Rabu, 20 Desember 2017

Bertemu Wanita Misterius Kurasakan vaginanya basah

Bertemu Wanita Misterius Kurasakan vaginanya basah  Sesungguhnya dengan bercerita kisahku ini, saya flash back ke masa kecilku yang semestinya tidak bisa berlangsung pada umur anak-anak, karna mengakibatkan begitu jelek seperti yang telah kuceritakan di website ini dengan juga judul “Berburu Burung”. Mungkin saja ini yang dimaksud orang dengan dampak kejiwaan dari satu pelecehan seksual pada anak, serta menyebabkan riil saat memijak masa remaja. Oh ya, untuk yang belum juga tahu, namaku Fik, umurku 15 th., serta cerita yang kuceritakan di “Berburu Burung” sesungguhnya adalah sisi terburuk hidupku yang senantiasa membayangiku hingga saya katakan jadi cerita pertamaku, walau semestinya bila diruntut kebelakang ada yang melatari cerita itu, yakni peristiwa yang juga akan kuceritakan di bawah ini. 





Saat itu saya berusia 10 th., lebih sedikit, pokoknya kelas IV SD, cukup kecil mungkin saja, namun waktu tersebut peristiwa yang juga akan merubah hidupku berlangsung. Sesungguhnya, seperti anak-anak SD biasanya, pastinya belum juga tahu apakah itu alat kelamin, serta belum juga miliki perasaan atau prasangka beberapa macam jika seorang memerlihatkan atau menunjukkannya pada kita, saya percaya itu, tetapi satu hari, hal tersebut beralih sesudah peristiwa itu. 





Satu hari sesudah selesai belajar grup dengan rekan-rekan, saya punya maksud mengantar pulang satu diantara rekanku cewek, yang tempat tinggalnya agak jauh, sesaat kami umum belajar mulai habis maghrib sampai usai yang terkadang hingga jam 21 : 00 WIB, hingga tidak berani pulang sendirian. Dia umum kupanggil Na, umurnya sebaya denganku, cewek paling pandai di kelasku, hingga banyak grup belajar yang merebutkannya, serta mujur dia ingin jadi anggota grup kami. 





Cerita ini bermula dari sini, saya boncengkan dia pulang ke tempat tinggalnya dengan sepeda kecilku. Kukayuh bebrapa perlahan, enjoy saja lagian belum juga sangat malam untuk ukuran desaku, karna baru jam 20 : 00 lebih sedikit, serta malam itu rupanya agak ramai. Sampai pada akhirnya masuk jalan yang kanan-kirinya banyak ditumbuhi bambu. Ya, tempat ini yang ditakuti oleh Na, saya sich umum saja bila ada rekan, namun bila sendirian yang paling-paling ngebut waktu melewati jalan itu, ngeri sich. Tetapi, rupanya malam hari ini tidak sekian, karna tampak satu mobil juga akan melintas ke arah kami. Namun mendadak mobil itu berhenti dimuka kami serta selekasnya keluar seseorang wanita dari pintu kemudi, kuhentikan sepedaku, kelihatannya wanita itu ingin bertanya suatu hal pada kami. 





Rupanya sangkaan kami salah, wanita itu keluarkan pistol dari balik pakaiannya serta menodongkannya pada kami. Berdua kami terkejut serta ingin berteriak, namun urung terwujud kami telah diancam dengan suara serius, hingga kami juga menuruti saja apa maunya. Sepedaku juga dibuangkan ke semak-semak, hingga tidak mencurigakan, serta kami diminta masuk ke mobilnya. Didalam mobil Panther tersebut kami berdua kehilangan kesucian. 





Awalannya dia menyuruh kami duduk di kursi yang telah direbahkan, kami tidak paham juga akan diapakan, yang pasti lalu dia melepas pakaiannya satu persatu sembari selalu memandang kami berdua. Kami juga diam saja karna memanglah tidak paham tujuannya. Sesudah terlepas semuanya baju serta telanjang bulat, dia menyodorkan ke-2 puting susunya pada kami. Kami tidak ingin, namun selekasnya memperoleh ancaman sekali lagi, hingga kami juga sangat terpaksa mengerjakannya juga. Saya serta Na juga menghisap puting susunya berbarengan. Dia juga kelihatannya nikmati hisapan kami berdua sembari tangannya mengelus-eluskan selakangannya. Kami juga selalu mengerjakannya seperti yang dia ingin, sesaat payudaranya makin jadi membesar saja, dengan kadang-kadang dia meremas-remasnya sendiri, sampai betul-betul mengeras. 





Kami tersentak saat mendadak ke-2 tangannya mencapai selakangan kami, tapi tak ada yang dapat kami perbuat terkecuali menurut. Saya juga rasakan penisku diremas-remasnya hingga menegang, sesaat mulutku masih tetap menghisap puting payudaranya. Selang beberapa saat dia menyuruh kami berhenti menghisapnya. Tapi apa yang diperbuatnya, tangannya berpindah ke Na yang tengah kemampuanng, dibukanya bajunya satu persatu sampai telanjang bulat, demikian pula terhadapku. Hingga kami bertiga telanjang semuanya. Dia juga beraksi, mulai dengan Na dia menciumi sekujur badan Na, menghisap payudaranya, menjilati semua badannya serta menghisap dalam saat pas di selakangan Na. Na juga cuma bisa mendesis pasrah, sembari kadang-kadang menjerit kecil, bahkan juga menggelinjang bersamaan jilatan-jilatan wanita itu di badannya. Saya sendiri dimintanya mengocok penisku, saya tidak paham mesti dikocok semua, sesaat kurasakan penisku makin keras saja. 





Tidak lama kemudian dia berpindah ke arahku. Sesudah senang dengan Na, segera saja dia menciumiku, sampai saya rasakan kegelian di semua badanku. Pada akhirnya dia berhenti di pangkal pahaku, mempermainkan penisku yang telah mengeras serta lalu melumatnya. Saya rasakan perasaan beda waktu dia mendadak mengisap penisku. Saya juga cuma bisa mengerang serta berkelojotan kegelian, sesaat deru nafasnya juga makin tidak karuan saja. 





Lalu dia berhenti serta berpindah tempat. Saat ini dia yang berbaring, sesaat kami yang berdiri. Dia menyuruh Na duduk di perutnya membelakangi saya, Na juga menurut saja. Lalu dimintanya Na merebahkan badannya, hingga pas di payudaranya supaya kelak mengisapnya sekali lagi bertukaran, sesaat saya, dengan agak kasar serta sembari memegang penisku, dibimbingnya penisku ke arah selakangannya. Lalu saya diminta memasukkan penisku ke lubang di selakangannya serta menggerakkan badanku maju mundur di vaginanya. Serta tanganku ditempatkan pada dada Na agar saya meremas dadanya waktu dia berikan aba-aba untuk mulai dengan berbarengan kelak. 





Sesudah semuanya sudah diaturnya, dia juga menyuruh kami mulai. Sesuai sama apa yang dimintanya barusan, Na juga menghisap bertukaran payudaranya yang mengeras serta saya juga mengocokkan penisku di vaginanya. Kesempatan ini berwajah yang barusan serius beralih keseluruhan waktu kami lakukan seperti apa yang dimintanya. Dia mendesis, menggelinjang nikmati apa yang kami kerjakan dengan berbarengan, sekian kali dia memekik tertahan sembari menggelinjang menggoyangkan badannya. Mulutnya menganga serta kadang-kadang tangannya memegang pinggangku serta merapatkannya di badannya. Sesaat tanganku meremas-remas buah dadanya, hingga dia juga terkadang mengerang kegelian. Saya sendiri rasakan suatu hal yang aneh merambahi sekujur badanku. Saya tidak tahu apa yang berlangsung padaku, terlebih waktu kubenamkan penisku di vaginanya, rasa-rasanya seperti geli tapi di semua badanku, hingga dalam mobil itu yang terdengar cuma nafas yang terengah-engah yang terkadang diselingi erangan penuh kesenangan. 





Tapi itu tak bertahan lama, karena sesaat kemudian kurasakan tubuh wanita itu mengejang, menggelinjang tak karuan dan mengerang dengan nafas berkejaran. Kemudian tiba-tiba dia menjepitkan kakinya di tubuhku, sedangkan kedua tangannya memeluk erat kami berdua sambil mengerang panjang dan tubuhnya melemas. Sesaat kami dalam pelukannya, dan keringat kami pun membasahi tubuh kami bertiga, kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan dan mengenai penisku yang masih di dalam vaginanya. Dia kemudian melepaskan pelukannya sambil tersenyum simpul penuh makna.


Kemudian dia menyuruh kami berganti posisi lagi, kali ini Na yang ada di kursi, sementara aku berdiri dan wanita itu ada di belakangku. Dia kemudian menyuruhku memasukkan penisku ke vaginanya Na. Aku pun tidak dapat menolaknya. Aku pun memasukkan penisnya ke tubuh Na, Na pun menjerit kesakitan. Dengan sigap dia menyodorkan puting susunya ke mulut Na, sehingga Na tidak menjerit kesakitan lagi, dan aku pun menggoyangkan tubuhku sesuai perintah wanita itu, sementara terlihat darah mengalir dari vaginanya Na.


Sementara kami melakukan adegan itu, wanita itu duduk di belakang kami memperhatikan gerak penisku maju-mundur di vaginanya Na, dan kemudian membersihkan darahnya Na. Sedangkan kami pun tetap melakukan adegan tadi hingga kurasakan semakin enak saja, sepertinya Na juga merasakan hal yang sama sepertiku, karena dia tidak lagi menjerit, tapi mengerang dengan nafas naik turun. Tiba-tiba dari belakang Wanita itu menghentikan apa yang kami lakukan, sesaat dia menjilati penisku yang benar-benar lain rasanya dan menjilati juga vaginanya, kemudian kembali memasukkan penisku ke vaginanya Na dan menepuk bokongku untuk meneruskan lagi mengocok. Hingga tak lama kemudian kulihat Na semakin terengah-engah dan mulai menggoyangkan tubuhnya ke kanan ke kiri sepertinya tak tahan lagi menahan sesuatu yang mau keluar, sedangkan mulutnya menganga mengeluarkan suara erangan-erangan kecil.


Wanita itu melihat apa yang terjadi pada Na, langsung dia ikutan menjilati payudara Na, sehingga Na semakin tak karuan menggelinjang, dan akhirnya dia pun mengerang panjang sambil tubuhnya mengejang tak karuan. Aku pun semakin mempercepat kocokan penisku di vaginanya, dan dia pun kemudian kurasakan tubuhnya mengendur lemas dan terbaring di kursi. Kurasakan vaginanya basah oleh cairan yang mengalir dari dalam. Aku pun kemudian disuruh wanita itu mengeluarkan penisku dari vaginanya. Aku pun sudah dari tadi sebenarnya merasakan kenikmatan dari apa yang kulakukan, tapi ternyata rasa itu lama bertahan dalam tubuhku.


Kemudian wanita itu menyuruh Na untuk mengocok penisku dengan mulutnya dan mengisapnya. Ternyata rasa nikmat itu kembali merasuki tubuhku dan semakin memuncak, sementara hisapan-hisapannya semakin panjang saja, rupanya dia juga menikmatinya. Hingga saat dia mengisapnya sangat panjang, aku pun tak tahan lagi. Dan aku pun mengingatkan Na agar menghentikan apa yang dilakukannya, karena kukira aku mau kencing. Ternyata setelah Na menghentikan sedotannya, malah penisku kemudian diraih oleh wanita itu, dan dimasukkannya ke mulutnya. Dimasukkannya penisku hingga tak tersisa, kemudian dihisapnya dalam-dalam, hingga aku tak tahan lagi.


Seiring erangan panjangku, aku merasakan hal yang luar biasa, tubuhku menggigil merasakan kenikmatan yang tiada tara. Penisku yang sudah dikeluarkan dari mulut wanita itu menyemburkan cairan putih kental yang langsung dicegat oleh mulutnya lagi dan ditelannya. Bahkan cairan yang tak lain adalah sperma pertamaku itu yang masih tersisa di penisku pun dijilatinya hingga tak tersisa. Setelah itu kurasakan lemasnya tubuhku, demikian pula yang kulihat pada Na maupun wanita itu.


Kemudian dengan kasar dia menyuruhku segera berpakaian kembali. Setelah itu kami diberi minuman seperti jus jeruk, tetapi setelah beberapa saat kami minum, kami merasa ngantuk berat, kemudian tertidur dan tak sadarkan diri. Kami baru terjaga saat banyak orang mengerubungi kami sambil membawa lampu yang sangat terang. Kami bingung melihat kejadian itu, karena kami berdua tidak lagi di dalam mobil, tetapi sudah berada di semak-semak dekat rumpun bambu bersama sepedaku.


Aku pun bertanya kepada mereka, katanya kami baru saja dibawa gondoruwo. Tapi sebenarnya tidak, karena besoknya kami berdua merasakan kesakitan pada alat kelamin kami, dan ketika kembali ke tempat itu, di sana memang aku menemukan bekas ban mobil. Untung saja kejadian itu tidak diketahui oleh masyarakat yang lainnya. Hanya saja kejadian tersebut membuatku menjadi seperti mendapatkan tekanan perasaan bersalah terhadap Na. Bahkan setelah itu, kadang-kadang timbul keinginan untuk mengulanginya, sehingga sering aku melampiaskannya dengan onani, atau melamun sendiri di kamar karena dihantui perasaan itu.

Related Posts

Bertemu Wanita Misterius Kurasakan vaginanya basah
4/ 5
Oleh