Janda Kembang Dewi sendiri sudah semakin liar menggoyang pinggulnya Di bln. Juli 2004, Saya serta Rudi pergi ke Bali untuk menghadiri seminar investasi yang diselenggarakan oleh satu perusahaan sekuritas terkenal di Indonesia. Seminar diselenggarakan di satu hotel megah di Nusa Dua. Seminar ini tidak cuma mengundang peserta dalam negeri namun juga peserta dari luar negeri. Rudi yaitu sahabat saya dari SMA, serta kebetulan saat ini kita bekerja di satu perusahaan. Dengan Rudi, dari SMA kita sudah banyak mengeksplorasi mengenai wanita serta sex. Rudi is the master in seducing women. Nama saya Arthur serta ini kisahku.
Selasa
Saya serta Rudi sudah cek in di hotel tempat seminar diselenggarakan. Kami di beri satu kamar untuk berdua. Saat tunjukkan jam 13 siang, kami mengambil keputusan untuk menyewa mobil serta pergi berjalan-jalan ke Kuta. Saya banyak menggunakan saat untuk beberapa photo object yang menarik, sedang Rudi lebih suka keluar masuk toko mencari souvenir.
Rabu
Jam 8 pagi seminar sudah diawali. Pesertanya cukup banyak, saya taksir ada sekitaran 80 orang. Untuk hari ini juga akan ada 4 sesi. Saya lihat makalah seminar cukup banyak serta menarik. Sembari dengarkan seminar, tidak lupa saya mencari-cari yang cantik. Mata saya tertuju pada orang wanita Chinese yang cantik memiliki rambut panjang yang duduk 1 mtr. dari saya. Rambutnya diberi high light warna merah tua. Ia kenakan blazer serta rok selutut berwarna biru tua. Sesekali ia menguap lantas minum kopi. Usai sesi pertama, ada istirahat 15 menit. Saya menggunakan peluang ini untuk kenalan dengan wanita itu.
“Bagus ya temanya tadi” kata saya buka perbincangan. “Iya, menarik kok. Pembicaranya bagus juga langkah membawakannya”“Nama saya Arthur” kata saya sembari memberi kartu namaku“Oh iya, saya Dewi” tuturnya sembari keluarkan kartu namanya.
Rupanya Dewi bekerja di perusahaan sekuritas saingan perusahaan tempat saya bekerja
“Kamu sendiri saja ke seminar ini? ” bertanya saya. “Iya, semula rekan saya ingin datang tapi last minute ada pekerjaan yg tidak dapat ditunda”
Tidak lama Rudi hampiri saya dibarengi oleh 1 pria serta 1 wanita. Dua-duanya Chinese.
“Arthur, kenalin nih rekan saya dari Singapore. Dahulu saya kuliah bareng dengannya” kata Rudi sembari menunjuk ke pria itu. “Halo, saya Arthur”“Saya Henry” kata si pria. “Saya Carol” kata si wanita.
Kami lantas sama-sama berteman serta bertukar kartu usaha. Henry serta Carol bekerja di perusahaan sekuritas di Singapore. Carol manis sekali. Tingginya sekitaran 165 cm serta dadanya yang membusung tampak terang di balik baju tanpa ada lengan yang ia gunakan. Rambutnya yang pendek buat penampilannya jadi bertambah menarik. Sedang Dewi, tingginya sekitaran 170 cm. Tatapan mata Dewi agak-agak nakal hingga saya pernah berfikir ia juga akan gampang saya ajak tidur.
Sesi ke-2 juga kembali diawali serta selesai jam 12 siang. Saya, Rudi, Henry, Carol serta Dewi makan siang dengan di coffee shop hotel. Kami menggunakan peluang ini untuk berteman dengan peserta yang lain. Lumayan untuk memperluas net work. Sesi ke-3 serta ke-4 jalan dengan menarik serta banyak menaikkan pengetahuan. Seminar hari ini selesai jam 5 sore.
“Arthur, anda kan orang Indonesia, kemana anda dapat membawa kami makan enak? Saya telah jemu dengan makanan hotel” bertanya Henry. “Kita ke Jimbaran saja atau ke Legian, di sana banyak restaurant” sahut saya. Kita berlima juga pergi ke Jimbaran untuk makan malam.
Kamis
Seminar juga kembali diawali jam 8 pagi. Temanya yang menarik buat saat jalan secara cepat. Tidak merasa sepanjang hari penuh sudah terlewati di ruangan seminar. Usai seminar, saya tawarkan untuk ke Kuta untuk lihat matahari tenggelam, rekan-rekan juga sepakat. Hari ini Dewi tampak cukup seksi, ia kenakan rok mini ketat berwarna biru muda serta baju tanpa ada lengan berwarna putih. Di Kuta ia meluangkan untuk beli sandal karna dari hotel ia kenakan sepatu hak. Carol juga tampak lebih manis. Ia kenakan celana panjang ketat warna coklat muda serta baju tanpa ada lengan warna putih. Carol turut beli sandal di Kuta karna ia lupa membawa sandal dari Singapore. Usai lihat matahari tenggelam, kita bersantai di Hard Rock Café lantas makan malam ke Warung Made.
Jum’at
Hari paling akhir seminar banyak di isi oleh bertanya jawab dari peserta. Seminar selesai jam 4 sore karna panitia berikan peluang untuk peserta rapat untuk nikmati sunset di Kuta. Satu bis sudah disediakan untuk membawa peserta ke sana. Kami berlima turut ke Kuta namun lebih pilih naik mobil sendiri dari pada naik bis. Usai lihat sunset, kami berlima menyelusuri beberapa toko di selama Kuta. Carol, Henry, Dewi serta Rudi repot belanja. Dewi rupanya belum juga sempat ke Bali hingga ia suka sekali berjalan-jalan ke Kuta. Bila tengah jalan ramai-ramai, Carol tampak kecil mungil karna saya serta Rudi tingginya 185 cm, Henry sekitaran 180 cm serta Dewi sekitaran 170 cm.
Bali makin malam, kami mengambil keputusan untuk makan malam di daerah Legian. Restaurant Maccaroni jadi pilihan kami. Sebagian peserta seminar turut gabung makan dengan kami. Tidak henti-hentinya kami bercanda serta tertawa-tawa. We had a good time. Usai makan, kami berlima meneruskan ke M-Bar-Go yang terdapat satu jalan dengan Maccaroni. Peserta rapat yang gabung dengan kami lebih pilih untuk kembali berjalan-jalan di selama Legian.
Musik berdentum-dentum dimainkan oleh DJ. Situasi cukup ramai namun tidaklah terlalu padat. Enak lah pokoknya untuk bersantai. Kami pesan minuman mengandung alkohol serta meneruskan percakapan sembari melihat film yang diputar di jumbo screen. Jam 23 : 00, saya sangat terpaksa mesti mengajak rekan-rekan pulang karna si Rudi nampaknya telah mabuk berat, Dewi serta Carol mukanya merah serta mereka tertawa-tawa lihat Rudi yang mabuk.
Saya memanglah berniat tidak minum sangat banyak karna tak ada kemauan mabuk malam itu. Sesudah membayar minuman, saya membopong Rudi keluar, Carol bertumpu pada Dewi serta Henri ikuti dari belakang. Untung mobil diparkir tidak jauh dari club. Di mobil, Rudi tidak henti-hentinya nyanyi serta tertawa. Dewi, Carol serta Henri turut tertawa lihat kelakukan Rudi.
Setiba di hotel, saya hentikan mobil depan lobby serta menyerahkan mobil ke petugas valet parking. Kembali saya bopong Rudi. Carol jalan sembari 1/2 memeluk Henri sembari mengeluh kepalanya yang sakit. Dewi nampaknya umum saja walau sebenarnya saya tau ia juga mabuk. Kami berlima naik lift serta saya menarik nafas lega karna tak ada anggota peserta di lobby hotel. Lift berhenti di lantai 3, Henri serta Carol keluar karna kamar mereka di lantai 3. Waktu pintu lift tertutup, Dewi berseru sembari membuka-buka tasnya
“Shit, kunci kartu gue mana ya? ”“Wah bebrapa janganlah barusan jatuh saat tas anda ditaro di kursi di club” kata saya. “Argh, mesti minta dibukain nih sama resepsionis” tutur Dewi. “Telepon dari kamar saya saja” saya tawarkan.
Pintu lift terbuka di lantai 4, kembali saya membopong Rudi yang telah tidak sadarkan diri, Dewi menolong saya buka pintu kamar. Demikian masuk kamar, saya segera menjatuhkan Rudi ditempat tidur. Dewi buka pintu balkon serta lihat keluar
“Wah enak sekali kalian bisa kamar menghadap laut”“Lumayanlah, kecil-kecilan” kata saya sekenanya.
Saya berdiri di belakang Dewi lantas memegang ke-2 bahunya sedang Dewi tetaplah lihat kearah laut.
“Enak ya mendengar nada ombak” kata Dewi.
Dewi lantas merapatkan punggungnya ke dada saya serta saya merangkul Dewi dari belakang. Dengan perlahan-lahan, saya mencium kepala Dewi lantas turun ke kuping kiri. Dewi mendongakkan kepalanya hingga saya dapat bebas mencium lehernya yang putih. Lalu Dewi melihat ke saya lantas mencium bibirku.
“Ummhh Arthur, you are so sexy” kata Dewi.
Sembari tetaplah merangkul Dewi, tangan saya meraih ke tepi pintu balkon serta mematikan lampu balkon agar tak ada yang memerhatikan kami. Tangan saya mulai menelusuri semua pantat Dewi yang padat lalu meraba-raba dadanya yang sekal. Tidak henti-hentinya Dewi melenguh. Tangan Dewi juga turut meremas kontolku dari balik celana. Lantas saya menarik Dewi kembali pada kamar serta mendorongnya ke tempat tidur. Kembali kita berciuman di tempat tidur.
Tangan Dewi dengan cepat membuka kemeja dan celana panjangku sedangkan saya langsung membuka baju, BH, rok mini dan celana dalamnya. Tubuh Dewi yang putih dan telanjang bulat membuat nafsuku membara. Dengan gemas saya meremas payudaranya yang berukuran 32B sambil menghisap putingnya. Nafas Dewi memburu dengan cepat apalagi saat saya mulai beralih ke vaginanya. Dewi bagaikan kuda liar saat klitorisnya saya jilat. Tak henti-hentinya saya menjilat seluruh vagina dan selangkangannya. Saya membalikkan tubuh Dewi untuk bergaya 69.
Di pantat kiri Dewi ada tattoo kupu-kupu kecil berwarna pink, saya tersenyum melihatnya. Dalam posisi 69, dengan rakus Dewi menggenggam kontolku dan mulai menghisapnya. Saya pun membalas dengan menjilat anus dan vaginanya. Goyangan pantat Dewi terasa semakin keras saat dijilat vaginanya sehingga harus saya tahan pantatnya dengan kedua tangan saya. Tiba-tiba Dewi melepaskan genggaman tangannya dari kontol saya dan melenguh dengan keras, rupanya ia mengalami orgasme. Vaginanya yang sudah basah menjadi tambah basah dari cairan orgasmenya.
Kemudian Dewi nungging dan bersandar dipinggir tempat tidur Rudi. Saya mengikuti kemauannya, saya merenggangkan kakinya dan mengarahkan kontolku ke vaginanya. Dengan penuh gairah saya setubuhi Dewi yang seksi. Dewi rupanya tidak diam saja saat disetubuhi. Tangannya menggapai ke celana Rudi dan membuka risletingnya kemudian menurunkan celana Rudi. Dewi mengeluarkan kontol Rudi dari balik celana dalamnya lalu mulai meremas kontol Rudi.
Saya memperhatikan Dewi yang mulai mengulum kontol Rudi yang masih lemas sedangkan Rudi tertidur tanpa menyadari ada wanita cantik yang sedang menghisap kontolnya. Tak henti-hentinya payudara Dewi saya remas dan pencet putingnya. Tak berapa lama kemudian, Dewi kembali mengalami orgasme. Saya mengganti gaya ke gaya missionary. Kaki Dewi saya rentangkan dan kembali kontolku mengisi vaginanya yang sudah becek. Suara clipak-clipuk terdengar dengan keras tiap kali kontol saya keluar masuk vagina Dewi.
Tujuh menit menggenjot Dewi, saya merasakan akan ejakulasi. Saya percepat gerakanku dan tak lama kontolku memuntahkan peju didalam vagina Dewi. Dengan terengah-engah saya mengeluarkan kontolku lalu menindih Dewi dan mencium bibirnya. Kami berciuman beberapa menit dan saya baru menyadari ternyata Rudi sudah berdiri disamping kami
“Wah, ter.. ternya.. ta.. ka.. kalian sudah mm.. mulai duluan” kata Rudi dengan tergagap dan sedikit sempoyongan.“Tenang Rudi, kamu dapat giliran kok” kata Dewi sambil tertawa lalu menghampiri Rudi.
Sambil berlutut di tempat tidur, Dewi meremas kontol Rudi yang perlahan mulai berdiri. Rudi memejamkan matanya menikmati Dewi yang mulai menghisap kontolnya. Setelah puas menghisap kontol, Dewi berdiri ditempat tidur kemudian mencium Rudi. Dengan kasar Rudi menggendong Dewi sambil menciumnya. Kemudian Dewi dibaringkan ditempat tidur dalam posisi doggy style dan Rudi langsung menyetubuhi Dewi. Kelihatannya pengaruh alkohol membuat Rudi menjadi sedikit kasar. Sambil menggenjot vagina Dewi, tak henti-hentinya Rudi menampar pantat Dewi sambil berkata
“Satisfy me, bitch, suck my dick”
Sekali-sekali rambutnya yang panjang dijambak sehingga kepala Dewi sampai menoleh kebelakang lalu Rudi mencium bibirnya. Dewi kelihatannya justru semakin liar mendapat perlakukan kasar dari Rudi. Saya kemudian berlutut didepan Dewi lalu menyodorkan kontolku. Dewi menyambut kontolku lalu mulai mengulumnya. Setiap kali Rudi menyodokkan kontolnya dalam vagina Dewi dengan keras, kontol saya otomatis ikut tersodok ke mulut Dewi. Tapi beberapa kali kuluman Dewi terlepas karena Rudi suka menarik rambutnya. Tapi karena Dewi tidak protes, maka saya biarkan saja.Rudi kemudian menarik punggung Dewi sehingga punggung Dewi tegak. Saya menjilat dan menghisap seluruh payudara Dewi. Tapi itu tidak bertahan lama karena tangan Rudi menjalar keseluruh tubuh Dewi. Akhirnya saya mengambil bir di mini bar lalu duduk dikursi menikmati adegan seksual yang liar itu. Beberapa kali Dewi melenguh pertanda ia mengalami orgasme tapi Rudi tidak berhenti sedikit pun.
Dewi kemudian melepaskan dirinya dan mendorong Rudi untuk duduk ditempat tidur. Dewi duduk dipangkuan Rudi dan mulai menggoyang pinggulnya. Pinggul dan pantat Dewi terlihat merah karena ditampar Rudi. Tak henti-hentinya Dewi berceracau disetubuhi Rudi. Akhirnya tidak lama kemudian Rudi ejakulasi. Rudi memegang pinggul Dewi dan meremasnya dengan keras. Dewi pun kembali orgasme lalu mereka berdua berebahan ditempat tidur dengan lemas.
Tiba-tiba telepon berbunyi..
“Halo, ini Henri, sudah tidur kalian?” tanya Henri.“Belum, kita lagi bersenang-senang. Ada Dewi disini” jawab saya.“Wah, habis seks ya?” tanya Henri dengan semangat.“Hehehe, begitulah. Kamu tidur ya? Atau jangan-jangan habis seks dengan Carol” tanya saya menduga-duga.“Saya ditempat Carol. Saya ketempat kalian deh” kata Henri.
Waduh, ternyata Henri baru selesai menyetubuhi Carol. Saya menceritakan ke Dewi percakapan tadi. Dewi tertawa lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian, pintu bel kamar berbunyi dan saya bukakan. Tampak Henri mengenakan celana pendek dan kaos sedangkan Carol mengenakan kaos tidur yang panjang hingga ke dengkul. Dari balik bajunya terlihat ia tidak memakai BH.
“Wah, kalian abis pesta pora nih” kata Henri sambil tertawa melihat saya yang telanjang dan Rudi yang juga telanjang tapi tidak sadarkan diri.“Kamu juga nih abis pesta dengan Carol” kata saya. Carol pun ikut tertawa. Mata Carol terus tertuju pada kontolku yang sudah berdiri.“Mana Dewi?” tanya Henri.“Di kamar mandi” jawabku.
Henri mengetuk pintu kamar mandi lalu masuk kedalam. Terdengar suara Dewi dan Henri tertawa-tawa kemudian hening.
“Kelihatannya mereka sudah mulai” kata saya kepada Carol.
Carol menghampiri diriku lalu mencium bibirku. Saya langsung membalasnya dan kita saling berpagutan. Tanganku mulai mengangkat kaos yang dipakai Carol dan membukanya. Kemudian saya melihat tubuh Carol yang telanjang bulat. Payudaranya besar sekali, ukuran 36C. Tubuhnya yang ramping terlihat indah dan bulu kemaluannya hanya disisakan sedikit didaerah vaginanya.
Dengan gemas, saya menghisap payudaranya sambil jongkok didepan Carol. Carol meremas kepalaku menahan gairah. Lalu ciumanku turun ke perut Carol dan ke vaginanya. Carol mengangkat satu kakinya sehingga dengan mudah saya menjilat vaginanya. Tercium bau sabun di daerah vagina Carol. Syukurlah Carol masih sempat membersihkan dirinya setelah bersetubuh dengan Henri. Saya membuka bibir vagina Carol dan menyedot vaginanya. Carol mengerang dengan penuh nikmat.
Puas melahap vaginanya, saya mengangkat tubuh Carol. Kaki Carol melingkar dipinggangku dan saya memasukkan kontolku ke vaginanya. Dalam posisi menggendong, saya menyandarkan punggung Carol ke dinding lalu saya mulai menggenjot Carol. Payudara Carol yang besar meliuk ke kiri dan kanan mengikuti irama goyangan. Tak henti-hentinya saya mencium bibirnya yang merah dan mungil. Benar-benar gemas aku dibuatnya.
Dari dalam kamar mandi, terdengar suara Dewi yang melenguh. Carol pun ikut melenguh tiap kali kontol saya menghunjam ke vaginanya. Posisi ini hanya bertahan beberapa menit karena cukup berat menggendong Carol sambil menyetubuhinya. Saya duduk di kursi dan Carol duduk dipangkuanku menghadap saya. Vagina Carol terasa mendenyut-denyut di ujung kepala kontolku.
Dengan enerjik, Carol menggoyang pinggulnya naik turun sambil merangkul kepalaku. Saya menghisap payudaranya yang besar sambil menggigit putingnya. Tangan kananku meraih ke anusnya dan saya memasukkan jari telunjukku ke anusnya. Tampaknya ini membuat Carol semakin liar. Carol terus menerus menghujamkan kontolku sampai ia mencapai orgasme. Di saat yang sama saya pun ejakulasi. Carol duduk terkulai lemas dipangkuanku. Saya menggendong Carol ketempat tidur lalu kita berdua tertidur sambil berpelukan.
Sabtu
Telepon berbunyi jam 6:30. Saya memang meminta ke operator untuk dibangunkan jam 6:30 karena hari ini akan ada tur. Saya melihat Carol masih tidur telanjang bulat dalam pelukan saya. Dewi dan Henri tidur dikarpet beralaskan comforter tempat tidur. Mereka pun masih telanjang bulat. Rudi masih tidur dalam posisi sama. Saya membangunkan mereka semua untuk siap-siap pergi tur. Berhubung Dewi, Carol dan Henri belum pernah ke Bali, maka mereka dengan semangat langsung kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap. Jam 8:00, kami berempat sudah di restaurant untuk sarapan. Rudi tidak ikut karena kepalanya masih sakit.
Tur menggunakan 2 buah bis. Tujuan pertama adalah ke Tanah Lot, lalu ke Ubud, Kintamani lalu menonton pertujukkan Kecak. Saat sedang menonton tari Kecak, saya menerima SMS dari Rudi
“Gue lagi di Kuta nih. Kenalan sama cewek bule. Cuantik banget. Sekarang lagi di kamar hotel si cewek di Kuta. Have fun ya di tur karena gue juga sedang having fun”
Saya tertawa melihatnya. Tur berjalan dengan menyenangkan. Saya memfoto banyak obyek yang menarik. Tak lupa saya memfoto Dewi dan Carol sebagai modelku. Jam 18:00, tur akhirnya tiba kembali di hotel. Semua peserta terlihat senang dan puas.
Di lobby hotel, Henri buru-buru naik taksi karena ia mau ke Legian untuk beli beberapa cinderamata yang tidak sempat dia beli. Dia menawarkan ke kita untuk ikut tapi kita semua capek. Akhirnya Henri pergi sendiri naik taksi ke Legian.
“Mau ngapain nih malam ini? Malam terakhir” tanya saya.“Saya capek banget, pengen bubble bath” kata Carol.“Saya juga, enak nih kalau berendam air hangat” kata Dewi.“Kita bertiga berendam aja yuk” saya menawarkan dengan semangat. Dewi dan Carol tertawa lalu kita menuju ke kamar Carol.
Kamar Carol walaupun single bed tetapi kamarnya sedikit lebih besar karena terletak di ujung gang. Bath tub diisi air hangat oleh Carol dan dituang sabun bubble. Kita bertiga lalu membuka baju dan berendam ke bath tub. Ukuran bath tubnya terlalu pas untuk kita bertiga apalagi tubuh saya yang tinggi. Carol duduk dipangkuan saya sementara saya berselonjor di bath tub sedangkan Dewi duduk diujung bath tub.
Kontol saya yang berdiri sekali-sekali terlihat menyembul dari balik air. Payudara Carol pun terlihat setengah menyembul dari balik air. Dewi terlihat sedang menikmati air hangat. Ia mengikat rambutnya keatas. Kaki kanan saya menyelip ketengah kaki Dewi dan sekali-sekali saya menggelitik selangkangan Dewi dengan jempol kaki. Dewi kegelian lalu meremas biji saya. Carol tertawa-tawa melihat tingkah kita berdua.
Tangan kiri saya pun mulai meremas payudara Carol dengan gemas. Carol mulai memejamkan matanya menikmati remasan tanganku sementara tangan kanannya dengan perlahan mengocok kontolku. Gairah saya kembali bangkit, saya menarik Carol keatas dan medudukkannya diujung bath tub. Saya membuka kakinya dan mulai menjilat vaginanya. Saya dalam posisi nungging didepan Dewi.
Dewi kemudian menyelinapkan tangannya dari antara kakiku dan meremas kontolku. Wah nikmat sekali rasanya merasakan tangan Dewi yang mengocok kontolku sambil menjilat vagina Carol. Tiba-tiba kenikmatan saya semakin bertambah saat Dewi membuka lipatan pantatku danmenjilat anusku, gairahku terasa meningkat dengan pesat dan saya serasa seperti terbang di awang-awang. Masih dalam posisi menungging, saya terus menjilat vagina dan anus Carol, Carol menikmati itu semua sambil meremas payudaranya.
“Balik dong badannya” kata Dewi.
Saya membalikkan tubuhku sehingga saya kembali berselonjoran di bath tub, Dewi membungkukkan tubuhnya dan mulai menghisap kontolku. Carol mengangkang didepan mukaku dan menyodorkan vaginanya ke mulutku. Langsung kembali saya jilat vaginanya. Posisi ini berlangsung sekitar 5 menit. Dewi kemudian mengangkang dipinggulku lalu memasukkan kontolku ke vaginanya.
Air dan buih meluap keluar bath tub saat Dewi mulai mengocok kontolku dalam vaginanya. Carol pun memerosotkan tubuhnya sehingga ia duduk diatas perutku dan saya bisa mencium payudaranya. Tangan Dewi meraih ke punggung Carol lalu memijit punggung Carol. Carol tersenyum saat dipijit Dewi. Kemudian dengan nakalnya tangan Dewi menyusuri punggung dan pantat Carol lalu menyelinapkan tangannya ke vagina Carol. Carol buru-buru mengangkat pantatnya dan berkata
“Aduh maaf Dewi, tapi saya belum pernah bercinta dengan wanita” kata Carol.“Just go with the flow, jangan dilawan” kata Dewi.
Saya mendudukkan kembali Carol di perutku lalu kembali mencium payudaranya. Mata Carol terpejam dengan erat saat tangan Dewi mulai masuk ke selangkangannya dan memainkan klitorisnya. Carol menggigit bibirnya tiap kali jari Dewi menyentuh vaginanya. Tak lama tangan Dewi tidak lagi berada di vagina Carol karena Dewi sendiri sudah semakin liar menggoyang pinggulnya. Carol rebahan di sampingku lalu memeluk tubuhku sambil menyaksikan Dewi yang bagaikan kuda liar beraksi diatas kontolku. Beberapa menit kemudian saya ejakulasi bersamaan dengan Dewi. Setelah seluruh peju saya keluar dalam vagina Dewi, Dewi keluar dari bath tub lalu membersihkan vaginanya kemudian kembali masuk ke bath tub.
Carol belum mendapat giliran. Saya meminta Carol keluar dari bath tub lalu nungging dengan bersandar pada wastafel. Payudara Carol yang besar terlihat menggelantung dengan indah. Saya berdiri dibelakang Carol lalu mulai menyetubuhinya. Carol mendesah-desah dengan penuh nikmat saat kontoku keluar masuk vaginanya. Dewi ikut keluar dari bath tub lalu jongkok dibawah Carol. Ia meraih payudara Carol dam mulai meremasnya. Mulut Carol terbuka lebar menikmati kocokan dari kontol dan remasan dari Dewi.
Tubuh kami bertiga yang basah dan penuh sabun membuat suasana menjadi tambah erotis. Dengan rakus, Dewi melahap kedua buah dada Carol dan kelihatannya Carol sudah mulai terbuka dengan Dewi. Ia membalas dengan membelai-belai kepala Dewi. Karena pegal dengan posisi ini, saya minta mengubah posisi. Saya menarik Carol dan Dewi keluar dari kamar mandi. Carol saya dudukkan ditepi tempat tidur. Kakinya saya buka lebar dan kembali kontolku menghunjam ke vaginanya. Dewi tak kalah asyik, ia berbaring di sebelah Carol dan perlahan mulai mencium bibir Carol. Carol tidak beraksi dan membiarkan Dewi mencium bibir sambil meremas payudaranya.
Beberapa menit berlalu dan Carol mulai membalas ciuman Dewi. Keduanya saling berpagutan dan french kiss. Dewi lalu berlutut diatas muka Carol dan menyodorkan vaginanya ke Carol. Carol meremas pantat Dewi dan mulai menjilat vagina Dewi. Nafas Dewi terdengar memburu menahan nafsu. Pemandangan indah ini membuat saya semakin bergairah sehingga saya ejakulasi. Carol rupanya telah orgasme berkali-kali saat disetubuhi di kamar mandi dan ketika sedang menjilat vagina Dewi.
*****
Malam itu, saya, Carol dan Dewi kembali bersetubuh. Kami sempat beristirahat sebentar dan kembali bersetubuh ketika Henri dan Rudi sudah kembali. Malam di Bali yang sungguh indah. Hari Minggu, kami semuanya terpaksa berpisah dan kembali ke tempat masing-masing.
Janda Kembang Dewi sendiri sudah semakin liar menggoyang pinggulnya
4/
5
Oleh
Unknown