Selasa, 18 Juli 2017

Payudaraku tidaklah terlalu besar membuatku menggeliat, mendesah

Payudaraku tidaklah terlalu besar membuatku menggeliat, mendesah Vaginaku Demikian Sempit Buat Kontol Rico - Namaku Anggi, umurku 22 th.. Saya yaitu seseorang mahasiswi di satu diantara perguruan tinggi negeri di Jogja. Sekarang ini saya telah ada di tingkat akhir serta tengah dalam waktu penyelesaian skripsi. Sebelumnya saya mulai cerita yang juga akan jadi cerita indah bagiku, perkenankan saya mendeskripsikan diriku. Tinggiku 160 cm dengan berat 45 kg. Rambutku hitam panjang sepinggul serta lurus. Kulitku putih bersih. Mataku bulat dengan bibir mungil serta penuh. Payudaraku tidaklah terlalu besar, dengan ukuran 34 B. 



Satu bulan waktu lalu, seseorang lelaki umur 28 th. memohonku jadi pacarnya. Keinginan yang tidak mungkin saja saya tolak, karna dia yaitu sosok yang senantiasa ku mimpikan. Dia seperti pangeran bagiku. Tubuhnya yang tinggi serta atletis dan sorot matanya yang tajam senantiasa membuatku terpana. Namanya yaitu Rico, kekasih pertamaku. Rico telah bekerja di perusahaan swasta di Jogja. Rico begitu romantis, dia senantiasa dapat membawaku terbang tinggi ke dunia mimpi. 


Beberapa ribu rayuan yang mungkin saja terdengar gombal senantiasa seperti puisi di telingaku. Selama ini jalinan kami masih tetap umum saja. Sekian kali kami lakukan ciuman lembut didalam mobil atau waktu ada ditempat sepi. Namun lebih dari itu kami belum juga sempat. Sebenarnya, saya terkadang inginkan lebih darinya. Membayangkannya saja seringkali membuatku masturbasi. 


Hari ini (30 Maret 2010) pas satu bulan hari jadi kami. Rico serta saya menginginkan rayakan hari jadi itu. Sesudah diskusi panjang, pada akhirnya ditetapkan weekend kita liburan ke kaliurang. 


Sabtu yang ku tunggulah datang juga. Rico berjanji juga akan menjemputku jam 07. 00 WIB. Mulai sejak semalam rasa-rasanya saya tidak dapat tidur karna berdebar-debar. Untuk hari yang istimewa ini, saya juga pilih baju yang istimewa. Saya kenakan kaos tanpa ada lengan berwarna biru serta celana jeans 3/4. Rambut panjangku cuma dijepit saja. Karna takut kelak basah waktu bermain di air terjun, saya membawa sepasang pakaian ganti serta pakaian dalam. Tidak lama kemudia Rico datang dengan mobil honda jazz putihnya. Ahh,, Rico senantiasa terlihat menarik di mataku. Walau sebenarnya dia cuma menggunakan kaos hitam serta celana jeans panjang. 


“Sudah siap pergi, Nggi? ” saya juga mengangguk serta selekasnya masuk kedalam mobil. Perjalanan tidak menelan saat lama karna jalanan masih tetap cukup sepi. Sekitaran 45 menit lalu kita hingga di obyek wisata. Nyatanya pintu masuk ke ruang wisata masih tetap ditutup. 


“Masih tutup, mas.. Kita jalan dahulu saja ke tempat beda, bagaimana? ” tanyaku“Iya.. cobalah lebih ke atas. Siapa tau ada panorama bagus. ” 


Rico selekasnya menggerakkan mobilnya. Tidak demikian banyak panorama menarik. Demikian seputar terlihat sepi, Rico memarkir mobilnya. 


“Kita nunggu disini saja ya, sayang. Sembari makan roti coklat yang barusan saya beli. Kamu belum juga sarapan, kan? ”“iya, mas.. Anggi juga lapar” 


Sembari makan roti, Rico serta saya berbincang-bincang tentang beberapa tempat yang juga akan kami kunjungi. Tiba-tiba… 


“Aduh Anggi sayang, telah gede kok makannya belepotan seperti anak kecil,,, ” ucapnya sembari tertawa. Saya jadi malu serta ambil tisue di dashboard. Belum juga pernah saya bersihkan mukaku, Rico mendekat, “Sini, agar mas bersihin. ” Saya tidak berfikir beberapa macam. Namun Rico tidak ambil tisue dari tanganku, tetapi mendekatkan bibirnya serta menjilat coklat di sekitar bibirku. Oooh,, udara pagi yang dingin membuatku jantungku berdebar begitu kencang. 


“Nah, telah bersih. ” Ucap Rico sembari tersenyum. Namun berwajah masih tetap demikian dekat, begitu dekat, cuma sekitaran 1-2 cm dihadapanku. Sekuat tenaga saya mengatakan terima kasih dengan nada sedikit bergetar. Rico cuma tersenyum, lalu dengan lembut tangan kirinya membelai pipiku, menengadahkan daguku. Dapat ku saksikan matanya yang hitam memandangku, membuatku makin bergetar. Saya betul-betul berupaya mengatur nafasku. Saat itu juga, ciuman Rico mendarat di bibirku. Saya juga membalas ciumannya. Ku lingkarkan ke-2 tanganku di lehernya. 


Ku rasakan tangan kanan Rico membelai rambutku serta tangan kirinya membelai lenganku. Tidak berapakah lama, ku rasakan ciuman kami berlainan, ada gairah disana. Kadang-kadang Rico menggigit bibirku serta membuatku mendesah, “uhhhh…” refleks saya memperat pelukanku, memohon lebih. Namun Rico malah akhirinya, “I love you, honey” Lantas mengecup bibirku secara cepat serta melepas pelukannya. Saya berupaya tersenyum, “I love you, too”. dalam hati saya betul-betul malu, karna mendesah. Mungkin saja bila saya tidak mendesah, ciuman itu juga akan berlanjut lebih. Aaahh,,, bodohnya saya. Rico lantas menggerakkan mobilnya menuju obyek wisata. 


Kami bermain dari pagi sampai malam mendekati. Tidak merasa telah jam 19. 00 WIB. Sebelumnya kembali pada kota, kami makan malam dahulu di satu diantara restoran. Umum, tak ada makan malam cuma 1 jam. Usai makan, ku saksikan arlojiku telah tunjukkan jam 21. 30 


“Waduh, mas,,, telah jam segini. Kos Anggi dah tutup, nih. Anggi lupa pesen maw pulang telat. Bagaimana, ini? ”“Aduuh,, bagaimana, ya?? Gak mungkin saja juga kamu tidur di kos mas. ”“Uuuh,, bagaimana, dong?? ”“Udah, janganlah kuatir. Kita mencari jalan keluarnya sembari jalan saja. ”


Selama perjalanan aku benar-benar bingung. Di mana aku tidur malam ini??


“Sayang, kita tidur di penginapan aja, ya. Daerah sini kan banyak penginapan. Gimana?”“Iya deh, mas.. dari pada Anggi tidur di luar”


Tak lama kemudia Rico berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga murah. Tapi ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan banyak yang menginap. Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga kamar kosong. Tapi cuma satu.


Karena sudah hampir pukul 23.00 kami memutuskan mengambil kamar tersebut. Sampai di kamar, Rico langsung berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single bed. Aku sendiri karena merasa badna lengket, masuk ke kamar mandi untuk ganti baju. Selesai mandi, dalam hati dongkol juga. Kalau tau nginap begini, satu kamar, aku kan bisa bawa baju dalamku yang seksi. Terus pake baju yang seksi juga.


Soalnya aku cuma bawa tank top ma celana jeans panjang. Hilang sudah harapanku bisa merasakan keindahan bersama Rico. Selesai mandi, aku segera keluar kamar. Tampak Rico sudah tidur. Sedih juga, liat dia udah tidur. Aku pun naik ke atas kasur dan membuat dia terbangun.


“Dah selesai mandi, ya..”“Iya,, mas ga mandi??”“Ga bawa baju ganti ma handuk”“Di kamar mandi ada handuk, kok. Pake baju itu lagi aja, mas”


Rico mungkin merasa gerah juga, jadi dia pun mengikuti saranku. Gantian aku yang merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata tanpa berpikit apa-apa. Baru beberapa saat aku terlelap, ku rasakan ada sentuhan dingin di pipiku dan ciuman di mataku. Saat aku membuka mata, tampak Rico telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk membalut bagian bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas dan penampilannya membuatku menahan nafas.


“Ngga dingin mas, ga pake baju. Cuma pake handuk” Kataku dengan senyum penuh hasrat.


Tidak ada jawaban dari Rico. Dengan lembut dan cepat di rengkuhnya kepalaku dan kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi ciuman penuh gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan. Lidah kami saling bermain, mengisap, “mmmm…mmm..”


Ku lingkarkan tanganku di punggungnya, ku belai punggungnya. Tangan kananku lalu membelau dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil. Gerakanku ternyata merangsang Rico, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan badannya tepat menindihku. Rico mengalihkan ciumannya, ke telingaku, “aaah,,mmm,,”


Tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya dengan lembut, membuatku mendesah tiada henti


“aaah,,mm,, masss,,,uhh,,,” badanku sedikit menggeliat karena geli. Bisa ku rasakan vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Rico, kemudian masuk ke dalam tank topku, menjelajahi punggungku. Seakan mengerti apa yang dicari Rico, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat bibirnya penuh nafsu. Rico pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak ada 1 detik kait BH lepas. Ku rasakan tangan Nico langsung kembali ke badanku dan mmbelai langsung kedua payudaraku.


“aaah,,,uhhh,,,”“Sayang,,, tank topny dilepas, ya” ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh gairah. Tanpa persetujuan dariku, lepaslah tank top dan juga BHku. Bagian atasku sudah tak berbusana. Rico langsung menikmati kedua payudaraku. Di remasnya payudaraku,,, membuatku menggeliat, mendesah,


“aaah,,sss…maass,,uhhh,,,,” Erangan dari mulutku tampaknya membuat Rico semakin bernafsu, dia kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku, “aaaahh,,,,ohhh,,,,,mmmm,,,” aku mengerang, mendesah, menggeliat sebagai reaksi dari setiap tindakannya. Tangan kiri Rico membelai perutku dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk menikmati payudaraku yang mengeras.


Ku rasakan tanga kiri Rico cukup kesulitan membuka celana jeansku. Ku naikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan kaitan celana jeans dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Rico tanpa membuang waktu langsung menyusup ke dalam celana dalamku, membelai vaginaku yang sudah basah, “aaahh,,,maass,,aah,,teruus,,ssshh,,mmmmm”


Kurasakan Rico menekan klitorisku, “aaahh,,,,” membuatku semakin mendesah dan bergetar. Apalagi Rico masih mengisap puting payudaraku. Tidak lama kemudian ku rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku mengalami kontraksi dan aku menggeliat hebat, “AAAHHH,,,,,,” sambil memegang pinggiran tempat tidur menyambut orgasme pertamaku.


Rico tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku mengatur nafas, Rico berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua payudaraku, turun ke bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa geli penuh nikmat, “Oooh,,mass,,” Seakan tau apa yang ku inginkan, kedua tangan Rico melepas celana dalamku.


Tampakalah vaginaku yang memerah dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Rico kemudian memainkan lidahnya di vaginaku. Rico menjilati, mengulum vaginaku, membuatku menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi, “aaaaahh,,,,”. Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat menyenangakan.


Rico belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia membersihkan vaginaku, bisa kurasakan lidah Rico menerobos masuk dan menyerbu klitorisku. Nafasku semakin memburu dan dari bibirku a terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya.


“Aahh,, mas,,aah,,uuhh,,, eeenaakk,,mmm,,sss”


Aku sangat menikmati oral yang diberikan Rico. Kurasakan dorongan lidah Rico lebih dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam vaginaku terus mengalir tanpa henti. membuat Desahan yang keluar dari mulutku semakin kencang. Semakin lama Rico memberikan rangsangan di dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang semakin kuat. Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme.


Setelah orgasmeku reda, Rico dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah menindih badanku yang sudah telanjang bulat. Rico mengulum bibir dan lidahku. Tangan kiriku kemudian menarik handuk yang masih menutupi bagian bawahnya. Membuatku merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku semakin bergairah. Ciuman kami semakin basah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu.


Lidah Rico dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya. Lidahku membasahi mulut dan dagunya. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Rico membelai kepalaku dan tangan kirinya meremas-remas pantatku yang bulat.


“aaahh,, mass,,,”Rico tiba-tiba menghentikan cumbuannya, “sayang… aku mencintaimu, aku ingin kamu seutuhnya” dan mencium lembut bibirku yang sudah basah. Aku sudah terlalu dipenuhi gairah karena segala tindakan Rico. Hingga rasanya bicara aku sulit. Kulingkarkan kedua lengaku di leher Rico dan kuhisap kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera menanggalkan keperawananku dalam pelukan Rico.


Rico mengalihkan ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya, membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Rico mengusap vaginaku, membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat mengeras dimainkan oleh Rico. Jilatan Rico dari leherku terus kebawah hingga lidahnya menyentuh ujung puting susuku yang makin membuat aku mengerang tak karuan, “aaahh,,,oohh,,,mmm,,aahh”.


Sementara puting susuku yang satu lagi masih tetap dia pilin dengan sebelah tangannya. Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya menyentuh permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Rico tenggelam di dalam vaginaku setelah susah payah karena vaginaku yang sempit.


“Uuuh,,,aarggh,,,,” ku rasakan nyeri yang sangat hingga menangis.“Sakit ya, sayang… sabar, ya.. Ntar juga hilang kok” Rico menenangkanku, sambil mencium mataku yang mengeluarkan air mata. Setelah kurasakan vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Rico, Rico kemudian menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat.


Makin lama makin cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Tapi Rico yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah terlalu sensitif berkontraksi lagi..


“Sayaang,, aku sudah mau keluar, dikeluarin di mana?” tanya sambil terengah-engah.“Di dalam saja, mass,,” Toh, aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin di luar, pikirku.


Tak lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Rico. Ku rasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan tiada tara.


Rico kemudian merebahkan diri di sampingku dan memeluk erat tubuhku. Tubuh mungilku segera tenggelam dalam pelukannya. Tangan Rico dengan lembut membelai rambut panjangku, “Anggi sayang… Selamanya kita bersama ya, sayang.” dan ciuman lembut, romantis mendarat di bibirku.


“Iya, mas..” ku cium bibirnya lambat tapi sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke badannya. Ku lihat jam di kamar menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah dan kami pun tidur dengan pulas.


Pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar melalu jendela dan membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat wajah Rico karena baru pertama aku tidur dengan laki-laki. Tapi teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang. Perlahan, ku cium bibi Rico yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan Rico yang kemudian membalas ciumanku dengan lebih bergairah dan menggigit telingaku.


“Selamat pagi sayangku, cintaku,,” ucapnya.“Pagi,,,” ku cium lagi bibirnya dan tak lama kami pun saling mengulum bibir satu sama lai, dan memainkan lidah, menambah kenikmatan di pagi hari. Karena ingin sedikit iseng, ku lepas ciumanku


“Aku mandi dulu, ya…” belum sempat aku berdiri, baru duduk, Rico menarik perutku, menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk meninggalkan tempat tidur. “Nanti saja sayang..” Perlahan ciuman Rico dari perut naik menuju leherku, menjilatinya, membuatku mendesah nikamat, “aahh..mmm..”


Rico menjilati leherku dari belakang. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku dan tangan kirinya menekan vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang vaginaku, memainkan klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku terangkat, dan orgasme pertama pagi itu datang.


Dengan lembut Rico memangkuku. Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku melingkar di punggungnya. Kami pun berciuman dan Rico perlahan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Rico kemudian memompa penisnya, membuatku menggelinjang penuh nikmat. Sambil memainkan penisnya, Rico menikmati kedua payudaraku yang mengeras.


“aaah,,aah,,aahh,,” semakin lama, semakin cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali berkontraksi. Ku peluk kepala Rico dengan erat dan aku mengerang karena orgasme “Aaaaaaahhhh….” yang disusul dengan Rico yang juga mencapai puncaknya. Setelah itu kami bercumbu lagi beberapa saat kemudian baru mandi dan pulang ke kota meninggalkan seprei kamar yang basah karena cairanku dan Rico serta bercak darah pertanda hilangnya keperawananku.


Sebelum memulangkanku ke kos, kami mampir ke kos Rico untuk bercinta lagi. Sejak saat itu, setiap akhir minggu jika tidak ada kesibukan kami pasti check in di hotel untuk bercinta.


Kapan-kapan aku akan membagikan kisah cintaku yang lain bersama Rico tentunya. Kalau ceritanya kurang merangsang maaf, ya.. maklum baru pertama.

Related Posts

Payudaraku tidaklah terlalu besar membuatku menggeliat, mendesah
4/ 5
Oleh