Minggu, 02 Juli 2017

Ceritaku Ngentot Dengan Tetangga Masih tetap ABG SMP Bernama Astrid


Ceritaku Ngentot Dengan Tetangga Masih tetap ABG SMP Bernama Astrid ,Saya yaitu seseorang mahasiswa yang tengah pulang untuk berlibur. Di satu hari yang cerah, saya tengah berbaring untuk coba tidur siang. Nyatanya ibu menyebutku dari luar. Selekasnya saya beranjak dari tempat tidur untuk menemuinya, serta nyatanya ibu memohonku untuk mengantarkan satu bungkusan untuk diserahkan ke rekan arisannya. 


Tanpa ada banyak bertanya saya selekasnya bergerak ke alamat yang dituju yang hampir sama dari rumahku. Sesampainya disana saya lihat satu tempat tinggal yang besar dengan arsitektur yang menarik. 


Saya selekasnya memijit bel di pintu pagar tempat tinggal itu. Tidak sebagian lama keluarlah seseorang gadis manis yang menggunakan kaos bergambar tweety kedodoran hingga tidak tampak kalau gadis itu menggunakan celana, meskipun pada akhirnya saya lihat dia menggunakan celana pendek. 



Secara singkat saya selekasnya ajukan pertanyaan mengenai kehadiran rekan ibu saya. “Hmm…, sorry nih, Ibu Raninya ada?, saya membawa kiriman untuk beliau”, tanyaku. “Wah sekali lagi pergi tuch, Kak…, Kakak siapa ya? ”, tanyanya sekali lagi. “Oh saya anaknya Ibu Erlin”, jawabku. 


Mendadak cuaca mendung serta mulai gerimis. Hingga gadis manis itu mempersilakan saya masuk dulu. “Kakak nganterin apaan sich? ”, tanyanya. “Wah…, tidak tahu tuch sepertinya sich berkas-berkas”, jawabku sembari mengikutinya kedalam tempat tinggalnya. 


“Memang sich barusan Ibu titip pesen jika kelak ada orang yang nganterin barang buat Mama…, namun saya tidak nyangka jika yang nganter cowo cakep! ”, tuturnya sembari tersenyum simpul. Mendengar pernyataan itu saya jadi salah tingkah. 


Waktu saya masuk ruangan tengah tempat tinggal itu, saya menjumpai seseorang gadis manis sekali lagi yang tengah asik nonton TV, namun lihat kami masuk ia seperti gugup serta mematikan TV yang dilihatnya. 


“Ehmm…, Trid siapa sich? ”, bertanya gadis itu. “Oh iya saya Astrid serta itu rekanku Awal, kakak ini yang nganterin pesanan mamaku.. ”, jawab gadis yang memiliki tempat tinggal yang nyatanya bernama Astrid. “Eh iya nama gue Ian”, jawabku. 


Selang beberapa saat saya dipersilakan duduk oleh Astrid. Saya selekasnya mencari tempat paling dekat untuk duduk, mendadak waktu saya mengangkat bantal yang ada diatas kursi yang akan saya menempati saya temukan satu VCD porno yang selekasnya kuletakkan di sebelahku sembari saya berkata, “Eh…, jika ini miliki kamu nyimpannya yang bener kelak ketahuan lho”. 


Dengan gugup Astrid selekasnya sembunyikan VCD tersebut di kolong kursinya, lantas selekasnya menyalakan TV yang nyatanya tengah menayangkan adegan 2 orang pasangan yang tengah bersetubuh. Karna cemas Astrid tidak bisa ganti gambar yang ada. Untuk menenangkannya tanpa ada berfikir saya mendadak nyeletuk. 


“Emang kalian sekali lagi nonton begini tidak ada yang tahu? ”. 


Dengan muka memerah karna malu mereka menjawab dengan berbarengan namun tidak kompak hingga tampak begitu paniknya mereka. 


“Ehh…, kita sekali lagi buat pekerjaan biologi mengenai reproduksi manusia”, jawab Astrid sekenanya. Bisa kulihat mimik mukanya yang ketakutan karna ia duduk pas di sampingku. “Tugas biologi?, emangnya kalian ini kelas berapakah sich? ”, tanyaku sekali lagi. “Kita telah kelas 3 SMP kok! ”, jawab Awal. Saya cuma mengangguk tanda sepakat saja dengan argumen mereka. 


“Kenapa kalian tidak cari jenis asli atau dari buku kedokteran? ”, tanyaku. “Emang cari di mana Kak? ”, bertanya mereka berbarengan. “Hi.., hi.., hi.., siapa aja…, jika gue jadi jenisnya mo dibayar berapakah? ”, tanyaku becanda. “Emang kakak ingin jadi jenis kita? ”, tanyanya. Mendengar pertanyaan itu giliran saya sebagai gugup. “Siapa takut! ”, jawabku nekat. 


Nyatanya, tak tahu karna mereka telah ‘horny’ dikarenakan film BF yang mereka lihat itu, Astrid selekasnya mendekatiku dengan malu-malu. 


“Sorry kak bisa ya ‘itunya’ kakak Astrid pinjem”, bisiknya. Dengan jantung yang berdegup kencang saya membiarkan Astrid mulai buka retsleting celanaku serta tampak penisku yang masih tetap tergeletak lemas. 


“Hmm…, emangnya orang tempat tinggal kamu pada pulang jam berapakah? ”, tanyaku kurangi degup jantungku. Tanpa ada dijawab Astrid cuma memegangi penisku yang mulai menegang. 


“Kak, jika cowok berdiri itu seperti gini ya? ”, tanyanya. “Wah segini sich belum juga apa-apa”, jawabku. “Coba kamu raba serta elus-elus terus”, jawabku. “Kalo di film kok sepertinya diremas-remas selalu juga dimasukin mulut namanya apa sich? ”, tanyanya sekali lagi. Kemelut penisku nyaris menjangkau maksimum. 


“Nah ukuran segini umumnya cowok mulai bisa mulai untuk bersetubuh, bagaimana jika saat ini saya kasih tahu mengenai alat kelamin wanita, Emm.., vagina namanya”, mintaku. 


Tanpa ada banyak bertanya nyatanya Astrid selekasnya melepas celananya hingga tampak vaginanya yang masih tetap tertutupi bulu-bulu halus, Astrid duduk di sampingku hingga dengan gampang saya mengelus-elus bibir vaginanya serta mulai memainkan clitorisnya. 


“Ahh…, geli…, Kak.., ahh…, mm.. ”, rintihnya dengan mata yang terpejam. “Ini yang namanya clitoris pada cewek (tanpa ada melepas jariku dari clitorisnya) nikmat kan jika saya beginiin”, tanyaku sekali lagi. Serta dijawab dengan anggukan kecil. 


Mendadak Awal yang telah telanjang bulat memasukkan penisku ke mulutnya. “Kok kamu sudah mengetahui caranya”, tanyaku ke Awal. “Kan nyontoh yang di film”, jawabnya. 


Mendadak berlangsung gigitan kecil di penisku, namun kubiarkan saja serta mengarahkan tangan kiriku ke vaginanya sembari kuciumi serta kujilati vagina Astrid. Vagina Astrid mulai dibasahi oleh lendir-lendir pelumas yang meleleh keluar. 


Mendadak Astrid membisiku, “Kak ajarin bersetubuh dong..? ”. “Wah boleh”, jawabku sembari mencabut penisku dari mulut Awal. “Tapi akan sedikit sakit pertamanya, Trid. Kamu tahan yah…”, bisikku. 


Saya mengangkangkan pahanya serta memainkan jariku di lubang vaginanya supaya membiasakan vagina yang masih tetap perawan itu. Serta saya bebrapa perlahan mulai menusukkan penisku kedalam liang vagina Astrid, walaupun susahnya 1/2 mati karna tentu masih tetap perawan. Saat akan masuk saya selekasnya mengecup bibirnya, “Tahan ya sayang…”. 


“Aduh…, sakit.. ”, teriaknya. Kubiarkan penisku didalam vaginanya, sebagian menit baru kumulai pergerakan pantatku hingga penisku bergerak masuk serta keluar, mulai tampak begitu menikmatinya Astrid akan pengalaman pertamanya. 


“Masih sakit tidak, Trid”, tanyaku. “mm…, nggak…, ahh…, ahh…, uhh…, geli Kak”. 


Nyaris 30 menit kami bersetubuh serta Astrid mulai menjangkau klimaksnya karna merasa vaginanya basah oleh lendir. 


“Kak Astrid pingin pipis! ”, tanyanya. “Jangan ditahan keluarin aja”, jawabku. “Ah…, ahh…, emm…., e.. mm”, merasa otot vaginanya menegang serta meremas penisku. “Nah Trid kamu sepertinya telah merasakan ejakulasi tuh”. 


Saya merebahkan tubuh Astid di sampingku serta selekasnya menarik Awal yang tengah masturbasi sembari lihat film porno di TV. “Sini kamu ingin tidak? ”, tanyaku. 


Tanpa ada banyak bertanya Awal selekasnya bergerak mendekatiku, kuhampiri dia serta selekasnya mengangkat kaki kirinya serta kumasukkan penisku ke vaginanya serta nampaknya ia menahan sakit waktu terima hunjaman penisku di lubang vaginanya sembari pejamkan matanya rapat-rapat, namun demikian lama saya mengocokkan penisku di vaginanya mulai ia merintih keenakan. Saya selalu mengerjakannya sembari berdiri bersender ke tembok. 


“aahh…, Kak.., Awal.., Dini”, jeritnya serta mendadak melemas, ia telah kelur juga fikirku. 


Saya bopong gadis itu ke kursi serta rupanya Astrid telah di belakangku serta menyuruhku duduk serta memasukkan penisku ke vaginanya dengan diarahkan tangannya. Saya sudah bertukar tempat serta gaya, yang semuanya Astrid yang memerintahkan sesuai sama adegan di film hingga pada akhirnya Astrid memberitahuku kalau ia akan keluar. 


“Trid tahan yah…, saya juga telah ingin usai nih…, ahh…, aahh…, croot…, creettt…, creet”, saya muntahkan sebagian cairan maniku didalam vaginanya serta bekasnya saya semprotkan di perutnya. 


“Enak…, yah Kak…, hangat deh memekku…, hmm…, ini sperma kamu? ”, bisiknya serta kujawab dengan ciuman di bibirnya sembari kubelai semua tubuh halusnya. 


Kemudian kami mandi bersihkan diri bersama sembari kuraba permukaan payudara Astrid yang kurang lebih memiliki ukuran cukup besar untuk gadis seusianya, karna terangsang mereka menyerangku serta mulai permainan baru yang di sponsori gadis-gadis manis ini, yang rupanya mereka sudah cepat belajar. END.

Related Posts

Ceritaku Ngentot Dengan Tetangga Masih tetap ABG SMP Bernama Astrid
4/ 5
Oleh