Minggu, 28 Januari 2018

Aku Puas Dengan Gaya 69 Nikmat sekali mas Pinggulku kugoyang dengan liar

Aku Puas Dengan Gaya 69 Nikmat sekali mas Pinggulku kugoyang dengan liar  Satu hari pak Beni mengajak ke 2 balitanya liburan kerumah neneknya di luar kota untuk sekian hari. saya tidak di ajak. Tahu kalau abangnya tidak mengajak saya turut liburan, mas Budi senyum2 saja kepadaku, “Nes, ada peluang nih. Mas Beni pergi dengan anak2 serta anda tidak turut. Kita juga berlibur yuk”, ajaknya. “Mau kemana mas”, tanyaku. “Temenku, Adi, ngajak ke villanya. Dia ingin ajak ceweknya, Santi. Anda turut ya. Kita have fun lah di sana. Ingin kan”, tuturnya sembari tersenyum. Saya cuma tersenyum serta mengganggukkan kepala. 





Sorenya, mas Adi datang menjemput. Saya dikenalkan ke mas mas Adi serta dia mengenalkan Santi ke mas Budi serta saya. Mas mas Adi ganteng juga. Santi, montok banget. Masih tetap abg banget, kayanya lebih muda dari saya. Manis juga anaknya, kenakan jeans ketat serta tank top yang ketat hingga menonjolkan lekuk liku tubuhnya yang merangsang. Tangannya berbulu panjang serta tampak ada kumis tidak tebal di atas bibir cewek itu. Tentu jembutnya lebat sekali serta cewek yang kaya begini yang disenangi cowok2. Saya kenakan blus serta rok mini. mas Adi terlihat kagum pada keseksianku meskipun ada cewek yang tidak kalah montok disampingnya. Memanglah saya kenakan blus yang belahan dadanya rendah hingga belahan toketku menyembul keluar. “Berangkat yuk”, kata mas mas Adi. “Nes, mas Adi dari barusan ngeliatin anda selalu tuh” kata mas Budi berbisik. ”Ah.. Masa sih” jawabku tertawa. “Iya tuch.. Saksikan saja di kaca spion”. Memanglah kadang-kadang mas Adi melirik kaca untuk melihatku yang duduk di kursi belakang dengan mas Budi. Villanya tidaklah terlalu jauh. Karna telah malem, kita isi perut dahulu. Mas Adi membawa juga minuman dan makanan untuk makanan ringan di vila. Sesampai di vila, hari telah gelap. Segera sharing kamar, masing2 dengan pasangannya. Sesudah memasukkan barang bawaan ke kamar masing2, kita bercakap ber 4 di ruangan tamu. Mas Budi kayanya telah horny berat. Dia memelukku, mengelus2 rambutku serta pahaku yg tidak tertutup rok miniku yang terungkap. Dia berbisik ngajak saya masuk kamar. Saya ngikuti saja. “Duluan ya”, kata mas Budi pada rekannya. 





Di kamar, dengan ganas mas Budi selekasnya memelukku serta mencium bibirku serta menjilati leherku. Belahan toketku diusap2nya, blusku dibukanya, hingga saya cuma kenakan bra yang tidak tebal. Pentilku terlihat menonjol, telah mengeras. Perlahan-lahan dia menciumi toketku. Saya mulai mendesah perlahan-lahan saat pentilku dihisapnya dari balik braku. Sesudah senang nikmati toketku, dia menciumku kembali. “Kamu gantian dong, hisap kontolku” tuturnya sekali lagi. Kubuka retsleting celananya sekalian dengan CDnya, hingga kontolnya yang telah tegang membengkak mencuat keluar. Kontolnya mulai kukocok-kocok perlahan-lahan. Dia mendorong kepalaku ke arah kontolnya. “Isep Nes”, desahnya saat mulutku mulai mengulum kepala kontolnya. Kontolnya kukocok2 perlahan-lahan. “Nikmat Nes” erangnya. Dia menyibakkan rambut yang menutupi wajahku. “Terus Nes, enak banget, ” tuturnya sekali lagi. Akupun keluarkan kontolnya dari mulut serta mulai menjilatinya. Lalu kontolnya kujejalkan dalam mulutku. Dia mengelus-elus rambutku, saat mulutku memompa kontolnya. Dia sangatlah bernapsu sekali. Rok serta cd ku dilepasnya sehiongga saya sudah bertelanjang bulat. Dia duduk dikursi serta saya dimintanya duduk diatas pangkuannya sembari menghadap memunggunginya. Dia melepaskani pakaian yang tersisa. Dia menciumi pundakku, serta mengarahkan kontolnya yang telah berdiri tegak ke nonokku. “Ohhmas, besarnya. Enak, ahh, entotin Ines mas”, desahku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku, pergerakannya terbatas karna saya ada pangkuannya. Toketku yang berayun-ayun selaras enjotannya diremasnya. “Ohh, Mas, Enak Mas, Enjot selalu mas” kataku sembari melingkarkan tanganku ke belakang merengkuh kepalanya. Dia menciumku bibirku sebentar serta lalu mengisap toketku sembari selalu mengenjot nonokku. “Ohh mas, enak banget, besar banget” eranganku makin menjmas Adi, serta tidak lama saya juga menjerit. Badanku menggelinjang-gelinjang dalam dekapannya. Tidak lama, diapun mengerang nikmat saat ngecret dalam nonokku. Kamipun melepas capek sesaat sembari berciuman kembali. “Enak ya Mas” kataku. 





Saya masuk kekamar mandi sebagai satu dengan kamar tidur. Tak lama kemudian saya keluar sekali lagi cuma kenakan lilitan handuk dibadanku tanpa ada baju yang lain sekali lagi. “Udah siap sekali lagi ya Nes”, mas Budi menggangguku. “Iyalah mas, kan kita ke sini untuk ngentot. Kata mas ingin ngentotin Ines sampai 4 kali”, jawabku. Belahan dadaku sedikit tersembul di balik handuk yang tutup dada dan pahaku. Lihat itu kelihatannya dia napsu sekali lagi. Mengagumkan juga staminanya, tidak puas2nya dia ngentoti saya. Kontolnya telah berdiri tegang. Dia berbaring di ranjang. “Mas, ngelihatnya kok demikian sangat sich? ” kataku. “Nes, telah malam nih, kita tidur saja” tuturnya. ”Mau tidur atau nidurin Ines mas”, godaku. “Tidur sesudah nidurin anda sekali lagi dong”, jawabnya. Saya berbaring disampingnya, selekasnya lilitan handukku dilepaskannya hingga telanjang bulatlah saya. Toketku dielus2nya. “Nes, anda seksi sekali, mana binal sekali lagi jika sekali lagi dientot. Jika mas Beni serta anak2 pergi terus-terusan, saya dapat ngentotin anda setiap malem”, tuturnya merayu. Saya cuma tersenyum, tidak menjawab rayuannya. Elusan tangannya di toketku beralih jadi remasan remasan halus. “Mas “, saya memeluknya. Dia memelukku juga dan mencium bibirku. Dia demikian menggebu gebu melumat bibirku, kujulurkan lidahku dalam mulutnya. Nafasku jadi cepat dan tidak teratur. Sesudah sebagian waktu kami berciuman, saya menggeser tubuhku hingga saat ini telah ada diatas tubuhnya. Dia makin ganas saja dalam berciuman. Dia memeluk tubuhku rapat2 sembari menciumiku. 





Lalu saya menciumi lehernya serta selalu turun kearah dadanya. Dia berdesis “Nes, sshh”. Saya selalu menciumi tubuhnya, turun ke bawah serta saat hingga di sekitar pusarnya, kucium sembari menjilatinya hingga merasa sekali kontolnya semakin menegang. “Nes, aduuh” serta saya dengan perlahan-lahan selalu turun serta saat hingga di sekitar kontolnya, kucium serta kuhisap daerah seputarnya termasuk juga biji pelernya. “Sshh, Nes” tuturnya sekali lagi. Kontolnya telah ngaceng keras sekali, mengacung ke atas. Kupegang kontolnya serta kukocok perlahan pelan. Kontolnya kumasukkan kemulutku. “Aahh”, teriaknya keenakan. Saya selekasnya menaik turunkan mulutku pelan2 serta kadang-kadang kusedot dengan keras. “Nes, enaak. Mari dong Nes. Sini, saya juga kepingin”, tuturnya sembari menarik tubuhku. Saya tahu kemauannya serta kuputar tubuhku tanpa ada melepas kontolnya dari mulutku. Tempat nya saat ini 69 serta saya ada di atas tubuhnya. Nonokku yang dipenuhi jembut yang lebat dijilatinya. Saya menggelinjang setiap saat bibir nonokku dihisapnya. Dengan mulut yang masih tetap tersumpal kontolnya saya bergumam. Dia buka belahan nonokku pelan2 serta dijulurkannya lidahnya untuk menjilati serta mengisap hisap semua sisi dalam nonokku. Kulepas kontolnya dari mulutku sembari mengerang, “mas, ooh”, sembari berupaya menggerak gerakkan pantatku naik turun hingga kelihatannya mulut serta hidungnya masuk semua dalam nonokku. “Maas, selalu maas” Terlebih saat itilku dihisap, saya mengerang lebih keras “maas, teeruuss”. Itilku selalu dihisap hisapnya serta kadang-kadang lidahnya dijulurkan masuk dalam nonokku. Pergerakan pantatku makin menggila serta cepat, makin cepat serta pada akhirnya Mas, saya nyampee”, sembari menghimpit pantatku kuat sekali kewajahnya. Saya terengah engah. Perlahan-lahan lahan dia menggeser tubuhku kesamping hingga saya tergeletak ditempat tidur. Dengan masih tetap terengah2 saya menyebutnya, “Mas peluk Ines, maas” serta selekasnya saja dia memutar tempat tubuhnya lantas memelukku serta mencium bibirku. Mulutnya masih tetap basah oleh cairan nonokku. “Maas”, kataku dengan nafas nya telah mulai agak teratur. “Apa Nes”sahutnya sembari mencium pipiku. “Maas, nikmat banget ya dengan mas, baru dijilat saja Ines telah nyampe”, kataku manja. “Nes saat ini bisa tidak aku… “, sahutnya sembari meregangkan ke-2 kakiku. 





Mas Budi ambil ancang2 diatasku sembari memegang kontolnya yang dipaskan pada belahan nonokku. Perlahan-lahan merasa kepala kontolnya menerobos masuk nonokku. Dia mengulum bibirku sembari menjulurkan lidahnya dalam mulutku. Saya mengisap serta mempermainkan lidahnya, sesaat dia mulai menghimpit pantatnya pelan2 sehinggga kontolnya semakin dalam masuk nonokku serta blees, kontolnya telah masuk setengahnya dalam nonokku. Saya berteriak perlahan “aahh maass”sambil mencengkeram kuat di punggungnya. Ke-2 kakiku selekasnya kulingkarkan ke punggungnya, hingga kontolnya saat ini masuk semuanya dalam nonokku. Dia belum juga menggerakkan kontolnya karna saya tengah mempermainkan otot2 nonokku hingga dia terasa kontolnya seperti dihisap hisap dengan agak kuat. “Nes, selalu. Nes, enaak sekalii, Nes”, tuturnya sembari menggerakkan kontolnya naik turun dengan perlahan serta teratur. Saya dengan perlahan-lahan juga mulai memutar mutar pinggulku. Setiap saat kontolnya ditekan masuk dalam nonokku, saya melenguh “sshh maass”, karna kurasakan kontolnya menyentuh sisi nonokku yang terdalam. Karna lenguhanku, dia makin terangsang serta pergerakan kontolnya keluar masuk nonokku makin cepat. Saya makin keras berteriak2, dan pergerakan pinggulku makin cepat juga. Dia makin percepat pergerakan kontolnya keluar masuk nonokku. Saya melepas jepitan kakiku di pinggangnya serta mengangkatnya lebar2, serta tempat ini memudahkan pergerakan kontolnya keluar masuk nonokku serta merasa kontolnya masuk lebih dalam sekali lagi. Selang beberapa saat kurasakan rasa nikmat yang menggebu2, kupeluk dia makin kencang serta pada akhirnya “ayo mass, Ines ingin keluar maas”. “Tunggu Nes, kita sama sama”, sahutnya sembari percepat sekali lagi pergerakan kontolnya. “Aduhh maas, Ines tidak tahaan, maaas, ayoo sekarang”, sembari melingkarkan kembali kakiku di punggungnya kuat2. “Nes, saya jugaa”, serta merasa creeeeeeet…creeeeeet… crrreeettt.. pejunya muncrat keluar dari kontolnya serta tumpah di dalam nonokku. Merasa dia menghimpit kuat2 kontolnya ke nonokku. Dengan nafas yang terengah engah serta tubuhnya penuh dengan keringat, dia terkapar diatasku dengan kontolnya tetap masih ada di dalam nonokku. Sesudah nafasku agak teratur, kukatakan didekat telinganya “Mas, terima kasih ya. Ines senang banget baru saja, ” sembari kukecup telinganya. Dia tidak menjawab atau berkata apa pun serta cuma menciumi wajahku. Sesudah diam sebagian lama lantas saya diajaknya bersihkan tubuh di kamar mandi serta selalu tidur sembari berpelukan. 


Paginya aku terbangun kesiangan. Mungkin karena cape dientot aku tidur dengan pulas. Ketika terbangun dia sudah tidak ada disebelahku. Aku ke kemar mandi, membasuh muka dan sikat gigi, kemudian dengan bertelanjang bulat aku keluar kamar. Mas Budi sedang ngobrol dengan mas Adi dan Santi. Aku segera masuk ke kamar lagi, walaupun mas Adi sempat ternganga melihat kemolekan badanku yang telanjang. Aku mengenakan kimono punya mas Budi, sehingga kebesaran. Aku bergabung dengan mereka dimeja makan. Aku mengambil roti dan membuat kopi, yang lainnya kelihatannya sudah selesai sarapan. Mereka menemaniku sarapan sambil ngobrol santai. Kayanya Santi centil banget ngobrolnya dengan mas Budi. Setelah aku selesai sarapan, mas Adi mengajak berenang. Segera aku mengenakan daleman bikiniku. Mas Adi makin menganga melihat jembutku yang nongol dari balik CD minimku. “Nes, jembutnya lebat sekali”, katanya. “Suka kan mas ngeliatnya”, jawabku. “Jembut Santi juga pasti lebat, lebih lebat dari jembutku”. Santi sudah memakai bikininya juga. toketnya yang montok tidak tertutup oleh bra bikininya yang kekecilan, dan jembutnya benar lebih lebat dari jembutku, nongol dari samping dan atas CD bikininya yang sangat minim, lebih minim dari CDku. Mas Budi kayanya napsu banget lihat bodinya Santi. Aku mengerti sekarang skenarionya, kayanya mas Budi mau ngentot dengan Santi dan aku akan dientot mas Adi. Kulihat mas Adi menelan ludahnya memandangi bodiku. Mas Budi hanya memakai celana pendek dan kelihatan sekali kontol besarnya sudah ngaceng dengan keras. Mas Adi melepaskan pakaiannya sehingga hanya mengenakan CD saja. kontolnya juga sudah ngaceng, kelihatannya besar juga walaupun tidak sebesar kontol mas Budi. Kami menuju ke kolam renang di kebun belakang. Ada 2 dipan, dan letaknya berjauhan, di masing2 sisi kolam. Aku memilih salah satu dipan. Mas Budi sudah mulai menggeluti Santi di dipan satunya. mas Adi duduk disebelahku yang sudah berbaring di dipan. Dia mulai mengelus2 pundakku. Aku tau, dia pasti sudah napsu sekali. Segera saja kuelus2 kontol mas Adi dari luar CDnya, kemudian kuremas perlahan. “Kontol mas besar juga ya”, kataku sambil makin keras meremas kontolnya. Tanganku menyusup kedalam CDnya dan langsung mengocok2 kontolnya. ngacengnya sudah keras banget. “Aku lepas ya CD nya”, kataku sambil memelorotkan CDnya. Kontolnya yang lumayan besar langsung ngacung keatas. Aku udah gak sabar pengen merasakan kontolnya keluar masuk nonokku. Aku duduk dan memeluknya serta mencium bibirnya. Mas Adi langsung memelukku kembali, bibirnya pun menghisap2 bibirku sedang tangannya mulai meremas2 toketku yang sudah mengeras. Tangannya nyelip kedalam bra ku dan memlintir pentilku yang juga sudah mengeras. “Nes sudah napsu ya, pentilnya sudah keras. Nonoknya pasti udah basah ya Nes”, katanya lagi. Sepertinya dia sudah pengalaman juga dalam urusan perngentotan. Aku mulai menyentuh dan mengelus kontolnya “ya, pegang Nes” desisnya. Mas Adi sekarang yang berbaring sedang aku menelungkup diatasnya. Kontolnya mulai kujilat, kukocok sambil meremas biji pelernya. “Aku isep ya kontol mas, gede juga” kataku sambil menurunkan kepalaku dan memasukkan kontolnya ke mulutku. “Ohh sshh, nikmat banget Nes” erangnya. Aku menjilati kepala kontolnya, kuisep sambil terus kukocok2. Sesekali kumasukan semua kedalam mulutku sambil kukenyot. “Oohh, enak banget Nes” teriaknya keenakan. Aku berhenti menghisap kontolnya tapi terus kukocok2.”Isep lagi Nes, isep lagi, enak banget” katanya. Kembali kontolnya kukocok sambil kupelintir pelan. “sshh, ohh, eennaakk bbannggett Nes. enak banget, terus Nes” desisnya. Aku terus melakukan aktivitas tanganku. “Nes isep lagi donngg.. jangan pake tangan aja..ayo donk Nes” pintanya memohon. Aku hanya tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini benar benar hot isapanku, kepalaku bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tanganku terus mengocok dan memutar batang kontolnya. “Nes aku mau keluarr nih” katanya. Badannya mulai menegang. Aku terus menghisap kontolnya sambil terus memutar dan mengocok batang kontolnya yang makin menegang keras. “Terus Nes, isep terus” jeritnya. Aku terus menghisap kontolnya dan akhirnya “ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..”, pejunya muncrat dimulutku. kontolnya terus kuhisap. Terasa dia ngecret 5 kali didalammulutku. pejunya kuludahkan dan kubersihkan mulutku yang belepotan sisa pejunya. Dia duduk disebelahku dan mencium pipiku “Makasih ya Nes, enak banget deh” katanya sambil mencium pipiku lagi. “Ya udah mas istirahat dulu, Ines mau ambil minum dulu, mas mau minum apa?” tanyaku sambil menuju dapur. “Apa aja deh, nanti juga aku minum” jawabnya. Aku kembali dengan dua gelas minuman dan sebotol besar air mineral. Aku dan dia minum sambil nonton mas Budi yang sudah mulai ngentotin Santi. terdengar Santi teriak2 keenakan ketika kontol besar mas Budi keluar masuk mengejot nonoknya. Mas Adi memeluk pinggangku serta mencium leherku. “Sshh” aku mendesis. Tangannya meraba toketku, diremasnya pelan. Aku terangsang, yang sudah mulai berkobar sejak aku ngisep kontolnya, “Diremes2 dong mas, masa diraba doang sih” aku mulai mengerang.


Aku ditelentangkannya, bibirku dilumatnya. Aku balas mencium dengan penuh napsu. kontolnya kuelus dan kukocok lagi, ternyata sudah ngaceng lagi. Dia terus meremas toketku dan mulaimenjilati leherku lalu turun dan terus turun mencium belahan dadaku. “teruuss, buka braku mas, bbuukkaa!” kataku setengah berteriak. Dia terus turun menciumi badanku, dia menciumi nonokku dari balik CDku yang sudah basah karena lendir yang keluar dari nonokku. “aayyoo mas buka!” teriakku. Tapi dia terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan. Kembali dia mencium bibirku. Aku membalas ciumannya dengan penuh napsu. Dia menjilati telingaku. Pintar juga diamerangsang napsuku. toketku kembali diremas2nya. Tangan satunya terus menggosok itilku dari balik CDku. “Buka donk, sshh, Ines udah ngga tahan nih” desahku. Dia terus saja meraba, menjilat serta mencium toket serta nonokku. “Mas jahil ya” kataku sambil mencium bibirnya dengan hot. Kontolnya mulai ku remas dan kukocok. “Isep Nes. aku pengen diisep lagi” katanya sambil sedikit menarik kepalaku mendekati kontolnya. Aku terus mengocok sementara mulut dan lidahku terus menghisap dan menjilat kontolnya. Dia tidak tahan lagi, segera aku ditelentangkannya, sambil mencium leher dan pundakku. toketku diremasnya dan tangan satunya meraba nonokku. “Ngentot yuk. Ines udah ngga tahan lagi” desisku. Dia menarik ikatan braku dan juga CDku. toketku langsung diisepnya “iisseepp pentilnya, maas” desahku. Kemudian tanganku mendorong kepalanya kebawah “Jilat nonok Ines mas” desahku keenakkan karena dia sudah menjilati itilku dan menumpangkan kaki kiriku kepundaknya. Dia terus menjilati nonokku dan memasukan lidahnya dalam-dalam. “tteerruuss mas, yang dalem. Oohh Ines uuddaahh mmauu klluuaarr nniihh” jeritku sambil terus menekan kepalanya. Dia terus menghisap dan menjilati nonokku. “Ines nyampe, isep tteerruuss nonok Ines” aku bergetar dan menggelinjang menikmati jilatan-jilatan lidahnya di nonokku.


Dia dan menaiki aku.. tangannya memegang kontolnya dan mengarahkan ke nonokku. Ditekannya masuk. “kontol mas enak banget sih. Oohh, entotin Ines mas ” jeritku keenakan. Dia meremas pantatku dan tangannya yang satu lagi meremas toketku. Sebentar saja dienjot aku merasa sudah mau nyampe. “Ines udah mau nyampe, yang keras dong ngenjotnya, mas”, kataku. Mas Adi mencabut kontolnya, aku disuruhnya nungging dan kontolnya kembali disodokkan ke dalam nonokku dengan keras, langsung ambles semuanya. Nikmat sekali rasanya. Kembali dia mengenjotkan kontolnya dari belakang keluar masuk nonokku dengan keras. Berulang kali dia mengenjot kontolnya sehingga mentok di nonokku. “Nes. aku mau ngecret” jeritnya. “Bareng ya mas, Ines keluar”, aku menjerit panjang sementara dia makin memperkeras enjotannya. Akhirnya “Nes, aku mau ngecret”, jeritnya dan pejunya kembali muncrat, kali ini membanjiri nonokku. Aku telungkup dan dia menindihku. Lemes juga dientot pagi2 begini. Dia telentang, aku juga.


Sambil berbaring aku menoleh ke arah mas Budi, sepertinya mas Budi belum tuntas ngentotnya, gak tau kalo Santi udah nyampe atau belum. Mas Budi sepertinya mau mulai menancapkan lagi kontol besarnya ke nonok Santi yang terkapar di dipan. Dia meraba nonoknya dan sepertinya memainkan itilnya. Santi berdesah gak karuan “Mas, jilat mas!” Mas Budi kemudian menjilat dan pastinya mengulum itilnya. Santi ditunggingkan dan mas Budi berlutut di belakangnya dan menggesekkan kontolnya ke nonok Santi.”Mmaassuukkiinn mmaass”, jeritnya saat kontol mas Budi masuk ke nonoknya yang sudah basah.”teruss mas teruss, entotin Santi terus”. Mas Budi menggenjot Santi dengan ritme teratur. Setelah beberapa lama dengan doggy style “Santi nyampe mas”, jeritnya keenakan. Santi kemudian ditelentangkan dan mas Budi mengangkat kedua kakinya dan ditaruh dipundaknya. Dia kembali kontolnya dan menggenjot Santi lagi. Santi kembali mendesah2. Mas Budi meremas toketnya yang montok dan Santi terus mendesah “Mas nikmat banget mas, terus enjot yang keras mas, aah”, jeritnya lagi, rupanya Santi kembali nyampe. Cepet banget, pikirku. “Mas, nikmat banget ya ngentot sama mas, mana mas kuat banget ngentotnya. Santi sudah berkali2 nyampe, mas belum ngecret juga”, kata Santi sambil terengah2.


Mas Budi mencabut kontolnya yang masih keras dan menghampiriku, kayanya dia pengen ngecret dinonokku. Benar saja, aku yang sedang ditelentang langsung dinaikinya. Dia mengesek-gesekan kontolnya di nonokku, langsung saja napsuku bangkit lagi “masukin mas, mmaasuukiin dong” desahku berulang kali. Dia membalikkan tubuhku dan sehingga aku tengkurap. Perut bawahku diganjang bantal yang ada di dipan, kakiku direnggangkannya dan dia langsung menusukkan kontolnya ke nonokku. “aahh mas, eennaakk bbaannggeett” desahku. Dia menggenjotnya semakin cepat. Karena napsuku sudah bangkit sejak aku nonton mas Budi ngentotin Santi, aku merasakan sudah akan nyampe. Dia terus memompa kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras. “Terus mas, entot Ines yang keras mas, ach” desisku. Akhirnya aku nggak tahan lagi dan “Mas, Ines nyampee, aahh”, jeritku, badanku sampe bergetar saking nikmatnya. Dia masih saja menggenjot nonokku beberapa lamu, dan akhirnya , “Aahh, aku ngecret Nes”. Terasa sekali semburan pejunya beberapa kali dinonokku. Nikmat sekali rasanya. Mas Budi mengajakku masuk ke vilanya. “Mas, kok mas ngecretnya nggak di nonok Santi”, tanyaku. “Yang pertama udah di nonoknya, jadi yang kedua aku ngecretin aja di nonok kamu”, jawabnya. “Sekarang mau ngapain mas?” tanyaku. “istirahat sebentar ya, nanti kita main lagi”, jawabnya sambil berbaring di sofa. Luar biasa staminanya, seperti gak ada puasnya. Aku mengambilkan minuman untuknya dan duduk diubin disebelah sofa. Dia membelai2 rambutku, terus mengusap2 punggungku. Aku hanya menyenderkan kepalaku di dadanya, romantis sekali rasanya.


Sementara itu mas Adi dan Santi sudah menghilang, entah kemana. Tak lama lkemudian mas Adi keluar dan memberitahu bahwa makan siang sudah siap. Rupanya dia mempersiapkan makan siang. Lauknya sate kambing dan ada 4 botol minuman energi. Ada 4 gelas es batu juga. “Wah mas, hot banget makanan dan minumannya”, kataku. “Iya Nes, kan kita masih punya setengah hari lagi, biar kuat”, jawab mas Adi. Kami segera menyantap makanan itu. Selesai makan, kita santai sejenak. Mas Adi sepertinya masih mau menikmati empotan memekku, mulai melancarkan aksinya. Sementara itu mas Budi membawa Santi ke kamar.


Mas Adi duduk di sofa dan mengajakku duduk disebelahnya. Kemudian diciumnya bibirku, aku membalas ciumannya dan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dia mengemut lidahku dan tangannya sudah mulai meremas2 toketku, pentilku diplintir2nya. Diperlakukan seperti itu napsuku bangkit kembali, aku heran juga kenapa napsuku kali ini cepat sekali timbul. Pentilku diemutnya, ” Mass terruss emut pentil Ines maasss, enak”. Aku segera menyambar kontolnya, kuremas2, kukocok2 sampai akhirnya menegang lagi. “Mas, terusin diranjang yuk”, kataku sambil bangun. Dia tidak membawaku ke kamar tapi menelentangkan aku di meja makan. “Buat variasi ya Nes”, katanya sambil mulai mengelus itilku. Pahaku otomatis mengangkang dan diletakkan dipundaknya ketika itilku dikilik2 dengan jarinya. nonokku mulai basah lagi. “Mas, kalau gini terus Ines rasanya mau pingsan kenikmatan”. Kemudian dia mulai menjilati nonokku. Dia tau kalo aku dijilat nonoknya pasti napsuku lebih berkobar2 lagi. “aduhhh aku nggak kuat, masss, masukkin mas”. Aku mengangkat kakiku dan mengangkang lebar2. Dia segera mengamblaskan kontolnya ke nonokku. Nonokku berkedut2 ketika kemasukan kontolnya yang besar keras itu. “Enjot yang keras mas”, teriakku lagi. “Nes, nonok kamu ngempotnya kenceng banget, enak banget Nes”, katanya sambil memompa kontolnya keluar masuk nonokku, makin lama makin cepat. Akupun semakin aktif memutar-mutar pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolnya di nonokku, kutekan pantatnya dengan kakiku yang melingkari pinggangnya dengan keras hingga kontolnya rasanya masuk semakin dalam dinonokku. “Enak mas”, lenguhku lagi. Dia terus mengenjot sambil meremas toketku, sesekali dia mengemut pentilku. Nggak tau berapa lama dia mengentotiku, sampai akhirnya “Maas” jeritku sambil menjepitkan pahaku kuat2. kontolnya terus disodokan makin cepat dan akhirnya..Crot.. croot.. croot.. Terasa sekali muncratnya pejunya dinonokku. “Nikmat sekali mas”.


Selesai permainan hot itu, aku menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri dibawah shower. Tiba2 ada tangan yang memelukku, ternyata mas Budi. Dibawah shower kita saling berpelukan, saling menyabuni. toket dan kontol menjadi sasaran, mulanya dielus, akhirnya diremes2. Kontolnya keras lagi karena terus saja kuremas dan kukocok. Dia duduk diatas toilet, kontolnya sydah tegak mengacung keras. Aku duduk membelakanginya, kaki kukangkangkan dan mengarahkan kontolnya ke nonokku. Terasa sekali, perlahan kontolnya mulai lagi menyesaki nonokku. Dia menyodokkan kontolnya dari bawah keluar masuk nonokku. “Mas, enjot yang cepet mas”, rintihku saking nikmatnya. Pinggulku kugoyang dengan liar mengiringi keluar masuknya kontolnya di nonokku. Dia meremas2 toketku sambil menarik tubuhku kebelakang. Dia mencium bibirku dan aku membalas ciumannya. Cukup lama dia menyodok nonokku pada posisi itu sampai akhirnya dengan sodokan yang lebih cepat dan keras dia ngecret di nonokku. Akupun nyampe bersamaan dengan muncratnya pejunya. “Sst mas” jeritku dan dia memeluk aku dengan erat. Hingga beberapa saat dia masih memelukku, aku menikmati sensasi itu dengan berciuman lembut. “Trim’s ya mas, mas sudah membawa Ines ke surga kenikmatan, luar biasa weekend kali ini. Kapan2 Ines dientot lagi ya mas”, kataku. “Tentu saja Nes, aku juga merasa nikmat sekali ngentotin kamu. Nonok kamu jauh lebih nikmat dari nonoknya Santi, mana empotannya hebat lagi”, katanya memujiku. “Adi juga bilang lebih nikmat ngentotin kamu, kayanya Adi mau ngentotin kamu lagi deh kapan2. Aku jadi punya saingan”. “Kenapa saingan mas, Ines mau kok ngelayani mas berdua sekaligus. Ines pasti nikmat banget kalo diantri begitu”, jawabku. Mas Budi sambil tersenyum “Hebat kamu Nes, pinter banget muasin cowok”. Selesailah sensasi kenikmatan tukar pasangan.

Related Posts

Aku Puas Dengan Gaya 69 Nikmat sekali mas Pinggulku kugoyang dengan liar
4/ 5
Oleh