Narasi bergoyang maju mundur nafas tante mendengus desah. “Ohh.. yess..! ini bermula waktu saya tengah menanti tante saya yang dirawat dirumah sakit. Tangannya mesti digips, karena kecelakaan yang menimpanya. Tante saya ikut serta kecelakaan waktu dia mengendarai mobilnya. Tangannya yang kiri luka robek karena terserang pecahan kaca.
Yang saya rasakan saat menanti tante saya ini ada nikmatnya ada juga tidak nikmatnya. Saya ambillah contoh saja yang nikmatnya dahulu, waktu tante ingin pipis, saya tentu diminta mengantar ke WC. Karna tangan tante sakit, dia menyuruh saya untuk membukakan CD-nya serta saya dapat saksikan dengan terang kemaluannya yang tertutup bulunya yang agak lebat. Serta yg tidak nikmatnya saat dia ingin buang air besar, telah deh janganlah diteruskan, anda semuanya tentu tahu apa yang saya maksudkan.. OK.
Malam itu, saya sendirian melindungi tante dirumah sakit. Mendadak tante menyebut saya, “Sony.., cepet kemari..! Tolong tante ya..? ” tuturnya. “Ada apa tante..? ” kata saya. “Perut tante sakit nich.., tolong gosokin perut tante pakai minyak gosok, ya..? ” tuturnya sembari buka selimutnya. Serta terlihatlah badan tante yang molek itu, walau dia masih tetap menggunakan BH serta CD. Namun samar-samar puting buah dadanya serta bulu kemaluan tante tampak agak terang. Lihat panorama itu, batang kemaluan saya jadi naik. Supaya tidak tampak oleh tante, saya coba merapatkan badan sisi bawah saya ke pinggir ranjang.
“Lho Son.., apa yang anda tunggulah..? Mari cepet ambillah obat gosok di meja itu. Lantas gosok perut tante, awas janganlah keras-keras ya..! ” tuturnya. “Ya tante.. ” kata saya sembari ambil obat gosok di meja yang ditunjuknya. Sesudah saya ambil obat gosok yang berada di meja, “Yang digosok sisi mana tante..? ” tanyaku. “Ya perut tante dong, masak memek tante.. khan kelak.. memek tante jadi sakit kepanasan. ” tuturnya tanpa ada terasa risih. “Akh.. tante dapat saja deh.. tidak suka saya.. uhh..! ” kata saya. “Ayo dong cepet, tante telah tidak tahan sakitnya nich..! ” tuturnya sembari meringis.
Lantas saya gosok sisi perutnya yang putih mulus serta berbulu itu. Saya menggosok-gosok dengan lemah-lembut seperti saat saya tengah menggosok-gosok badan cewek saya. “Ya gitu dong, huu.. enak juga gosokanmu Son. Belajar di mana anda..? ” tuturnya sembari mendesis. “Nggak kok tante, umum saja. ” saya jawab dengan pura-pura. “Udahlah janganlah bohong anda.. Tentu anda seringkali gosokin badan cewek anda ya khan..? ” tanyanya menekan saya. “Kan Sony belum juga sempat gosokin cewek Sony, tante..! ” kata saya pura-pura sekali lagi. “Sekalian ya Son, pijitin kaki tante, dapat khan..? ” tuturnya manja. Saya cuma mengangguk serta mulai memijat kakinya yang buat naik sekali lagi batang kemaluan saya. Kakinya demikian dingin, mulus serta merangsang saya.
Lantas, “Sudah tante, lelah nich..! ” kata saya. “Lhoo.., yang diatas belum juga khan..? ” tuturnya. “Ah.., tante becanda ah.., Sony jadi malu.., ” kata saya. “Ayo cepet dong, anda tidak bakalan lelah sekali lagi. Cobalah deh pijit di sini, di paha tante ini. Mari dong, anda tidak usah malu-malu, Sony khan keponakan tante sendiri, mari cepet gih..! ” tuturnya manja sembari menarik tangan saya dengan tangan kanannya.
Saat ini saya bisa lihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain tidak tebal CD-nya itu. Muka saya segera beralih merah menyala dengan panorama yang indah ini. Tante seperti tidak tahu apa yang saya rasakan, dia menyuruh mendekat masuk ke tengahnya selangkangannya serta ambil ke-2 tangan saya, menempatkan di semasing paha atasnya persis di pinggir gundukan bukit kemaluannya.
“Iya di situ Son.., ” tuturnya sembari coba memperlebar kakinya lebih lebar sekali lagi. Saya diminta memijat lebih kedalam sekali lagi. Fikiran saya mulai terganggu, karna bagaimanapun meremas-remas ‘zone eksklusif’ yang tengah terbuka menganga ini harus buat batang kejantanan saya jadi naik sekali lagi.
Lantas, “Son, anda telah miliki cewek..? ” tuturnya. “Ya tante.., ” kata saya berterus jelas. “Ngomong-ngomong Sony telah sempat ngeseks sama cewek anda, belum juga..? ”“Apa itu ngeseks tante..? ” kata saya pura-pura tidak tahu. “Maksudnya tidur sama cewek.. ” tuturnya. “Ngmm.. belum juga sempat tante.. ” jawab saya berbohong. “Ah masak sich, cobalah tante saksikan serta pegang punyamu itu..? ” tuturnya sembari menarik badan saya supaya lebih dekat sekali lagi, lantas dengan tangan kanannya dia meraba gundukan di celana saya. “Tante ingin tau jika anumu bangunnya cepet bermakna benar belum juga sempat.. ” tuturnya sembari meraba-raba batang kemaluan saya sekali lagi.
Tak tahu berarti yang berniat dibolak-balik atau memanglah ini sisi dari kelihaiannya membujuk saya. Mungkin saja karna saya masih tetap berdarah muda, meskipun telah punya kebiasaan hadapi wanita namun bila dirangsang dalam situasi begini sudah pasti cepat batang kemaluan saya naik mengeras. Bila telah tiba disini telah lebih gampang sekali lagi untuk dia.
“Wihh, besar sekali gundukanmu Son.. bisa saksikan dalamnya punyamu..? Mari bantu tante untuk buka celanamu..! ” tuturnya tanpa ada menanti kesepakatan dari saya, dia telah segera bekerja buka celana saya serta membebaskan burung kaku saya. Memanglah, saat batang kejantanan saya terbuka bebas, matanya 1/2 heran 1/2 mengagumi akan lihat ukurannya. Terlebih kepalanya yang mirip helm tentara “NAZI”.
“Bukan main kontolmu Sony.. besar serta keras banget punyamu.. ” tuturnya memberikan pujian pada mengagumi akan namun malah lihat yang begini semakin memburu nafsunya. “Tapi masak sich Son, benda seindah begini belum juga sempat di pakai ke memeknya cewek. Jika gitu sini tante bisa tidak merasakan sedikit sekali lagi agar dapat tante tempelin disini. ” lanjutnya, bebrapa sekali lagi tanpa ada menanti komentar saya, dia dengan samping tangan bekerja cepat melepas CD-nya. Terlihatlah rimba kemaluannya yang menggoda itu, lantas dia menyuruh saya untuk naik ke ranjang serta menyuruh saya untuk tempelkan kepala kemalua saya di mulut lubang senggamanya. Di situ Saya diminta menggosokikan ujung kemaluan saya di celah liang senggamanya.
Lantas dengan menggosokikan sendiri ujung kepala batang kejantanan saya di mulut lubang senggamanya yang telah terbuka lebar itu, menaikkan makin tegang dalam nafsu diri saya. “Ahh.. aduh.., Son.. enaknya.., ” tuturnya menjerit geli. “Udah Son, tante tidak tahan. Saat ini giliran tante buat nikmat anda.., ok Sayang..? ” tuturnya menyuruh saya berdiri. Lantas dia dengan satu tangannya segera memegang batang kemaluan saya serta mulai menjilati sekitar batangnya, sembari kadang-kadang mengulum kepalanya.
Sebagian waktu lalu, dia menarik saya sekali lagi, badan saya berlutut diatas ranjangnya, serta kembali liang senggamanya memerlihatkan celah kesenangan yang siap buat saya masuki. Dalam kondisi sesuai sama itu, saya benar-benar telah lupa kalau dia yaitu tante saya sendiri. Lantas, ujung batang kejantanan saya mulai saya tusukkan di lubang kenikmatannya yang selekasnya saya ikuti dengan pergerakan maju-mundur, putar kanan-kiri untuk menusuk lebih dalam. Tante sendiri turut menolong saya dengan jari-jari tangan kanannya. Dia melebarkan bibir kemaluannya supaya makin lebih terbuka untuk lebih memudahkan masuknya batang kemaluan saya.
Selalu saya genjot batang kemaluan saya kedalam liang kenikmatannya yang indah itu. Serta pada akhirnya, “Hghh.., oo.. Sonn.. yeess.., oohh..! ” dengan erangannya, dia buka orgasmenya yang disusul oleh saya cuma berselang sebagian detik lalu. “Gimana Son rasa-rasanya baru saja..? ” tuturnya menguji saya sembari tangannya menyeka, menyeka-nyeka keringat di dada saya. “Aduh tante enak sekali, belum juga sempat Sony merasakan yang begini. Namun tante sendiri, bagaimana rasa-rasanya..? ” kata saya balik ajukan pertanyaan. “Tante baru saat ini lho merasakan digituin cowok dengan kelembutan, namun juga tidak meninggalkan kejantanannya yang perkasa, seperti punyamu ini, ‘Si Buta Dari Gua Memek’, tante jadi melayang-layang ke langit yang ke-7. Ohh.. endangg..? ” tuturnya.
Demikian usai, saya di ajak tante ke kamar mandi. Serta saat itu saya bantu tante bersihkan kemaluannya. Sembari menyiram kemaluan tante, saya mendekap dia dari belakang, serta tante yang tengah berdiri jadi kegelian karna batang kejantanan saya menyentuh bukit pantatnya. Saat itu juga batang kejantanan saya naik sekali lagi karna yang saya saksikan saat ini lebih tampak montoknya. Serta saat itu, tangan lembut tante memegang batang kemaluan saya. Saya gemetar karna pengalaman begini mengagumkan buat cowok perjaka seperti saya ini. Buah dada tante menjulang, menantang serta tegar, terlihat pori-porinya meremang karna udara begitu dingin di kamar mandi, terlebih ini telah larut malam. Serta bukit kemaluannya agak merekah merah terbuka sisa perbuatan yang barusan.
Saya tidak paham mesti melakukan perbuatan apa terkecuali meraba buah dadanya sekali lagi yang kesempatan ini dari depan. Tante menarik saya serta mencium bibir saya, saya menurut saja. Badan kami sama-sama merapat. Tangannya selalu mengurut-urut batang kejantanan saya. Serta saya meraba pantatnya yang bulat serta sintal kencang. Buah kejantanan saya juga diremas-remasnya bebrapa perlahan. Lalu, tante mulai menambah kakinya yang samping ke atas bak serta dimasukkannya sekali lagi kemaluan saya ke liang senggamanya. Ngilu serta agak panas merasa di batang kejantanan saya.
Tante mulai bergoyang maju mundur serta pantat saya juga ditekannya dengan tangan kanannya supaya saya dapat ikuti irama. Saya turut saja menggoyangkan sembari memeluk, menghisap putingnya, mencium bibirnya. Sebagian waktu kami bergoyang keduanya sama, namun paha tante mulai pegal rupanya, serta dicabutnya batang kemaluan saya. Lalu dia berbalik serta menungging sembari berpegangan dengan tangan kanannya ke bibir bak mandi. Saya gosokkan batang kejantanan saya ke bibir kemaluannya. Betul-betul merasa panas bibir kemaluannya itu.
Lalu saya menekan maju serta, “Bless.. ” kepala ‘NAZI’ punya saya masuk bergesek-gesek dengan dinding lubang senggamanya. Tante juga bereaksi serta pinggulnya berputar-putar seperti penari ular. Aduh mengagumkan sekali, saya terasa keenakan serta tidak dapat berfikir jernih sekali lagi. Pantat saya maju mundur, rudal panjang saya menggaruk-garuk lubang kenikmatannya. Dari tempat ini, saya dapat lihat dengan terang batang kejantanan saya basah kuyup serta bibir kemaluan tante tertarik keluar masuk. Tangan saya mencapai ke depan, meremas buah dadanya yang menggantung besar serta bergoyang menggeletar, nafas tante mendengus desah. “Ohh.. yess..! ”Akhirnya saya meledak-ledak sekali lagi serta tante rupanya telah lebih dahulu alami orgasme.
Kemudian saya mandikan tante saya tersayang. Mulai detik itu, saya miliki pekerjaan penambahan baru.
bergoyang maju mundur nafas tante mendengus desah. “Ohh.. yess..!
4/
5
Oleh
Unknown