Bercinta Dengan Mayat Sangat Cantik Cerita ini berlangsung sekitaran 5 th. waktu lalu, waktu saya masih tetap bekerja di satu rumah sakit swasta di kota Bandung. Pekerjaan saya memanglah sangat mengerikan, jadi penjaga kamar mayat. Terkecuali mesti melindungi keamanan serta ketertiban disana, saya harus juga bersihkan mayat-mayat kiriman dari beragam tempat di kota itu. Umumnya mayat-mayat itu yaitu korban kecelakaan jalan raya serta korban perkosaan tanpa ada dibarengi jati diri. Sebelumnya dimasukkan ke almari penyimpanan sesaat (karna menanti keluarga si mayat ambil jasad itu), saya mesti memandikan mayat-mayat itu di satu kamar mandi spesial. Serta anehnya, sekitaran 75 % dari mayat-mayat itu yaitu mayat wanita. Ada yang gendut, cantik, putih, hitam, serta ada pula yang bule.
Satu hari, rekanku Parto membawa masuk sesosok mayat wanita cantik dengan memakai ranjang dorong. “Van, ini mayat baru barusan dua jam waktu lalu wafatnya. Petugas Patroli Jalan Tol yang menemukannya. Mobilnya tabrakan. KTP-nya tak ada. Jadi kau mandikan serta taruh dahulu di almari.. Itu kata Pak Andi, direktur kita.. mampu tidak anda, Van.. ” godanya dengan mengedipkan matanya. Saya terkesima mendengarnya. Sepintas kulihat muka mayat itu. Pucat. Tapi tetaplah saja cantik sekali. Kutaksir ia berusia sekitaran 28 th.. Wah, masih tetap muda. Parto mendadak menepuk bahuku. “Sanggup tidak, Van.. kok melamun..? ”“Ya terang dong.. itu kan tugasku.. Masa anda yang mengerjakannya.. telah sana.. tinggalkan saja dia di dekat kamar mandi.. ”“Beres bos.. ” jawab Parto sembari cengengesan.
Sesudah Parto pergi, kulirik arlojiku. Jam 10 lewat 15 menit. “Besok, mungkin saja mayat ini juga akan di ambil oleh keluarganya. Jadi saat ini mesti kumandikan dahulu.. hmm.. ” fikirku cepat. Selekasnya saja kudekati mayat itu. Lantas saya mulai buka kaos yang dipakainya. Wah.., waktu kaos itu telah terbuka, kulihat sepasang bukit kembarnya yang begitu besar terbungkus BH berwarna krem. Tentu 36B nih. Karna saya percaya akan tidak ada sekali lagi, orang yang juga akan masuk ke ruang itu, terlebih semuanya pintu serta jendela telah terkunci rapat-rapat, jadi dengan bergegas kubuka pengait BH-nya. Dengan perlahan kuremas-remas buah dadanya yang membusung itu. Putingnya tampak kecoklatan. Menginginkan kuhisap kelak, tapi kelak sesudah kumandikan dengan bersih. Saya masih tetap terasa jijik dengan darah yang keluar dari keningnya. Tanpa ada terlalu lama sekali lagi, saya selekasnya buka semua baju wanita itu. Serta selekasnya kutaruh badan itu di kursi yang umum kugunakan untuk memandikan mayat. Serta, “Byur-byur-byur.. ” kusirami badan indah itu dengan air yang lumayan dingin.
Sebagian menit lalu, saya membawa mayat itu ke satu ranjang. Ya, di sanalah saya umum tidur. Ranjang simpel, tapi kasurnya sangat empuk. Letaknya di sudut ruang itu. Sesudah mayat itu terbaring dengan tempat yang menurutku bagus di ranjang itu, selekasnya kulucuti semuanya baju yang kukenakan. “Enaknya bagaimana ya..? Nah saya miliki inspirasi. Saya juga akan buka mulut mayat itu. Saya juga akan lakukan oral sex dengannya. ” fikirku. Dengan agak sulit, kubuka mulut wanita itu, kepalanya direbahkan ke samping kiri tempat tidur itu agar saya dapat dengan leluasa mengerjakannya. Dengan perlahan kuarahkan penisku yang mulai agak tegang ke mulutnya serta, “Bless.. clup.. clup.. ” terdengar nada kulit penisku bergesekan dengan bibirnya. Kudorong maju mundur dengan perlahan, merasa sangat nikmat. Sesaat ke-2 tanganku selalu saja meremas-remas payudara seksinya. Kiri serta kanan, kiri kanan berkali-kali.
Sesudah sekitaran 10 menit, saya lalu bergerak menuju pahanya. Kusingkapkan paha putih mulusnya lebar-lebar. Kuelus serta kuraba pahanya. Memanglah mulus. Kujilati ke-2 pahanya itu dengan lidah. Tak tahu bagaimana reaksinya apabila wanita ini masih tetap hidup. Mungkin saja ia juga akan membalas dengan menggelora karena rangsanganku ini. Entahlah, kulihat bulu-bulu kelaminnya demikian lebat serta tidak tercukur rapi. Dengan tangan kiriku, kusibakkan celah di pangkal pahanya. Serta kumasukkan jari manis ke dalamnya. Nampaknya masih tetap rapat. Jangan-jangan masih tetap perawan. Bermakna saya untung malam hari ini, bercinta dengan mayat perawan tulen.
Dengan nafsu yang telah menggelegak, kuraih penisku serta kuarahkan bebrapa perlahan ke liang vaginanya. Kuusap-usap penisku pada dinding luar vaginanya. Serta dengan 1x sentakan kutembakkan rudalku ke liang ajaib itu. Serta, “Bles.. clop.. clop.. clop.. ” separuh dari penisku masuk dengan sulit payah. Saya selalu menggenjot pantat serta selalu berupaya menusukkan penisku lebih dalam sekali lagi. Saya lalu berupaya merangsang diri supaya cepat orgasme dengan mengisap serta mengulum puting payudaranya. Penisku dengan gagahnya (pasti telah lebih keras serta lebih tegang saat ini) masuk keluar secara teratur. Muka mayat itu tampak seperti tersenyum. Ah, bebrapa janganlah ia menginginkan menyebutkan kalau ia nikmati permainanku.
1/2 jam berlalu, tapi belumlah ada sinyal tanda dalam diriku kalau saya juga akan orgasme. Mendadak saya memperoleh inspirasi. Saya mesti ganti tempat. Saya mengangkat badan mayat itu. Serta mendudukkannya di tepi ranjang. Gantian saya yang rebahan di kasur. Mayat itu berniat saya angkat supaya ia duduk diatas pahaku. Penisku tampak berdiri tegak seperti patung Monas. Serta pada akhirnya saya berhasil juga mendudukkannya diatas penisku. Hebatnya sekali lagi, penisku segera cocok masuk ke liang vaginanya. Saya mendorongnya dari bawah. Atas-bawah-atas-bawah.. jeb.. jeb.. bless.. bles.. jeb.. Kugerakkan badan kaku itu dengan berputar perlahan atau pergerakan ke atas serta ke bawah. Nyatanya lumayan, suatu hal dalam diriku seperti juga akan meledak. Serta benar, “Crot.. crot.. crot.. crot..! ” penisku rupanya telah tidak sabar sekali lagi untuk menyemprotkan maniku kedalam liang vagina mayat wanita itu.
Aduh, senang rasa-rasanya bercinta dengan mayat wanita itu. Sesudah semua usai, saya pindahkan mayat itu ke almari penyimpanan sembari mengharapkan semoga besok malam saya dapat ‘memakai’-nya sekali lagi untuk memuaskan birahiku. Tapi sangkaanku nyatanya salah. Esoknya, sekitaran jam 12 siang, si mayat itu di ambil oleh keluarganya. Rupanya namanya Yanthi Fifyanti. Seseorang developer tempat tinggal susun, di Bekasi. Ya telah, pokoknya saya telah nikmati badannya. Yang perlu saya mesti dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dalam melindungi mayat-mayat di kamar mayat itu.
Rupanya, nasib baik masih tetap berpihak padaku. Parto, kawanku kembali membawa sesosok mayat wanita yang baru wafat sebagian jam. Kesempatan ini si mayat lebih cantik serta lebih seksi. Kutatap sepintas ukuran payudaranya mungkin saja 38B. Tapi berwajah itu kelihatannya saya kenal. Tapi dimana ya..? Ah masa bodoh sekali lagi. Yang perlu, kelak malam, sesudah semuanya sepi, saya juga akan ‘mengerjai’-nya dengan senjata andalanku yang siap setiap waktu.
Seperti umum, kumandikan mayat baru itu dengan penuh semangat. Payudaranya betul-betul prima serta menantang. Saya meremasnya sembari menyabuninya. Putingnya lalu tampak berdiri tegak. Kok aneh.. apa dia merasakannya..? Jangan-jangan.. ah mustahil! Fikirku sekali lagi. Masa wanita ini berpura-pura mati. Oh ya, barusan memanglah saya lupa bertanya ke Parto, dari tempat mana petugas emergency peroleh mayat ini.
Sesudah sekitaran 1/2 jam, saya baringkan mayat itu seperti umum di kasur. Namun kesempatan ini saya oral sex dengan duduk diatas kepalanya. Mulutnya kubuka lantas kumasukkan senjata penisku. “Clop.. clop.. bless.. ” namun anehnya, mulut itu tanpa ada kuatur mendadak tutup sendiri sesudah penisku masuk semua ke dalamnya. Jadi mulutnya hanya cocok buat penisku. Saya jadi agak sulit bergerak maju mundur. Mendadak saja mata si mayat terbuka serta melotot ke arahku. Wah.. begitu terkejutnya saya.
“Anda.. Anda.. masih tetap hidup..? ” teriakku mendadak. “Benar.. ” sekonyong-konyong nada wanita itu berbunyi. Bulu kudukku segera merinding jadinya. Serta detik itu juga, saya lari tunggang langgang. Serta berteriak, “Hantu.. hantu.. tolong.., ada hantu.. ”
Parto yang tak tahu dari tempat mana timbulnya, menahan lariku di lorong rumah sakit yang gelap itu. “Ivan.. Van.. tenang dahulu..! ” sergahnya sembari menangkap badanku tidak untuk selalu lari. “Parto..! Anda berniat ya..? Masa orang belum juga jadi mayat, Anda bawa padaku..! Emangnya Saya ini apa.. huh..? ” tanyaku sembari melotot ke arahnya. “Van.. itu barusan Ibu Nancy, Kepala Lab Forency rumah sakit kita.. Kok Anda tidak ingat sich..? Masa dia dapat mendadak mati..? ”“Ya.. lalu apa maksud Kalian menipu Saya..? ” tanyaku geram sekali. “Tadi siang, sebentar sebelumnya mayat Yanti di ambil keluarganya, Ibu Nancy memeriksanya lagi.. serta ia menemukannya ada beberapa sisa pemerkosaan di vagina Yanti.. Ia berprasangka buruk kalau Anda yang mengerjakannya.. tapi Ia berjanji pada atasan kita kalau Ia akan tidak melaporkannya ke polisi.. jadi Ia menginginkan membuktikannya sendiri.., maka dari itu Ia menyuruhku untuk membawa ‘tubuh mayat’-nya ke Anda.. ”
Tanpa ada banyak berbicara sekali lagi dengan Parto, saya selekasnya pergi dari sana serta kembali pada kamar mayat, tempatku bekerja. Tidak kutemukan Ibu Nancy disana. Tak tahu apa yang juga akan disebutkan atasanku besok. Paling-paling sanksinya saya dipecat! Serta benar, esok paginya, saya dipecat tanpa ada memperoleh uang pesangon sepeser juga.
Kini setelah 5 tahun, aku tidak bekerja lagi di sana dan pindah ke kota kelahiranku, di Jawa Tengah. Aku bekerja wiraswasta. Aku menyediakan tubuhku untuk memuaskan wanita-wanita kesepian.
Bercinta Dengan Mayat Sangat Cantik
4/
5
Oleh
Unknown