Minggu, 17 September 2017

Karena Film Porno Gue pengen ML Aku minum pil KB

 Karena Film Porno Gue pengen ML Aku minum pil KB Namaku Iwan (nama samaran). Saya itu telah kuliah semester dua di satu diantara perguruan tinggi di Bandung. Saya tinggal masih tetap bareng orang-tua serta adikku yang masih tetap SMP, Dina namanya (juga samaran). Orangtuaku dua-duanya kerja. Jadi tempat tinggal seringkali tinggal adikku serta saya saja, sama pembantu. 


Pada saat sore tempat tinggal tengah kosong, orang-tua tengah pergi serta kebetulan pembantu juga tengah tak ada. Adikku tengah pergi. Saya menyewa VCD BF XX serta X2. Saya suka sekali, karna tak ada masalah cocok tengah nonton. Narasi X2 di VCD itu kebetulan menceritakan mengenai sex pada adik serta kakak. Hilang ingatan sekali deh adegannya. Kupikir kok dapat ya. Eh, saya berani tidak ya lakukan itu sama adikku yang masih tetap SMP? namun kan adikku masih tetap polos sekali, bila di film ini mah telah jago serta pro, fikirku dalam hati. Tengah nonton plus mikir bagaimana langkahnya lakukan sama adikku, eh, bel berbunyi. Wah, teryata adikku, si Dina sama rekannya datang. Sial, mana filmnya belum juga usai sekali lagi. Segera kusimpan saja tuch VCD, selalu kubukakan pintu. Dina sama rekannya masuk. Eh, rekannya manis juga loh. “Dari mana lo? ” tanyaku. “Dari jalan dong. Memang seperti kakak, ngedekem mulu dirumah, ” jawabnya sembari manyun. “Aku juga seringkali jalan tau, memang elo doang. Hanya saat ini sekali lagi males, ” kataku. “Oh iya, Kak. Kenalin nih temanku, namanya Anti, teman sekelasku, ” tuturnya. Pada akhirnya saya kenalan sama itu anak. Mendadak si Dina bertanya, “lihat VCD Boyzone saya tidak? ”“Tau, mencari saja di laci, ” kataku. Eh, dia buka tempat saya menyimpan VCD BF. Saya segera gelagapan. “Eh, bukanlah di situ.. ” kataku cemas. “Kali saja ada, ” tuturnya. Telat. Belum juga pernah kutahan dia telah lihat VCD XX yang covernya lumayan hot itu, bila yang X2 sich tidak gunakan gambar. “Idih.. Kak. Kok nonton film seperti begini? ” tuturnya sembari melihat jijik ke VCD itu. Rekannya sich senyam-senyum saja. “Enggak kok, saya barusan dititipin sama rekanku, ” jawabku bohong. “Bohong banget. Ngapain juga jika dititipin nyasar sampai di laci ini, ” tuturnya. “Kak, ini film jorok kan? Nnngg.. seperti apa sich? ” tanyanya sekali lagi. 


Saya tertawa saja dalam hati. Barusan jijik, kok saat ini jadi penasaran. “Elo mao nonton juga? ” tanyaku. “Mmm.. jijik sich.. namun.. penasaran Kak.. ” tuturnya sembari malu-malu. “Anti, elo mao nonton juga tidak? ” tanyanya ke rekannya. “Aku mah asik saja. Lagian saya telah sempat kok nonton film seperti demikian, ” jawab rekannya. “Gimana.. jadi tidak? keburu ibu sama ayah pulang nih, ” desakku. “Ayo deh. Namun jika saya jijik, dimatiin ya? ” tuturnya. “Enak saja lo, elo kabur saja ke kamar, ” jawabku. 


Lantas VCD itu saya nyalakan. Jreng.. dimulailah film itu. Saya nontonnya sembari kadang-kadang memandangi adikku serta rekannya. Si Anti sich nampaknya tenang nontonnya, telah “expert” kali ya? Bila adikku terlihat demikian baru pertama kalinya nonton film seperti demikian. Dia terlihat takut-takut. Terlebih cocok adegan rudalnya cowok dihisap. Mana itu rudal besarnya minta ampun. “Ih, jijik banget.. ” kata Dina. Cocok adegan ML kelihatannya si Dina telah tidak tahan. Dia segera kabur ke kamar. “Yee, jadi kabur, ” kata Anti. “Elo masih tetap mao nonton tidak? ” tanyaku ke si Anti. “Ya, selalu saja, ” jawabnya. Wah, bisa juga nih anak. Kelihatannya, dapat nih saya main sama dia. Namun bila dia geram bagaimana? fikirku dalam hati. Ah, tidak apa-apa kok, tidaklah sampai ML ini. Sembari nonton, saya duduknya mendekat sama dia. Dia masih tetap selalu serius nonton. Lantas kucoba pegang tangannya. Pertama dia kaget namun dia tidak berupaya melepas tangannya dari tanganku. Peluang besar, fikirku. Kuelus saja lehernya. Dia jadi pejamkan matanya. Kelihatannya dia nikmati demikian. Wow, tampangnya itu lho, manis! Saya jadi menginginkan nekat. Saat dia masih tetap merem, kudekati bibirku ke bibir dia. Pada akhirnya bersentuhanlah bibir kami. Karna mungkin saja memanglah telah jago, si Anti jadi mengajak French Kiss. Lidah dia masuk ke mulutku serta bermain-main didalam mulut. Sial, jagoan dia dari pada saya. Masa saya dikalahin sama anak SMP sich. Sembari kami ber-French Kiss, saya berupaya masukan tanganku ke balik pakaiannya. Mencari sebongkah buah dada imut. Ukuran dadanya tidak demikian besar, namun kelihatannya sich seksi. Soalnya tubuh si Anti itu tidak besar namun tidak kurus, serta badannya itu putih. 


Demikian ketemu buah dadanya, segera kupegang serta kuraba-raba. Namun masih tetap terbungkus sama bra-nya. “Baju elo gue buka ya? ” tanyaku. Dia ngangguk saja sembari mengangkat tangannya ke atas. Kubuka pakaiannya. Saat ini dia tinggal gunakan bra warna pink serta celana panjang yang masih tetap digunakan. Shit! kataku dalam hati. Mulus sekali! Kubuka saja bra-nya. Payudaranya bagus, runcing serta putingnya berwarna pink. Segera kujilati payudaranya, dia mendesah, saya jadi semakin terangsang. Saya jadi pingin menyetubuhi dia. Namun saya belum juga sempat ML, jadi saya tidak berani. Namun bila sekitaran dada saja sich saya lumayan tahu. Bagaimana ya? Mendadak cocok saya sekali lagi menjilati payudara si Anti, adikku keluar dari kamar. Kami keduanya sama kaget. Dia kaget lihat apa yang kakak serta rekannya perbuat. Saya serta Anti kaget cocok lihat Dina keluar dari kamar. Si Anti cepat-cepat gunakan bra serta pakaiannya sekali lagi. Si Dina segera masuk ke kamarnya sekali lagi. Kelihatannya dia shock lihat apa yang kami berdua kerjakan. Si Anti segera pamit ingin pulang. “Bilang sama Dina ya.. sorry, ” kata Anti. “Tidak apa-apa kok, ” jawabku. Pada akhirnya dia pulang. 


Saya ketuk kamarnya Dina. Saya menginginkan menerangkan. Eh, dirinya diam saja. Masih tetap kaget kali ya, fikirku. Saya tidur saja, serta nyatanya saya ketiduran hingga malam. Cocok kebangun, saya tidak dapat tidur sekali lagi, saya keluar kamar. Nonton TV ah, fikirku. Cocok hingga dimuka TV nyatanya adikku sekali lagi tidur di kursi depan TV. Tentu ketiduran sekali lagi nih anak, kataku dalam hati. Dikarenakan lihat dia tidur dengan agak “terbuka” mendadak saya jadi keingat sama film X2 yang belum juga usai kutonton, yang ceritanya mengenai hubungan sex pada adik serta kakak, ditambah keinginan saya yg tidak kesampaian cocok sama Anti barusan. Saat adikku menggerakan kakinya buat roknya terungkap, serta terlihatlah CD-nya. Demikian lihat CD-nya saya jadi makin nafsu. Namun saya takut. Ini kan adikku sendiri masa saya setubuhi sich. Namun dorongan nafsu makin menggila. Ah, saya peloroti saja CD-nya. Eh, kelak bila dia bangun bagaimana? Ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semuanya, wow, belahan kemaluannya tampak masih tetap sangat rapat serta dihiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Kucoba sentuh, hmm.. halus sekali. Kusentuh garis kemaluannya. Mendadak dia menggumam, saya jadi kaget. Saya terasa di ruangan TV sangat terbuka. Kurapikan sekali lagi baju adikku, selalu kugendong ke kamarnya.


Sampai di kamar dia, it’s show time, pikirku. Kutiduri dia di kasurnya. Kubukakan bajunya. Ternyata dia tidak pakai bra. Wah, payah juga nih adikku. Nanti kalau payudaranya jadi turun bagaimana. Begitu bajunya terbuka, buah dada mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil buah dadanya tapi lumayan ada. Kucoba hisap putingnya, hmm.. nikmat! Buah dada dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun! “Kak.. ngapain lo!” teriaknya sambil mendorongku. Aku kaget sekali, “Ngg.. ngg.. tidak kok, aku cuma pengen nerusin tadi pas sama si Anti, tidak papa kan?” jawabku ketakutan. Aku berharap orangtua aku tidak mendengar teriakan adikku yang agak keras tadi. Dia menangis.“Sorry ya Din, gue salah, habis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu, tidak pake bra lagi,” kataku.“Jangan bilang sama mama dan papa ya, please..” kataku.Dia masih nangis. Akhirnya kutinggali dia. Aduh, aku takut nanti dia ngadu.


Sejak saat itu aku kalau ketemu dia suka canggung. Kalau ngomong paling seadanya saja. Tapi aku masih penasaran. Aku masih ingin mencoba lagi untuk “ngegituin” Dina. Sampai pada suatu hari, adikku sedang sendiri di kamar. Aku coba masuk,“Din, lagi ngapain elo,” aku mencoba untuk beramah-tamah.“Lagi dengerin kaset,” jawabnya.“Yang waktu itu, elo masih marah ya..” tanyaku.“..” dia diam saja.“Sebenernya gue.. gue.. pengen nyoba lagi..” gila ya aku nekat sekali.Dia kaget dan pas dia mau ngomong sesuatu langsung aku dekati mukanya dan langsung kucium bibirnya.“MmhHPp.. Kakk.. mmHPh..” dia seperti mau ngomong sesuatu.Tapi akhirnya dia diam dan mengikuti permainanku untuk ciuman. Sambil ciuman itu tanganku mencoba meraba-raba dadanya dari luar. Pertama merasakan payudaranya diraba, dia menepis tanganku. Tapi aku terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba payudaranya, aku mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau saja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung kubuka bra-nya. Kujilati putingnya dan sambil mengusap dan mneremas-remas buah dada yang satunya. Walaupun payudara adikku itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan payudara yang besar. Ketika sedang dihisap-hisap, dia mendesah, “Sshh.. sshh.. ahh, enak, Kak..” Setelah kuhisap, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Terus kubuka celanaku dan aku keluarkan “adik”-ku yang sudah lumayan tegang. Pas dia melihat, dia agak kaget. Soalnya dulu kami pernah mandi bareng pas “punya”-ku masih kecil. Sekarang kan sudah besar dong.


Aku tanya sama dia, “Berani untuk ngisep punya gue tidak? Entar punya elo juga gue isepin deh, kita pake posisi 69.”“69.. apa’an tuh?” tanyanya.“Posisi dimana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan,” jelasku.“Ooo..”Langsung aku membuka celana dia dan CD-nya. Kami langsung mengambil posisi 69. Aku buka belahan kemaluannya dan terlihatlah klitorisnya seperti bentuk kacang di dalam kemaluannya itu. Ketika kusentuh pakai lidah, dia mengerang,“Ahh.. Kakak nyentuh apanya sih kok enak banget..” tanyanya.“Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gue dong. Masa elo doang yang enak,” kataku.“Iya Kak, habis takut dan geli sih..” jawabnya.“Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin saja keenakan elo,” kataku lagi.Saat itu juga dia langsung menjilat punyaku. Dia menjilati kepala anu-ku dengan perlahan. Uuhh, enak benar. Terus dia mulai menjilati seluruh dari batanganku. Lalu dia masukkan punyaku ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Oohh.. gila benar. Dia ternyata berbakat. Hisapannya membuatku jadi hampir keluar.


“Stop.. eh, Din, stop dulu,” kataku.“Lho kenapa?” tanyanya.“Tahan dulu entar aku keluar,” jawabku.“Lho emang kenapa kalau keluar?” tanyanya lagi.“Entar game over,” kataku.Ternyata adikku memang belum mengerti masalah seks. Benar-benar polos. Akhirnya kujelaskan kenapa kalau cowok sudah keluar tidak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kami sudah tidak 69 lagi, jadi aku saja yang bekerja. Kemudian aku teruskan menghisapi kemaluannya dan klitorisnya. Dia terus menerus mendesah dan mengerang.“Kak Iwan.. terus Kak.. di situ.. iya di situ.. oohh.. sshh..”


Aku terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambutku. Sambil matanya merem-melek. Akhirnya aku sudah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya sudah mau keluar). Kutanya sama adikku,“Elo berani ML tidak?”“..” dia diam.“Gue pengen ML, tapi terserah elo.. gue tidak maksa,” kataku.“Sebenerya gue takut. Tapi sudah kepalang tanggung nih.. gue lagi ‘on air’,” kata dia.“OK.. jadi elo mau ya?” tanyaku lagi.“..” dia diam lagi.“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kataku.“Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kataku.“..” dia diam saja sambil menatap kosong ke langit-langit.


Kubuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir kemaluannya yang masih sempit itu. Kuarahkan ke lubang kemaluannya. Begitu aku sentuhkan kepala “anu”-ku ke liang kemaluannya, Dina menarik nafas panjang, dan kelihatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya Din..” Langsung kudorong anu-ku masuk ke dalam lubang kemaluannya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit sekali. Aku terus mencoba mendorong anu-ku, dan.. “Bleess..” masuk juga kepala kemaluanku. Dina agak berteriak,“Akhh sakit Kak..”“Tahan ya Din..” kataku.Aku terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua kemaluanku ke dalam selangkangan adikku sendiri.“Ahh.. Kak.. sakit Kak.. ahh..”Setelah masuk, langsung kugoyang maju-mundur, keluar masuk liang kemaluannya.“Ssshh.. sakitt Kak.. ahh.. enak.. Kak, teruss.. goyang Kak..”Dia jadi mengerang tidak karuan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kami ganti dengan posisi “dog style”. Dina kusuruh menungging dan aku masukkan ke lubang kemaluannya lewat belakang. Setelah masuk, terus kugenjot. Tapi dengan keadaan “dog style” itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam kemaluannya itu seperti menarik batang kemaluanku untuk lebih masuk.


“Ahh.. ahha.. aku lemess banget.. Kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi aku belum orgasme. Jadi kuteruskan saja. Kubalikkan badannya untuk tidur terlentang. Terus kubuka lagi belahan pahanya. Kumasukkan kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya. Padahal dia sudah kecapaian.“Kak, udah dong! Gue udah lemes..” pintanya.“Sebentar lagi ya..” jawabku.Tapi setelah beberapa menit kugenjot, eh, dianya segar lagi.“Kak, yang agak cepet lagi dong..” katanya.Kupercepat dorongan dan genjotanku.“Ya.. kayak gitu dong.. sshh.. ahh.. uhuuh,” desahannya makin maut saja.Sambil menggenjot, tanganku meraba-raba dan meremas payudaranya yang mungil itu. Tiba-tiba aku seakan mau meledak, ternyata aku mau orgasme. “Ahh, Din aku mau keluar.. ahh..” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Kemaluanku seperti dipijat-pijat di dalam. Karena masih enak, kukeluarkan di dalam kemaluannya. Nanti kusuruh minum pil KB saja supaya tidak hamil, pikirku dalam hati.


Setelah orgasme bareng itu kucium bibirnya sebentar. Setelah itu aku dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, aku dengsr dia lagi merintih sambil menangis.“Kak, gimana nih. Punyaku berdarah banyak,” tangisnya.Kulihat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan kemaluannya agak sedikit melebar. Aku kaget melihatnya. Gimana nih jadinya?“Kak, aku udah tidak perawan lagi ya?” tanyanya.“..” aku diam saja.Habis mau jawab apa. Gila! aku sudah merenggut keperawanan adikku sendiri.“Kak, punyaku tidak apa-apakan?” tanyanya lagi.“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kataku.Tiba-tiba, gara-gara melihat dia tidak pakai CD dan memperlihatkan kemaluannya yang agak melebar itu ke aku, anu-ku “On” lagi

Related Posts

Karena Film Porno Gue pengen ML Aku minum pil KB
4/ 5
Oleh