Minggu, 08 Oktober 2017

Kugoyang Dengan Keras pertanda tika sebentar lagi orgasme

Narasi Kugoyang Dengan Keras pertanda tika sebentar lagi orgasme ini bermula waktu saya pulang kerja sekitaran jam 11 malam, mobilku menabrak seseorang anak yang digandeng ibunya tengah menyeberang jalan. Untung saja saya cepat memijak rem hingga anak itu lukanya tidak kronis cuma sedikit saja di bagian pahanya. Saat saya menawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menampik serta tuturnya lukanya tidak kronis. 




“Ya telah bu, saat ini saya antar Ibu pulang, di mana tempat tinggal Ibu? ”“Nggak usah den, si Mbok tidak usah diantar”. “Kenapa Mbok, inikan telah malam, tidak apa-apa Mbok saya antar ya? ”Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku serta cuma menunduk lesu serta saat dia ingin menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sembari membawa bekicot. “Ini Mbok bekicotnya, agar luka Mbak Tika cepat pulih”. Ibu itu terima bekicot dari gadis itu, memecahnya di bagian ujung serta memoleskannya diluka gadis yang nyatanya namanya Tika. Namun, Sesudah usai memoleskan, simbok itu mengandeng Tika serta adiknya ingin pergi. Sebelumnya mengambil langkah jauh, saya hadang serta berupaya untuk mengantarnya pulang. 


“Simbok ingin pulang.., saya antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”. “Ngaak usah den, simbok.. ”. “Kenapa Mbok, tidak sungkan-sungkan, ini kan telah malam, kasihan Tika Mbok.. ”. “Simbok ini tidak miliki tempat tinggal den, sombok hanya gelandangan”. Saya pernah benggong mendengar jawaban simbok ini, pada akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya ke rumahku meskipun cuma untuk malam hari ini saja. Selalu jelas saya kasihan pada mereka. “Ya telah Mbok, anda serta ke-2 anakmu itu malam hari ini bisa tidur dirumahku”“Tapi ndoroo.. ”. “Sudahlah Mbok, ini kan untuk menebus kekeliruanku karna menabrak Tika”. 


Dari info yang saya peroleh di dalam mobil sepanjang perjalanan pulangp, simbok ini nyatanya ditinggak suaminya waktu memiliki kandungan adiknya Tika, yang pada akhirnya saya kenali namanya Intan. Simbok ini yang nyatanya namanya Inem, usianya sekitaran 42 th., serta anaknya si Tika umurnya 14 th. sedang Intan baru 11 th.. Tika pernah lulus SD, sedang Intan cuma pernah nikmati bangku SD kelas 4. 


Setelah tiba di rumah, Mbok Inem serta ke-2 anaknya segera saya suruh mandi serta makan malam. Nyatanya simbok, Tika serta Intan tidak membawa baju ganti hingga sesudah mandi baju yang dipakainya ya tetaplah yang barusan. Walau sebenarnya baju yang digunakan ketigany telah tidak layak untuk digunakan sekali lagi. Simbok menggunakan daster yang lusuh serta sobek di sana-sini sedang Tika serta Intan sama juga lusuh serta penuh jahitan di sana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, saya memanglah memiliki gagasan membelikan baju buat mereka bertiga. Saya memanglah type orang yang tidak dapat lihat ada orang yang lain menanggung derita. Kata kawan-kawan sich, saya termasuk juga orang yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi. 


“Tika dan anda Intan makan yang banyak ya.. agar cepet gede.. ”. “Inggih Ndoro.., bisa tidak bila Intan butuhkan semua, karna Intan telah 2 hari tidak makan”. “Boleh nduuk.., Intan serta Tika bisa makan sepuasnya disini”. 


***** 


Dari mulai sinilah awal dari petualangan seksku. Sesudah acara makan malam usai, ketiganya saya suruh tidur di kamar belakang. Sekitaran jam 1 malam sesudah saya usai nonton acara TV yang menjemukan, saya menuju kekamar belakang untuk meneggok kondisi mereka. Saat saya masuk kekamar mereka, jantungku segera berdeguk cepat serta keras waktu saya lihat daster Mbok Inem yang terungkap hingga ke pinggang. Nyatanya di balik daster itu, Mbok inemku ini mempunyai paha yang benar-benar mulus serta di balik CD nya yang lusuh serta sobek di bagian depannya tampak dengan terang jembutnya yang tidak tipis serta hitam. Fikiranku segera melayang-layang serta kontolku yang masih tetap perjaka ini segera berontak. 


Sesudah agak tenang, tanganku segera bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Sesudah senang mengelus pahanya, saya mulai menjilati ujung paha serta selesai dipangkal pahanya. Saya pernah ingin muntah saat mulai menjilati klitorisnya. Dimuka barusan kan saya telah katakan bila CD Mbok ku ini sobek di bagian depan.., jadi clitnya tampak dengan terang. Sedang yang buat saya ingin muntah yaitu bau CDnya. Ya.. mungkin saja telah berhari-hari tidak dicuci. Sesudah sekitaran 13 menit saya jilati clitnya serta nyatanya Mbok inemku ini tak ada reaksi.. ya mungkin saja sangat lelah shingga tidurnya nyenyak banget, saya mulai mengeluarkan kontolku serta mulai saya gesek-gesekkan di clitnya. Saya tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. saya cuma berani mengocok kontolku sembari memandangi clit dan teteknya. Nyatanya Mbok inemku ini tidak menggunakan BH hingga puting payudaranya pernah menonjol dibalik dasternya. Saya tidak berani untuk memeras teteknya karna takut Mbok Inem juga akan bangun. 


Tengah sebagian asiknya saya mengocok kontolku, si Tika bangun serta lihat ke arahku. Tika pernah ingin teriak serta untung saja saya cepat tutup mulutnya serta memimta Tika untuk diam. Sesudah Tika diam, berhubung saya telah tanggung, selalu saja saya kocok kontolku. Tika yang masih tetap terduduk lemas karna ngantuk, tetaplah saja lihat tangan kiriku yang mengocok kontolku serta tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sembari lakukan aktivitasku, saya pandangi si Tika, gadis kecil yang betul-betul polos, serta saya saksikan kadang-kadang Tika lihat mataku selalu beralih ke paha ibunya yang tengah saya elus-elus berkali-kali. Sesudah sekitaran 8 menit berlalu, saya tidak tahan sekali lagi, serta pada akhirnya “.. croot.. crrott.. croot.. ” ada 6 kali saya menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini. 


Waktu saya mengeluarkan pejuhku, si Tika tutup matanya sembari memeluk ke-2 kakinya. Ketika tersebut saya tanpa ada berniat lihat pangkal pahanya serta nyatanya.., tikaku ini tidak menggunakan CD. Waktu saya tengah lihat memeknya Tika, dia katakan.. “Ndoro.. mengapa pipis di memeknya simbok”. saya sendiri pernah kaget mendengarnya. “Nduuk.. itu agar ibumu tidur pulas.. ”. “Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika ingin pipis.. namun Tika takut ke kamar mandi.. ”. “Ya.. telah Nduk.. mari saya antar ke kamar mandi”. 


Tika lalu saya ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Saya sendiri juga ingin pipis, selalu Tika saya suruh jongkok didepanku. Tika lalu mengangkat roknya serta.. suur.. banyak air seni yang keluar dari memeknya. Saya sendiri cuma sedikit kencingku. Sesudah acara pipisnya usai, Tika saya gendong serta saya dudukkan di tepi ranjangku. Lantas saya peluk serta saya belai lembut rambut panjangnya yang hingga ke pinggang. “Ndoro.. Tika belum juga cebok.. kelak memeknya Tika bau lho.. Ndoro.. ”. “Nggak apa-apa Nduk.. agar kelak Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok di sini ya.. sama ndoromu ini.. ”. 


Lalu Tika saya angkat serta mulai saya baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan payudaranya yang lumayan montok. Ketika tanganku mengelus pahanya.. “Ndoro.. mengapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet.. ”. “Oh iya Nduk.. Ndoro lupa.. ”. Tahu sendirilah, saya memang sungguh-sungguh telah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Pikirkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 th. yang demikian polos, serta dia diam saja saat tanganku mengelus-elus semua badannya. 


Pembaca.. bagaimana telah belum juga ngebayanginya.. telah belum juga..! telah yaa.. saya terusin ceritanya. 


Lalu saya jongkok di antara kakinya serta awalilah saya singkap rok yang digunakan Tika hingga ke pinggang. Saat ini terpampanglah di hadapanku seseorang gadis kecil umur 14 th. denga bibir kemaluan yang masih tetap belum juga ditumbuhi bulu. Sesudah pahanya saya kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk serta Ibu jari saya berupaya untuk menguak isi didalamnya. Serta nyatanya.. berisi merah muda, basah karna ada sisa pipisnya yang barusan itu lho dan agak mengkilap.


Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.“Inggiih.. Ndoro..”.Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.


Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.


Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.“Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.“Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”“Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.“Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.“Iya Ndoro..”.


Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!.“Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.“Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.“Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.“Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.


Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.“Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.


“Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah..”.“He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”.Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.


Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.“Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”“Mau Ndoro..”.


Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah selaput daranya.“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.“Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.


“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih…, aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.


Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.


“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”“Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.“Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”.“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.


Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan kontolku.“Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.“Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.


Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.“Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.“Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

Related Posts

Kugoyang Dengan Keras pertanda tika sebentar lagi orgasme
4/ 5
Oleh