawa mungkin sama Mbak Nani ke kamar.. tadi pagi saya bersihkan kamar nemu ini Pak.” sambil dia menunjukkan celana dalamku yang kugantung di kamar mandi kemarin.


Wajahku merah, “Kok bisa sampe sana?” tanyaku.“Kan kemarin siang Mbak Nani di kamar Bapak agak lama, mungkin waktu itu..”“Sudah.. sudah..” potongku.“Kamu ngintip ya..?” tanyaku menuduh.


“Maaf Pak, kemarin pintunya nggak dikunci, saya liat pas Bapak di atas Mbak Nani, saya liatnya juga karena Mbak Nani teriak, saya pikir Mbak Nani kenapa gitu..” seperti petir di siang bolong jawabannya menyesakkanku.


“Ya udah kalo kamu udah liat.. apa kamu pingin digituin kayak Nani?” tanyaku kesal.“Bapak mau sama saya? Saya kan jelek Pak!”“Nggak.. kamu nggak jelek, sekarang bersihin dulu kamar, terus kamu tiduran di kamar saya ntar saya susul, saya mau minum kopi dulu, jangan lupa buka baju ya.”


Setelah minum kopi aku beranjak menuju kamar, kulihat dia bersandar di tempat tidur bertelanjang badan, kulitnya bersih walau gelap, dadanya tidak seindah milik Nani, namun bulu kemaluannya lebat sekali, dan yang jelas sangat merangsang.


“Kenapa kamu pingin juga?” tanyaku memancing.“E.. anu Pak.. ee.. Mbak Nani sering cerita kalo orang udah kawin itu enaknya waktu tidur bareng, waktu barangnya suami kita masuk ke lobang kita.. wah Pak, Mbak Nani sering cerita yang gitu-gitu, saya jadi pengen, tapi kan saya belon kawin.. jadi ya cuman denger aja, pas kemaren saya lihat Bapak, kan Bapak bukan suami Mbak Nani, tapi bisa dimasukin juga, lha saya kan juga pengen Pak..”


“Ya udah.. sini emut nih barang Bapak.” sambil kusodorkan penisku yang sudah mengembang keras.“Ohh.. enak juga kamu..” mulutnya monyong ketika penisku kutarik, lalu kumasukkan lagi. Sengaja aku tidak mau melumat kemaluannya karena terus terang aku tidak begitu suka rambut tebal.


Jariku mulai memainkan klitorisnya, lalu kuhisap puting susunya, benar-benar gadis, dadanya padat, keras, mancung, baru sebentar kumainkan klitorisnya dan kuhisap susunya dia menggelinjang. “Achh.. Pak enak banget..” dijepitnya tanganku dengan menyilangkan kedua belah pahanya.


Penisku sudah licin dengan ludahnya, aku tidak sabar lalu kusodokkan penisku ke dalam vaginanya yang juga sudah dibasahi air klimaksnya. Pelan-pelan kusodok, dia berteriak kecil, sempit sekali, lalu kedua pahanya kuangkat dengan tanganku hingga berada di atas pundakku, mulailagi kusodok, dia menangis kesakitan.


Sambil menggigit bibir aku mulai mengayun berputar di permukaan agar lubrikasinya bertambah banyak. Lalu dengan hentakan tiba-tiba kudorong ke depan dan, “Achh.. ampun Pak..” teriakan tadi sempat mengejutkanku namun penisku sudah tertanam dengan hangat di dalam vaginanya. Kubiarkan penisku diam tertanam, aku mulai nafsu tinggi dengan pembantuku yang satu ini, dengan penuh rangsangan aku mulai mencium dan melumat bibirnya, lehernya, dadanya, kuhisap dan kujilat seluruh wajahnya.


Terus terang dengan suara rintihan tadi aku bernafsu sekali dengannya, tidak terasa penisku mulai ada sambutan dari vaginanya, ototnya mulai menjepit penisku, aku yakin dia pun sudah tidak merasakan nyeri, mulai aku mengayun naik turun, ternyata Sri sangat basah vaginanya, karena aku merasakan licin di sekitar penisku.


Tiba-tiba.. “Pak.. enaak.. Pak.. Pak.. achh.. uhh.. Pak.. terus.. achh..” dia orgasme dengan cairan yang hangat membasahi lagi penisku. Aku pun tidak kuat menahan gejolak spermaku. Kutumpahkan semua dalam vaginanya. “Sri.. oh.. oh.. ach.. Sri..” kusemprotkan berulang-ulang. Aku merasa puas meskipun aku lebih puas dengan Nani, tapi aku lega bisa diberikan pelayanan yang sempurna oleh Sri, pembantuku.


Nani dan Sri selalu bergantian melayaniku selama istriku pergi, aku selalu menggauli Nani saat malam hari ketika sedang menidurkan Donny, dan Sri selalu melayaniku setiap pagi di kamar pada saat aku minta diantarkan baju kantor yang telah disetrika. Keduanya mempunyai ciri khas yang hampir sama, pada saat orgasme mereka selalu menutupi wajahnya dengan bantal, takut teriakannya terdengar.


Setelah istriku pulang, aku selalu berharap agar dapat dilayani Sri dan Nani lagi pada saat aku pulang siang dari kantor. END 

Related Posts

Tempat Saya Ngentot Dengan Dua Pembantu Muda
4/ 5
Oleh