Minggu, 17 September 2017

Pelan-pelan Omm Perih ABG menahan gejolak diatas ranjang



Pelan-pelan Omm Perih ABG menahan gejolak diatas ranjang Istri telah miliki. Anak juga telah sepasang. Tempat tinggal, walau hanya tempat tinggal BTN juga telah miliki. Mobil juga walau creditan telah miliki. Ingin terlebih? Awal mulanya saya hanya iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Serta itu semuanya karna makan buah terlarang. 


Kehidupan tempat tinggal tanggaku sebenarnya begitu bahagia. Istriku cantik, seksi serta senantiasa menggairahkan. Dari perkawinan kami saat ini sudah terlahir seseorang anak lelaki berumur delapan th. serta seseorang anak cantik berumur tiga th., saya hanya pegawai negeri yang kebetulan miliki kedudukan serta jabatan yang lumayan. Namun nyaris saja biduk tempat tinggal tanggaku dihantam badai. Serta memanglah semuanya dapat berlangsung karna keisenganku, bermain-main api sampai nyaris saja menghanguskan mahligai tempat tinggal tanggaku yang damai. Saya sendiri tidak menganggap bila dapat jadi keterusan demikian. 


Awalannya saya hanya iseng-iseng main ke satu club karaoke. Tidak diduga disana banyak pula gadis-gadis cantik berumur remaja. Perilaku mereka begitu menggoda. Serta mereka memanglah berniat datang kesana untuk mencari kesenangan. Namun banyak yang berniat mencari lelaki hidung belang. 


Selalu jelas saat itu saya sesungguhnya tertarik dengan salah seseorang gadis disana. Berwajah cantik, Badannya juga padat serta sintal, kulitnya kuning langsat. Serta saya memprediksi umurnya tidak lebih dari delapan belas th.. Saya menginginkan mendekatinya, namun ada kesangsian dalam hati. Saya cuma memandanginya saja sembari nikmati minuman enteng, serta dengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung dengan bertukaran. 


Namun benar-benar tidak disangka sekalipun nyatanya gadis itu tahu bila saya mulai sejak barusan memerhatikannya. Sembari tersenyum dia menghampiriku, serta segera saja duduk disampingku. Bahkan juga tanpa ada malu-malu sekali lagi menempatkan tangannya diatas pahaku. Sudah pasti saya begitu terperanjat dengan keberaniannya yang kuanggap mengagumkan ini. “Sendirian saja nih…, Omm.. ”, sapanya dengan senyuman menggoda. “Eh, iya.. ”, sahutku agak tergagap. “Perlu rekan tidak..? ” dia segera tawarkan diri. 


Saya tidak dapat segera menjawab. Benar-benar mati, saya betul-betul tidak paham bila gadis muda belia ini benar-benar pintar merayu. Hingga saya tidak mampu sekali lagi saat dia minta ditraktir minum. Walau baru sebagian waktu kenal, namun sikapnya telah demikian manja. Bahkan juga seolah dia telah lama mengenalku. Walau sebenarnya baru malam hari ini saya datang ke club karaoke ini serta berjumpa dengannya. 


Awal mulanya saya memanglah canggung, Namun makin lama jadi umum juga. Bahkan juga saya mulai berani meraba-raba serta meremas-remas pahanya. Memanglah dia kenakan rok yang cukup pendek, hingga beberapa pahanya jadi terbuka. 


Nyaris larut malam saya baru pulang. Sesungguhnya saya tidak umum pulang hingga tengah malam begini. Namun istriku tidak rewel serta sedikit ajukan pertanyaan. Selama malam saya tidak dapat tidur. Muka gadis itu masih tetap selalu membayang di pelupuk mata. Senyumnya, serta kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali pada masa remaja. 


Esoknya Saya datang sekali lagi ke club karaoke itu, serta nyatanya gadis itu juga datang kesana. Pertemuan ke-2 ini telah tidak membuatku canggung sekali lagi. Bahkan juga saat ini saya telah berani mencium pipinya. Malam itu akau betul-betul lupa pada anak serta istri dirumah. Saya bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kesempatan ini saya malah pulang mendekati subuh. 


Mungkin saja karna istriku tidak sempat ajukan pertanyaan, dan tidak rewel. Saya jadi keranjingan pergi ke club karaoke itu. Serta setiap saat datang, senantiasa saja gadis itu yang temaniku. Dia mengatakan namanya Reni. Tak tahu benar atau tidak, saya sendiri tidak perduli. Namun malam itu tidak seperti umumnya. Reni mengajakku keluar meninggalkan club karaoke. Saya menurut saja, serta berputar melingkari kota Jakarta dengan kijang creditan yang belum juga lunas. 


Tak tahu mengapa, mendadak saya miliki fikiran untuk membawa gadis ini ke satu penginapan. Benar-benar saya tidak menganggap sekalipun nyatanya Reni tidak menampik saat saya singgah di halaman depan satu losmen. Serta dia juga tidak menampik saat saya membawanya masuk ke satu kamar yang sudah kupesan. 


Jari-jariku segera bergerak aktif menelusuri tiap-tiap lekuk badannya. Bahkan juga berwajah serta lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang menghidupkan gairah. Saya mendengar dia mendesah kecil serta merintih tertahan. Saya tahu bila Reni telah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara. 


Perlahan-lahan saya membaringkan badannya diatas ranjang serta satu persatu saya menanggalkan baju yang dipakai Reni, sampai tanpa ada baju sekalipun yang menempel di badan Reni yang padat diisi. Reni mendesis serta merintih perlahan waktu ujung lidahku yang basah serta hangat mulai bermain serta menggelitik puting payudaranya. Sekujur badannya segera bergetar hebat waktu ujung jariku mulai menyentuh sisi badannya yang paling riskan serta peka. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah riskan itu. Namun itu telah cukup buat Reni menggelinjang serta makin bergairah. 


Terburu-buru saya melepaskan semua baju yang kukenakan, serta membimbing tangan gadis itu ke arah batang penisku. Tak tahu mengapa, mendadak Reni memandang wajahku, waktu jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Namun cuma sebentar saja dia menggenggam penisku serta lalu melepaskannya. Bahkan juga dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya. “Jangan, Omm…”, desah Reni tertahan, saat saya berusaha untuk buka kembali lipatan pahanya. “Kenapa? ” tanyaku sembari menciumi sisi belakang telinganya. “Aku…, hmm, aku…” Reni tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia jadi menggigit bahuku, tidak mampu untuk menahan gairah yang makin besar kuasai semua sisi badannya. Waktu itu Reni lalu tidak dapat sekali lagi menampik serta melawan gairahnya sendiri, hingga sedikit untuk sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, serta saya lalu merenggangkannya ke-2 belah pahanya yang putih mulus itu hingga saya dapat dengan senang nikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai terlihat merekah. 


Serta matanya segera terpejam waktu rasakan suatu hal benda yang keras, panas serta berdenyut-denyut mulai menyodok masuk liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat hingga buat batang penisku jadi susah untuk menembus lubang vaginanya. Namun saya tidak kehabisan akal. Saya memeluk badannya dengan erat hingga Reni waktu itu tidak dapat leluasa menggerak-gerakan sekali lagi badannya. Waktu itu juga saya menghimpit pinggulku dengan kuat sekali supaya seranganku tidak tidak berhasil sekali lagi. 


Berhasil!, demikian kepala penisku masuk liang vagina Reni yang sempit, saya segera menghentakkan pinggulku ke depan hingga batang penisku melesak kedalam liang vagina Reni dengan sepenuhnya, saat itu juga Reni memekik tertahan sembari sembunyikan berwajah di bahuku, Semua urat-urat syarafnya segera mengejang kaku. Serta keringat segera bercucuran membasahi badannya. Waktu itu saya sangat tersentak kaget, saya rasakan kalau batang penisku seolah merobek suatu hal didalam vagina Reni, serta ini sempat kurasakan juga saat malam pertamaku, waktu saya ambil kegadisan dari istriku. Saya nyaris tidak yakin kalau malam hari ini saya juga ambil keperawanan dari gadis yang demikian saya gemari ini. Serta saya seakan masih tetap tidak yakin kalau Reni nyatanya masih tetap perawan. 


Saya dapat ketahui saat kuraba di bagian pangkal pahanya, ada cairan kental yang hangat serta berwarna merah. Saya betul-betul terperanjat waktu itu, serta tidak menganggap sekalipun, Reni tidak sempat menyebutkannya mulai sejak awal mulanya. Namun itu semuanya telah berlangsung. Serta rasa terkejutku saat itu juga lenyap oleh tekanan gairah membara yang demikian berkobar-kobar. 


Saya mulai menggerak-gerakan badanku, supaya penisku bisa bermain-main didalam lubang vagina Renny yang masih tetap demikian rapat serta kenyal, Sesaat Reni telah mulai terlihat tidak kesakitan serta kadang-kadang terlihat di berwajah dia telah dapat mulai rasakan kesenangan dari beberapa gerakan maju mundur penisku seolah membawanya ke batas ujung dunia tidak bertepi. 


Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tidak ada unsur paksaan. Walau dia lalu menangis sesudah semua berlangsung, Serta saya sendiri terasa menyesal karna saya mustahil kembalikan keperawanannya. Saya memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sembari memeluk badan Reni yang masih tetap polos serta kadang-kadang masih tetap terdengar isak tangisnya. “Maafkan saya, Reni. Saya tidak paham bila anda masih tetap perawan. Semestinya anda katakan mulai sejak semula…”, kataku coba menghibur. 


Reny cuma diam saja. Dia melepas pelukanku serta turun dari pembaringan. Dia mengambil langkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja telah terdengar nada air yang menghantam lantai didalam kamar mandi. Sedang saya masih tetap duduk di ranjang ini, bertumpu pada kepala pembaringan. 


Saya menanti hingga Reni keluar dari kamar mandi dengan badan terlilit handuk serta rambut yang basah. Saya selalu memandanginya dengan beragam perasaan berkecamuk didalam dada. Bagaimanapun saya telah merenggut kegadisannya. Serta itu berlangsung tanpa ada bisa dihindari kembali. Reni duduk disisi pembaringan sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk beda. 


Saya memeluk pinggangnya, serta menciumi punggungnya yang putih serta halus. Reni menggeliat sedikit, namun tidak menampik saat saya membawanya kembali berbaring diatas ranjang. Gairahku kembali bangkit waktu handuk yang melilit badannya lepas serta terbentang panorama yang demikian menggairahkan datang dari keindahan ke-2 belah payudaranya yang kencang serta montok, dan keindahan dari bulu-bulu halus tidak tebal yang menghiasi di sekitaran vaginanya. 


Serta secepat kilat saya kembali menghujani badannya dengan kecupan-kecupan yang menghidupkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terganggu kembali. “Pelan-pelan, Omm. Perih…”, rintih Reni tertahan, waktu saya mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang ke-2 kalinya. Renny menyeringai serta merintih tertahan sembari mengigit-gigit bibirnya sendiri, waktu saya telah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetaplah serta teratur. 


Perlahan-lahan namun tentu, Reni mulai menyeimbangi pergerakan badanku. Sesaat beberapa gerakan yang kulakukan makin liar serta tidak teratasi. Sekian kali Reni memekik tertahan dengan badan terguncang serta menggeletar seperti tersengat kesenangan klimaks beberapa ribu volt. Kesempatan ini Reni menjangkau puncak orgasme yang mungkin saja pertama kalinya baru dirasakannya. Badannya segera lunglai di pembaringan, serta saya rasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, rasakan kesenangan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol serta tidak dapat menahan sekali lagi permainan ini.. sampai pada akhirnya saya rasakan kejatan-kejatan hebat dibarengi kesenangan mengagumkan waktu cairan spermaku muncrat berhamburan didalam liang vagina Renny. Akupun pada akhirnya rebah tidak bertenaga serta tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

Related Posts

Pelan-pelan Omm Perih ABG menahan gejolak diatas ranjang
4/ 5
Oleh