Kamis, 10 Agustus 2017

Cerita Sex Pramugari Aku masih menindih tubuhnya

Cerita Sex Pramugari  Aku masih menindih tubuhnya Saya deskripsikan dahulu lay-out tempat kost ini agar lebih gampang Anda bayangkanRumah lumayan besar tempat kost ini berupa U-shape dengan ditengahnya ada ruang luas memanjang. Di ke-2 bagian kanan serta kiri berjajar semasing 4 kamar dengan pintu sama-sama bertemu. Lalu di basic U-nya ada 2 kamar serta satu kamar sekali lagi yang digunakan jadi dapur umum. Ruangan tengah yang memanjang barusan sesungguhnya terbagi dalam dua jenis peranan namun tanpa ada sekat sekalipun. Paling depan ada satu set sofa buat tamu, lantas di belakangnya ada hamparan karpet tidak tipis buat kongkow2 penghuninya dengan satu pesawat tv LCD 43 inch. Di sinilah beberapa penghuni kost umum berkumpul untuk kepentingan apa sajakah (termasuk juga buat bergumul, bila sukai sama sukai serta sudah pasti bila berani). 


Cerita Sex Pramugari  Aku masih menindih tubuhnya



Pada dinding pada tiap-tiap pintu kamar di semua bagian dalam tempat tinggal ini ada papan-papan pengumuman yang dapat ditempeli oleh siapapun asal sesuai sama peruntukannya. Misalnya, ada papan yang spesial diisi gambar2 cewe lokal, cewe Asia, serta cewe bule. Ada juga yang diisi humor, kartun, momen berolahraga, musik, filem, dan lain-lain. Ada juga papan yang diisi puisi, beberapa narasi dewasa, pengalaman seru, serta tidak ketinggal satu papan yang diisi sembarang apa sajakah. Tiap-tiap papan telah ditunjuk penjaganya semasing. Oh iya, ada sekali lagi satu papan yang terkunci, cuma spesial untuk beberapa penjaga. 


Tempat tinggal kost ini punya Ken Rudiadji seseorang entrepreneur muda bagian cyber, baru lulus kampus negeri (juga baru “lulus” dari “pendidikan dalam”) yang enerjik, yang menempati satu diantara kamar kost ini. Beberapa penghuni umum menyingkat nama “Abang Kost” (lazimnya sich Ibu Kost, bila pemiliknya wanita) ini jadi KeRu, atau cukup “Kru” saja. 


Saya perkenalkan dahulu ya satu-persatu beberapa yang tinggal didalam rumah kost ini. Di deretan kamar samping kiri, kamar nomor 1, ditempati oleh Visio, seseorang mahasiswa semester awal. Lantas berturut-turut kamar 2 hingga 4 dihuni oleh Trance, Dewa, serta Alladin. Di deretan kanan yaitu kamar nomor 5 hingga 8 ditempati oleh berturut-turut Clooney, Eoshi, kamarku sendiri, serta Trissy yang paling sudut. Sedang kamar di deretan basic U dihuni oleh Ditee di kamar 9 serta Ken Rudiadji di kamar 10. 


Pagi hari ini jam 10 ada gagasan bincang2 beberapa penghuni (arti kerennya sich meeting) di ruangan tengah sembari lesehan di karpet. Saat ini telah lewat 1/2 jam dari saat yang dijanjikan namun yang telah ada duduk meleseh baru ada Trance, Dewa serta Saya sendiri. Saya memanglah mesti datang paling awal karna bertugas membuat agenda sekalian merekam jalannya rapat. Saya telah siap dengan laptop di pangkuan untuk mencatat MOM (minute of meeting). Rapat juga akan membahas mengenai kedisiplinan beberapa pengisi papan pengumuman. Akhir2 ini banyak tempelan gambar yang dobel, yang telah sempat ditempel, eeh ada yang nempel sekali lagi gambar yang sama. Tuturnya kelak juga akan membahas bagaimana agar papan-papan ini lebih rapi. Saran agenda datang dari Trance yang populer praktis pragmatis serta dalam rencana pencarian jati diri. “Yang beda pada keman Toy? ” bertanya Dewa ramah. Kawan ini memanglah populer hangat serta bersahabat. “Walah, gue tidak tahu Gan. Si Visio barusan kuliah, dia tidak ingin bolos”jawabku“Alladin mungkin saja masih tetap di kamar, repot selalu buat analisis” timpal Trance. “Trissy mungkin saja masih tetap tidur, semalem dia dugem ampe jam 2 pagi”sambungku. 


Mendadak pintu kamar 8 terbuka, keluar Trissy yang masih tetap mengantuk. Wow! (apanya yang wow?) “Umur panjang elo Triss”kata Dewa. “Ngomongin gue apaan elo pade…”katanya sembari menguap. “Engga kok …. gue saksikan elo pulang pagi ya…”“Emang…” kata Trissy sembari duduk dihadapanku. Trissy keluar masih tetap dengan baju tidurnya, yang super pendek serta tidak berlengan. Terang saja memerlihatkan sepasang paha serta lengannya yang putih mulus. Selekasnya saja khayalanku berkembang, kalau badan mulus itu“Clooney kemana Bro”tanya Trance. Lamunanku mengenai badan Trissy segera buyar. “Gue tidak saksikan di kamarnya tuch, biasa…. tentu ngelayap”jawabku. Gan yang satu ini memang tidak sering tidur dirumah. “Iya tuh…. tempo hari cewe yang di ajak nginep disini kaya’nya bukanlah pacarnya deh…”timpal Dewa. “Emang elo kenal ama pacarnya? ”tanyaku. “Bangeet…”“OK dah, kita tidak hadir saja satu-satu”“Visio sekali lagi kuliah”kataku. “Alladin sekali lagi di kamar, bentar sekali lagi gabung, katanya”“Clooney, tidak tahu nginep dimana”“Eoshi… keknya sekali lagi kuliah juga, anak tu rajin”“Bisa jadi dia barusan keluar ingin nemuin cowo fans dia”potong Dewa. “Abang kost tak ada juga di kamarnya”“Mungkin sekali lagi jalan ama Visio”kata Trissy, kantuknya telah menyusut. “Iya kali. Belakangan ini mereka berdua akrab”tambah Dewa. “Ditee…..? ”“Ada di kamar”potong Trissy. “Diit….! ”teriaknya menyebut coleganya. Tidak ada sahutan. Diulang sekali lagi menyebut, lebih keras. Sebagian waktu kemudian…“Uh…. hmmmm…. ah….. bentar sekali lagi gue gabung” terdengar nada perlahan Ditee dari kamar belakang. Ya udah… terlebih terkecuali nunggu, sembari bercakap ngalor-ngidul. Sesaat Saya mulai “membangun” impian sekali lagi demikian mataku tertumbuk Trissy. Langkah duduknya sexy … …sampai CD-nya terkadang sekilas tampak, warna krim, bila dia merubah tempat kakinya. Dia memang gunakan CD, namun apakah dia gunakan daleman yang atas juga? Saya tidak percaya sebab pakaian tidurnya cocok dibagian dada ada sulaman berbunga, jadi tidak demikian terang. “Eh…Triss, elo tidak pakai bra ya? ” bertanya Trance mendadak. Eh fikiran kawan ini sama denganku, rupanya. “Pakelah…”jawabnya cepat. “Coba buka, buat bukti”“Yeee…. enak di elo gak enak di gua…”sahutnya agak sewot. 


*** 


Pintu depan terbuka, Clooney muncul dengan tergopoh-gopoh. “Untunglah, belon mulai ya…. ”katanya. “Dari mana saja elo”tanya Trissy. “Pokoknya asyiiik…. ”“Cerita dong”kataku. “Kemarin gue dapet janda muda, mainnya mantabs, terpaksalah gue ampe pagi. Gagasannya sich hanya BBS short time…”“Dasar…. ”timpal Trissy. “Bayangin…. tempat apa saja, tetep dapat goyang pinggul heboh…”“Waktu tempat berdiri, tubuhnya kan gue pepet ke tembok, kakinya dia angkat samping, masih tetap saja dapat goyang…. ”“Sialan lo, buat gue konak…. ”sahutku. 




Alladin muncul dari kamarnya, wajahnya terlihat serius, tapi begitu ngeliat kita-kita yang lagi asik ngbrol, senyum ramahnya mengembang.“Selesai bro?”sapaku.“Belum…. gue kan musti cermat dan hati-hati…”“Hello Triss…..” katanya. Eh, Trissy yang ditegor duluan.“Halo juga say….”sahut Trissy.“Sexy bener kamu pagi ini….’“Lhah…. emangnya semalem gak sexy…”“Engga, kalo semalem kamu ‘panas’……”“Oh iya ? Semalem gue emang bergairah bangeet….. Pagi ini juga….”“Cerita dong…cerita….”desak beberapa cowo.“Okay deh, gue semalem lagi di kamar Alladin ngeliat cara dia menganalis, pertamanya sih. Tapi lama-lama gue……”“Ssttt…. cukup”potong Alladin. Trissy kontan menutup mulutnya, seperti orang yang baru kelepasan bicara.Ada apa diantara mereka berdua semalem ? Hanya mereka berdua yang tahu.


Pintu kamar 9 terbuka, Ditee muncul dengan rok terusan pendek warna krem, ngepas ditubuhnya yang sexy. Wajahnya berkeringat, kelihatan segar seperti habis senam. Dittee menutup pintu kamarnya lagi.“Hi semua…”sapanya ramah.“Hi cantik….”sahut kami, cowo2 hampir berbarengan.Ditee berjalan dengan gaya peragawati, menyeberangi hamparan karpet, tidak bergabung duduk tapi langsung lewat saja menuju ke pintu depan. Mataku tak lepas dari dia menikmati goyang pinggulnya yang bak model jalan di catwalk.Wow ! Apa mataku yang salah ? Di sepasang bongkahan (maaf) pantatnya yang ketat, tak ada garis apapun. Dittee tak memakai celana dalam ! Sekali lagi kalau mataku tak salah lihat. Sampai di pintu depan, dia melongok keluar melihat kanan-kiri.“Nyari apa elo”tanya Trissy.“Tadi rasanya ada tukang bubur lewat….”“Dah dari tadi…. elo ngerem aja di kamar sih….”“Tukang bubur dicari, bukannya nyari Si Abang….”timpal Clooney. Si Abang itu maksudnya Kru.“Laper gue….”sahutnya lagi.“Habis ngapain elo, keringatan gitu….”tanya Trance.“Senam ya….”celoteh Dewa.“Ada deh…..”jawabnya berteka-teki“Hayo…. ngapain di kamar”tanya Clooney“Selagi gak ada Abangnya, lagi….”tambahku.“Ada aja” katanya lagi sambil ngeleseh di karpet di depan Clooney duduk.“Eh….. elo gak pake CD ya….”teriak Clooney, jakunnya turun-naik.Ditee makin tersipu….


Lhah… Akulah yang pertama kali “mengidentifikasi” tentang ketelanjangan Sang Dewi, tapi kenapa Si Clooney yang dapat “rezeki”….


Semua mata tertuju kepada cewe sensual ini, tatapan mata seperti kucing lapar yang melihat Dewi Nafsu. Yang jelas semuanya bertanya-tanya meskipun dalam hati, apa yang dilakukan oleh seorang Aphrodite di dalam kamar ketika yayangnya sedang tak ada di rumah ?Tapi rasa penasaran kita-kita tak berlangsung lama, beberapa saat kemudian muncullah dari kamar 9, kamarnya Ditee, sesosok yang sudah tak asing lagi, juga dengan muka berkeringat, memerah segar, rambut acak-acakan. Dalam catatanku, sesosok yang baru muncul ini bernama Ken Rudiaji. Seluruh pertanyaan terjawab sudah !Sepasang Merpati ini begitu “rajin” memadu kasih membuat iri teman-teman kost-nya saja. Mereka pandai memanfaatkan waktu, saat2 terakhir sebelum kumpul-kumpulpun sempat-sempatnya bergumul … Tapi Aku salut pada kerukunan mereka berdua, rasanya tak pernah mereka bertengkar. Mungkin ini bisa jadi ‘resep’ bagaimana agar hubungan kasih tetap rukun, jarang bertengkar, yaitu dengan sering “bertengkar” di dalam kamar …


Sebenarnya, tadi malam Akupun bergumul dengan tak sengaja. Maksudku, pada awalnya tak ada niatan sama sekali untuk melakukannya. Tapi…itu terjadi begitu saja, alami, natural.“Ayo…kita mulai aja”kata Kru memotong lamunanku.“Ntar dong, tunggu 2 orang lagi”“Sapa tuh?”“Visio ama Eoshi”“Marcel juga”kataku menyebut Si Juragan Naga.


Oh iya, Aku lupa menggambarkan lay-out lantai 2 Bumi Fantasi. Lantai atas ini terdiri dari hanya 8 kamar saja sebab di bagian depan digunakan untuk teras terbuka, nyaman buat minum teh sore sambil merokok dan ditemani kue2. Lebih enak lagi kalau sambil memangku pasangan. Tentu saja tak hanya berpangkuan, kurang seru. Kalau di atas lagi sepi, bisa berpangkuan sambil saling meraba-raba dan kita bisa meminta cewe yang kita pangku untuk memutar duduknya jadi saling berhadapan. Setelah cukup panas dan kalau situasi memungkinkan, pasangan bisa kita minta untuk ke kamar kecil sebentar. Setelah kembali berpangkuan, kita bisa penetrasi di teras itu. Kok bisa ? Terang aja, waktu dia ke kamar kecil kan kita bisa pelorotkan celana kita. Ngapain dia ke kamar kecil? Ya buat melepas celana dalamnya …. dudul ah elo. Eh…ngelantur, bicara soal lay-out kenapa jadi soal penetrasi. Di lantai 2 ini sementara hanya ada satu orang penghuninya, yaitu Marcell. Kedua lantai dihubungkan oleh sebuah tangga putar, letaknya di sebelah dapur umum.


“Sorry….maap…. gue telat…” Eoshi muncul tiba-tiba sambil nenteng kamera.“Elo bilang tadi kuliah, ngapain bawa kamera”tanya Kru.“Habis gathering nih … di kampus”jawabnya.Dibelakang Eoshi, nongol Visio.“Eh…. elo berdua sekarang berpasangan yah….”celetuk Trance, usil.Mereka tak menjawab, cuma jelas sekali muka mereka bersemu merah….. malu ‘kali.


“Toy, ada siapa di kamar elo”tanya Dewa tiba-tiba yang membuatku kaget.“Siapa…… gak ada kok”“Alaa….elo….”katanya lagi.Memang, dari kamarku terdengar suara musik pelan, dan suara berdentingnya gelas.“Ayo ngaku…. semalem gue denger elo ngobrol ama cewe”timpal Trissy yang kamarnya bersebelahan dengan kamarku.“Gak ada…”Aku masih mencoba mengelak.“Gue masukin kamar elo nih sekarang….”kata Trissy setengah mengancam.“Jangan…..”seruku spontan, dan khawatir.“Tuh…kan… pasti ada apa-apanya nih”sambung Ditee.“Ayo bicara”timbrung Eoshi dan Visio berberengan. Dua anak muda ini memang kompak selalu.“Okay….okay”kataku akhirnya.Semuanya menunggu mulutku bicara. Tak enak juga Aku ketika sembilan pasang mata tertuju ke arahku dengan curiga.“Temen …. semalam numpang tidur”kataku.“Temen apa temen ….”“Bener temen lama, dah lama banget gak ketemu”“Iya bener temen …… temen tidur maksudnya kan?”kata Trissy.“Asli temen lama, sampai jam 11 malem emang temen”“Trus…?”“Setelah jam 11 jadi TTM…..”“Huuu ….. cerita tuh yang lengkap”sahut Alladin.


“Okay…. begini”Aku berhenti bicara, menunggu reaksi.“Trus…?”seru beberapa orang berbarengan.“Dia emang temen lama. Semalem dia nelepon pengin ketemu, gue suruh dia kemari. Tadinya dia malu mau masuk kamar, engga enak ama kalian, katanya. Tapi setelah gue bilang kalian banyak yang keluar rumah, ada yang udah tidur, udah sepi. baru dia mau”“Trus…”“Udah aja…”“Harus ada terusnya”“Dia cerita lagi ada masalah ama tantenya…. dia cuman pengin kabur sementara. Jadi mau numpang tidur”“Setelah cerita banyak, maklum lama gak ketemu, dia bilang ngantuk banget, gue persilakan tidur di bed gue, Gue sendiri gelar kasur gulungan di bawah. Udah gitu aja”“Gak mungkin …..”“Yang TTM tadi apaan?”tanya Trissy. Sepertinya dia paling antusias ingin denger cerita seru.“Masa musti gue ceritain….”kataku bertahan.“Harus.. wajib.. kudu.. musti”“Ya udah, dia tidur di bed, gue di lantai….”“Udahlah…. elo gak usah tutup-tutupin lagi…”


“Dia bilang masa gue tidur di bawah, dia ngotot mo tuker tempat. Gue juga gak tega kalau dia tidur di lantai. Akhirnya sepakat dua-duanya di bed. Ya udah kita udah merem sama-sama mau tidur”“Setengah jam berlalu mata gue masih melek, gue lihat dia udah lelap, kayanya”Aku ambil pause sebentar.“Gue lihat muka dia yang teduh, masih cantik seperti dulu. Trus mata gue bergeser ke bawah …. sepasang gundukan yang tak begitu besar itu juga masih terlihat kenceng walau tertutup pakaian dan selimut. Udah hampir 3 tahun berteman, baru kali inilah gue perhatiin sosok dia dekat-dekat. Belum pernah terjadi apapun diantara kita, memang cuman hubungan pertemanan. Tubuhnya yang tinggi dan masih tetap langsing, kulit kecoklatan justru eksotis”


Lama-lama memandangi dia, ada perasaan ganjil mengalir. Gue narik nafas panjang, sayang cuma teman, seandainya bisa lebih dari sekedar pertemanan…


Nafasku mulai tersengal, nafsu mulai menjalar …… apalagi tercium aroma tubuhnya yang khas dan natural, membuatku makin gelisah.Ah …. ini cuman nafsu sesaat, kalau kau turuti, pasti kau akan menyesal nanti. Hubungan pertemanan akan rusak….Tapi ….Aroma tubuhnya begitu menggoda ….Tak kusadari, tubuhku di bawah sudah menegang kencang …Terus….jangan….terus….jangan….Setan memenangi peperangan…


Aku memiringkan tubuh menghadapnya, tanganku merangkul di bawah dadanya. Matanya terbuka dan menoleh dan senyum.“Belum tidur….”sapaku“Hampir….”“Oh sorry….. ganggu dong”“Ga pa pa …kok”Dia lalu juga memiringkan tubuhnya, kami berhadapan.Tak ada lagi dialog verbal, mata kamilah yang kini saling “bercakap”.Tiba-tiba keningku dikecupnya.Lalu …. entah bagaimana awalnya, kami sudah terlibat dalam french kissing. Bibir perpagutan, lidah bersilatan. Nafsuku merambat cepat.Entah bagaimana juga prosesnya, Aku sudah menindih tubuhnya…Proses berikutnya, standar saja. Saling meraba tubuh, saling melepas pakaian …..Sampai saatnya dia sudah membentang pahanya dan lututku bertumpu diantaranya.“Ver….”bisikku. Oh ya teman2, nama teman lamaku ini Vera.Dia mengangguk-angguk. Dan Aku masuk …..


Setelah selesai….. Aku masih menindih tubuhnya, kelamin kami masih bertautan.“Ver …. sorry…..”“Kenapa?”“Kok kita jadi begini…..”“Kamu nyesel?”“Sama sekali engga”sahutku cepat.”Cuma khawatir kamu yang nyesel….”“Udah terjadi…..”katanya lagi.


Beberapa menit lalu kami masih teman. Sekarang sudah jadi TTM.Bahkan TTMB, mesra banget, karena kami melakukannya sekali lagi sebelum jatuh tertidur kelelahan.Mesra banget, karena ketika Aku terbangun pagi harinya, Aku mulai lagi menggodanya, dan kembali pagi-pagi itu kami berdua terbang melayang di atas awan kenikmatan ….


***


“Begitu teman-teman sekalian ceritanya, puas kan….?”“Iya elo yang puas, gue yang puasa….”sahut Dewa.“Suruh gabung ke sini dong dia”kata Clooney.“Entar juga keluar …. dia lagi gue minta bikin minuman buat kita”Aku beranjak ke kamarku mau melihat apakah minumannya udah siap.


Begitu Aku buka pintu …..Aku kaget. Dia masih menuangkan minuman teh manis untuk teman-teman, dan segelas juice jeruk khusus buatku, dengan masih tanpa pakaian, alias telanjang bulat ….Yang lebih membuat Aku kaget, ternyata di belakangku diam-diam nyusul anak-anak kost. Celakanya, mereka semua ikut menikmati ketelanjangan Vera, TTMB-ku 

Related Posts

Cerita Sex Pramugari Aku masih menindih tubuhnya
4/ 5
Oleh